43 Tahun Lalu Kepergian Buya Hamka Ulama yang Sastrawan

Kamis, 25 Juli 2024 08:08 WIB

Museum kelahiran Buya Hamka di danau maninjau, Agam, Sumatra Barat. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 24 Juli 1981, Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Buya Hamka. 43 tahun yang lalu, ulama, sastrawan, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama ini mengembuskan napas terakhirnya. Buya Hamka adalah sosok yang tidak hanya dihormati karena ilmu dan kebijaksanaannya tetapi juga dicintai karena ketulusan dan dedikasinya terhadap agama dan bangsa.

Profil Buya Hamka

Abdul Malik Karim Amrullah, yang dikenal dengan nama Hamka dan bergelar Datuk Indomo, lahir pada 17 Februari 1908 di Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat. Buya Hamka, begitu ia akrab disapa, merupakan seorang ulama dan sastrawan Indonesia ternama. Ia adalah anak sulung dari empat bersaudara, lahir dari pasangan Abdul Karim Amrullah dan Safiyah. Sewaktu kecil, ia mengikuti kepindahan keluarganya ke Padang Panjang.

Di Padang Panjang, pada tahun 1916, Buya Hamka bersekolah di sekolah desa dan mengikuti kelas agama sore hari. Ketika berusia 10 tahun, ayahnya mendirikan Sumatra Thawalib di Padang Panjang, dan ia dimasukkan ke sekolah tersebut untuk mendalami ilmu agama, bahasa, dan kitab-kitab klasik.

Selain pendidikan formal, Buya Hamka juga belajar agama di surau dan masjid dari ulama terkenal. Kecintaannya pada membaca memperkaya pengetahuannya dalam berbagai bidang seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan politik.

Advertising
Advertising

Dengan kemampuan menulisnya, Hamka berkontribusi pada sastra Indonesia melalui karya-karya seperti Si Sabariah, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Keahliannya dalam bahasa Arab memungkinkannya meneliti karya ulama dan pujangga Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, dan Abbas Al-Aqqad. Ia juga mengkaji karya sarjana Barat seperti Albert Camus, Karl Marx, dan Sigmund Freud melalui terjemahan bahasa Arab.

Kilas Balik Wafatnya Buya Hamka

Pada tahun 1981, setelah mengundurkan diri sebagai Ketua MUI, kesehatan Buya Hamka mulai memburuk. Mengikuti anjuran dokter, beliau dirawat inap di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Pada hari keenam perawatannya, beliau sempat melaksanakan salat Dhuha dengan bantuan putrinya untuk bertayamum.

Namun, pada siang harinya, dokter menyatakan bahwa Buya Hamka dalam keadaan koma karena ginjal, paru-paru, dan saraf sentralnya sudah tidak berfungsi lagi. Kondisinya hanya bisa dipertahankan dengan alat pacu jantung. Pada 24 Juli 1981, pukul 10.37 WIB, dalam usia 73 tahun, keluarganya sepakat untuk mencabut alat pacu jantung tersebut, dan tak lama kemudian, Buya Hamka mengembuskan napas terakhirnya.

Jenazah Buya Hamka disemayamkan di rumahnya di Jalan Raden Fatah III, di mana banyak pelayat datang untuk memberikan penghormatan terakhir, termasuk Soeharto, Adam Malik, dan Emil Salim. Setelah itu, jenazahnya disalatkan di Masjid Al Azhar sebelum dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman dipimpin oleh Menteri Agama, Alamsyah Ratu Perwiranegara.

Di akhir hidupnya, Buya Hamka berhasil menginspirasi dan mempengaruhi generasi muda Islam untuk mengikuti jejaknya. Ia menyelesaikan karya besar, yaitu menulis Tafsir Al-Azhar yang terdiri dari 30 jilid. Ulama yang wafat pada usia 73 tahun ini meninggalkan tidak kurang dari 94 karya buku yang mencakup berbagai tema seperti sastra, agama, sejarah, dan filsafat. Tidak mengherankan jika masyarakat Indonesia mengenal Buya Hamka sebagai seorang sastrawan dan ulama terkemuka di Nusantara.


SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I RACHEL FARAHDIBA REGAR

Pilihan Editor: Kisah Soekarno Minta Buya Hamka Menyalatkan Jenazahnya

Berita terkait

Profil Annisa Suci Ramadhani, Calon Tunggal Bupati Dharmasraya Lawan Kotak Kosong

12 jam lalu

Profil Annisa Suci Ramadhani, Calon Tunggal Bupati Dharmasraya Lawan Kotak Kosong

Annisa Suci Ramadhani usia 34 tahun merupakan calon tunggal Bupati Dharmasraya Sumbar, melawan kotak kosong.

Baca Selengkapnya

Pilkada Dharmasraya Akhirnya Hanya Diikuti Calon Tunggal, Meninggalkan Misteri

2 hari lalu

Pilkada Dharmasraya Akhirnya Hanya Diikuti Calon Tunggal, Meninggalkan Misteri

Pengalihan dukungan PKS dan NasDem terhadap Adi-Romi membuat Pilkada Dharmasraya akhirnya hanya diikuti calon tunggal.

Baca Selengkapnya

Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

2 hari lalu

Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

Belum tuntas kasus pembunuhan Vina, publik menyoroti pengungkapan pembunuhan Nia gadis penjual gorengan di Padang Pariaman.

Baca Selengkapnya

Melihat Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Tepian Danau Maninjau

4 hari lalu

Melihat Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Tepian Danau Maninjau

Museum ini berisikan barang-barang pribadi dari Buya Hamka seperti tongkat, jubah, dan buku-buku

Baca Selengkapnya

Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

5 hari lalu

Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

Identitas pelaku pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan, sudah mengerucut

Baca Selengkapnya

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

6 hari lalu

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

Nia gadis penjual gorengan itu hilang selama tiga hari, hingga jasadnya ditemukan terkubur dalam kondisi tanpa buasan.

Baca Selengkapnya

Ulama di Banten Dukung Andika-Airin

11 hari lalu

Ulama di Banten Dukung Andika-Airin

Para ulama di Banten secara terbuka menyatakan dukungan kepada pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Serang, Andika Hazrumy-Nanang Supriatna

Baca Selengkapnya

Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

21 hari lalu

Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

jembatan gantung jalur evakuasi jika terjadi tsunami di Pasaman Barat ambruk mengakibatkan sembilan sepeda motor jatuh terperosok ke sungai.

Baca Selengkapnya

Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

21 hari lalu

Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

Dua polisi dan satu warga sipil di Padang Pariaman melakukan perampokan terhadap mobil pengisian ATM

Baca Selengkapnya

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

28 hari lalu

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

Mahasiswa se-Sumatera Barat adakan aksi Kawal Putusan MK di depan gedung DPRD Sumbar. BEM KM Unand berharap DPR mendengarkan aspirasi rakyat.

Baca Selengkapnya