Ungkit Operasi Mapenduma, TPNPB-WPLO Klaim Punya Bukti untuk Bawa Prabowo ke Mahkamah PBB

Senin, 5 Agustus 2024 06:47 WIB

Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto saat berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Rabu, 31 Juli 2024. REUTERS/Maxim Shemetov/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Diplomat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-West Papua Liberation Organization atau TPNPB-WPLO, John Anari mengungkit kembali operasi militer untuk pembebasan Tim Ekspedisi Lorentz 1995 di Mapenduma, Jayawijaya, Irian Jaya--sekarang Papua, pada 28 tahun silam. Dia mengklaim memiliki bukti militer Indonesia menghabisi masyarakat pribumi di Geselema, Mimika.

Operasi Mapenduma ini dipimpin oleh Komandan Jenderal Kopassus kala itu, Brigadir Jenderal TNI Prabowo Subianto. Organisasi Papua Merdeka atau OPM menyandera sebelas peneliti dari Tim Ekspedisi Lorentz '95.

Ia menuding, dalam operasi itu, pasukan TNI di bawah komando Prabowo membawa tentara bayaran dari Inggris dan menggunakan helikopter untuk menyerang masyarakat pribumi di Geselema. "Dan saya punya video dokumenter asli milik tawanan," ujarnya, Minggu, 4 Agustus 2024.

Video dokumenter itu, kata dia, akan dijadikan bukti untuk menyeret Prabowo--Komandan Jenderal Kopassus, ke pengadilan keadilan internasional atau Mahkamah Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB.

Prabowo memimpin operasi militer pembebasan sebelas sandera itu dari OPM sejak 8 Januari 1996. Operasi pembebasan sandera ini berakhir 130 hari setelahnya, yakni pada 9 Mei 1996.

Advertising
Advertising

Pensiunan jenderal bintang tiga melatih anak buahnya secara spartan selama menunggu negosiasi damai operasi pembebasan sandera tersebut. Menurut dia, pembebasan sandera dengan operasi bersenjata 50 persen akan gagal.

Karena itu, ia menilai jalan damai harus diprioritaskan untuk membebaskan belasan sandera tersebut. Prabowo lantas mengajak pihak netral, termasuk Palang Merah Internasional untuk membantu operasinya.

"Saya sempat diejek beberapa senior saat itu, disuruh membebaskan kok malah negosiasi," kata Prabowo, dua dekade lalu, dikutip dari laporan Majalah Tempo.

Namun upaya damai pembebasan sandera itu mengalami kebuntuan. Pentolan OPM kala itu, Kelly Kwalik berkukuh meminta agar pemerintah Indonesia harus mengakui kemerdekaan Negara Melanesia Barat.

Kebuntuan jalan damai itu memberi lampu hijau bagi Prabowo dan pasukannya terbang menuju Mapenduma, tempat para sandera disekap OPM. Empat hari usai mendarat, satu unit pemukul Kopassus menjepit gerombolan OPM. Upaya ini membuat sembilan sandera selamat, tetapi dua sandera lainnya tewas di tangan OPM.

Sedangkan dari pihak TNI tercatat lima anggotanya tewas akibat jatuhnya satu unit helikopter ketika penyerbuan berlangsung. Sementara delapan orang dari OPM tewas dalam pertempuran jarak dekat itu.

Pertempuran antara TNI dan OPM membuat penduduk mengungsi. Laporan Majalah Tempo edisi 30 Maret 2019 melaporkan, seorang kepala desa di Mbua yang ditemui Tempo di Wawena mengatakan saat operasi Mapenduma itu dia masih duduk di kelas 5 sekolah dasar. Menghindari pertempuran, bocah itu mengungsi ke hutan.

Saat kembali ke rumahnya dari pengungsian pada 1996 itu, si kepala desa mengaku menyaksikan beberapa mayat bergelimpangan dan membusuk. Sebagian jenazah malah sudah menjadi makanan bintang. Tentara disebut menguasai Mapenduma.

Cerita itu turut dikuatkan oleh salah satu pengakuan penduduk setempat, Natina. Dia berujar bahwa menyaksikan langsung penyanderaan tersebut. Bahkan, ujarnya, ia kerap mengantarkan makanan untuk para sandera dan penyandera.

Menurut dia, aktivitas penduduk berjalan normal meski penyanderaan itu terjadi di wilayahnya. Namun ketika Prabowo dan tim pemukulnya bertempur dengan OPM, situasi berubah. "Kami ditembaki dari udara," katanya.

Natina mendengar cerita dari sejumlah mama tua bahwa terjadi kekerasan di Mapenduma. Ia sendiri mengaku menyaksikan aparat memukuli para pemuda berambut keriting dan berkulit legam.

Ayah Natina, seorang guru dan pelayan gereja juga ditahan selama sekitar sepekan. Penyebabnya, nama ayah Natina mirip dengan anggota OPM yang dicari tentara. Keluar dari penjara, kata Natina, ayahnya terlihat kurus dan lebih sering diam.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer Cenderawasih saat itu, Kolonel Muhammad Aidi mengatakan, operasi di Mapenduma murni pembebasan sandera. "Tak ada serangan terhadap sipil. Justru beberapa penduduk lokal membantu tentara dengan menunjukkan jalan," ujarnya.

MAJALAH TEMPO

Pilihan editor: Rukki Sebut 10 Anggota DPR Diduga Terlibat Dalam Pelemahan Pasal Pengendalian Tembakau

Berita terkait

Kata Akademisi Soal Partai Buruh Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Kata Akademisi Soal Partai Buruh Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Buruh optimistis klaster ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja dapat menjadi perhatian pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Masuk Tidaknya di Kabinet Prabowo, Sandiaga Uno: Harus Iso Rumongso

2 jam lalu

Soal Masuk Tidaknya di Kabinet Prabowo, Sandiaga Uno: Harus Iso Rumongso

Sandiaga Uno menyadari posisi politiknya saat ini sehingga terkait formasi menteri di kabinet Prabowo ia tak terlalu berharap banyak.

Baca Selengkapnya

UU Kementerian Disahkan: Prabowo Bebas Tambah Kementerian di Pemerintahan

2 jam lalu

UU Kementerian Disahkan: Prabowo Bebas Tambah Kementerian di Pemerintahan

Berkat RUU Nomor 39 Tahun 2008 yang disahkan DPR, Prabowo bisa tambah kementerian dalam jumlah tak terbatas

Baca Selengkapnya

Prabowo: Direncanakan Bertemu Megawati, Diskusi dengan SBY, dan Dukungan Partai Buruh

4 jam lalu

Prabowo: Direncanakan Bertemu Megawati, Diskusi dengan SBY, dan Dukungan Partai Buruh

Prabowo mengajak kelompok buruh termasuk yang tergabung dalam Partai Buruh untuk bersama-sama memperjuangkan ekonomi berbasis Pancasila

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pendiri Sec Bowl Kuningan Janji Biayai Perawatan Medis Pelanggan, DPR Sahkan UU APBN 2025

4 jam lalu

Terkini Bisnis: Pendiri Sec Bowl Kuningan Janji Biayai Perawatan Medis Pelanggan, DPR Sahkan UU APBN 2025

Founder Sec Bowl Rius Vernandes berjanji untuk menjalankan bisnis tersebut dengan baik.

Baca Selengkapnya

Said PDIP Sebut Pertemuan Megawati dan Prabowo Tak Akan Bahas Bagi-bagi Kekuasaan

4 jam lalu

Said PDIP Sebut Pertemuan Megawati dan Prabowo Tak Akan Bahas Bagi-bagi Kekuasaan

Said Abdullah menegaskan bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo tidak akan membahas soal bagi-bagi jatah kekuasaan.

Baca Selengkapnya

SBY Bertemu Prabowo di Kertanegara, Dahnil Anzar: Diskusi Biasa

6 jam lalu

SBY Bertemu Prabowo di Kertanegara, Dahnil Anzar: Diskusi Biasa

Dahnil menyebut pertemuan Prabowo dengan SBY di Kertanegara hanya berdiskusi biasa saja.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Bilang Jatah Menteri di Kabinet Prabowo Bukan Prioritas Nasdem

6 jam lalu

Surya Paloh Bilang Jatah Menteri di Kabinet Prabowo Bukan Prioritas Nasdem

Surya Paloh mengungkap alasan partainya tidak terlalu mementingkan kursi kabinet.

Baca Selengkapnya

PDIP: Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo hingga Komentar Soal Kabinet Zaken

6 jam lalu

PDIP: Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo hingga Komentar Soal Kabinet Zaken

Juru bicara PDIP Chico Hakim mengatakan, pertemuan Megawati dan Prabowo masih diupayakan

Baca Selengkapnya

SBY Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara Siang Ini

6 jam lalu

SBY Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara Siang Ini

SBY tampak mendatangi kediaman Prabowo pada siang hari ini. Belum diketahui apa topik pembicaraan mereka.

Baca Selengkapnya