Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Soekarno Minta Buya Hamka Menyalatkan Jenazahnya

image-gnews
DOK. TEMPO/Ed Zoelverdi
DOK. TEMPO/Ed Zoelverdi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Haji Abdul Malik Karim atau Buya Hamka merupakan sosok yang dikenal sebagai seorang ulama, sastrawan, sekaligus politikus Indonesia. Sebagai wartawan, Buya Hamka pernah mendirikan sejumlah media. Sedangkan sebagai sastrawan, karyanya yang terkenal adalah Di Balik Lindungan Kabah dan Tenggelamnya Kapal van der Wijck.

Namun, karier Buya Hamka kurang moncer di jalur politik. Bahkan, Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau Partai Masyumi yang diikuti Buya Hamka menjadi sebab ketidakharmonisan hubungannya dengan Presiden Soekarno kala itu. Pasalnya, Masyumi mengkritisi sistem demokrasi terpimpin yang diusung Soekarno kala itu.

Soekarno Meminta Buya Hamka Menyalatkannya Jika Ia Meninggal

Bahkan kemudian, Buya Hamka dituduh berencana menggulingkan pemerintahan bahkan berencana membunuh Soekarno, sehingga ia diciduk dari rumahnya ke tahanan Sukabumi pada 27 Januari 1964, saat puasa Ramadan. Saat itu ia baru pulang memberikan pengajian mingguan di Masjid Al-Azhar.

Buya Hamka sempat dipenjara selama dua tahun empat bulan atas perintah Soekarno, tanpa pengadilan yang semestinya. Buku-bukunya dilarang terbit dan diedarkan. Menjelang berakhirnya kekuasaan Soekarno, barulah Buya Hamka dibebaskan pada Mei 1966.

Kendati Soekarno adalah sosok dibalik Buya Hamka dijebloskan ke bui, Buya Hamka-lah yang menyalatkan jenazah Soekarno sebelum dikebumikan. Kisah itu diceritakan ulang oleh Irfan Hamka, anak Buya Hamka dalam buku memoar tentang Hamka berjudul Ayah… Kisah Buya Hamka (2013). Sekitar empat tahun berselang setelah dibebaskan dari penjara, tepatnya pada 16 Juni 1970, Buya Hamka dihubungi oleh ajudan Presiden Soeharto, Mayjen Soeryo.

Soeryo saat itu datang ke rumah Buya Hamka membawa pesan dari keluarga Soekarno untuknya. Rupanya, pesan itu merupakan pesan terakhir dari Soekarno, yang berisikan permintaan agar Buya Hamka menjadi imam salat jenazahnya. “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam salat jenazahku. Demikian kurang lebih pesan Soekarno kepada keluarganya,” tulis Irfan.

Rupanya Buya Hamka tidak mengetahui bahwa Soekarno telah wafat. Menerima pesan tersebut, Hamka lalu bertanya kepada Soeryo, “Jadi beliau sudah wafat?” “Iya, Buya. Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD, sekarang jenazahnya telah dibawa ke Wisma Yaso,” jawab Soeryo. Tanpa berpikir panjang, Buya Hamka langsung bergegas menuju Wisma Yaso. Di sana, telah banyak pelayat berdatangan, antara lain Presiden Soeharto dan beberapa pejabat tinggi.

Hamka dengan mantap menjadi imam salat jenazah Soekarno. Dengan ikhlas, ia menunaikan pesan terakhir Soekarno, mantan presiden yang telah memenjarakannya. Buya Hamka tidak pernah dendam kepada orang yang pernah menyakitinya. Sebab, menurutnya dendam itu termasuk dosa. “Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa itu semua merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan kitab tafsir Alquran 30 juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk menyelesaikan pekerjaan itu,” kata Buya.

Padahal, selama di penjara, Buya Hamka tidak dapat menafkahi keluarganya. Sebab, selama dikurung di tahanan, Buya Hamka tidak dapat menghadiri undangan berdakwah. Padahal, dari sanalah Buya Hamka mendapatkan rezeki untuk menghidupi keluarga. Dalam bukunya, Irfan menuliskan, bahkan selain dipenjarakan, sejumlah buku karangan Buya Hamka juga dilarang terbit dan beredar. Sehingga tidak ada juga pemasukan dari penjualan buku-buku.

Irfan menuliskan, ibundanya terpaksa menjual barang dan perhiasan demi menyambung hidup karena pemasukan uang terhenti. “Dengan ditahannya Ayah, otomatis ia tidak bisa lagi memenuhi undangan untuk berdakwah. Padahal selama ini, dari sanalah rezeki Allah mengalir untuk kehidupan keluarga,” tulis Irfan. Setelah bebas, Buya Hamka pun kembali melakukan kegiatan seperti sebelum ia ditahan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: 40 Tahun Kepergian Buya Hamka: Ulama, Sastrawan, Politisi dan Ketua MUI Pertama

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

7 hari lalu

Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII), menyepakati Akhmad Muqowam sebagai Ketua Umum dan Hanif Dhakiri sebagai Sekretaris Jenderal IKA PMII periode 2018-2023. | Istimewa
PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.


Fakta-fakta Masjid Al Jabbar, Perbaiki Tarif Parkir Setelah Viral Isu Pungli

8 hari lalu

Masjid Al-Jabbar, Bandung dilengkapi dengan fasilitas Ma'rodh, ruang pameran edukasi Islam, serta taman tematik 25 Nabi dan Rasul. Dengan total luas tanah 25 hektare, Masjid Al-Jabbar mampu menampung hingga 30.000 jamaah. Shutterstock
Fakta-fakta Masjid Al Jabbar, Perbaiki Tarif Parkir Setelah Viral Isu Pungli

Masjid Al Jabbar sempat viral karena isu pungli dan tarif parkir yang mahal saat libur lebaran.


Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

17 hari lalu

Ilustrasi uang THR. ANTARA
Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

Sejarah THR yang sempat diprotes kaum buruh


Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

19 hari lalu

Ario Bayu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

Ario Bayu ditetapkan menjadi Ketua FFI telah memerankan banyak karakter dari beragam film layar lebar. Berikut sebagian filmografinya.


Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

21 hari lalu

Sejumlah santri penyandang tuli bisa membaca Alquran dengan bahasa Isyarat. TEMPO/Putri Safira Pitaloka
Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

Sebuah pondok mengaji di Majalengka membuat metode khusus belajar Alquran untuk penyandang tuli. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat.


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

23 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


5 Keutamaan Malam Lailatul Qadar

24 hari lalu

Warga Palestina membaca Al Quran saat berburu malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, 18 April 2023. REUTERS/Raneen Sawafta
5 Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Ada banyak keutamaan malam Lailatul Qadar, salah satunya dilipatgandakannya pahala.


Wisata Religi Sumbar, Ada Masjid dengan Arsitektur Terbaik hingga Surau Buya Hamka

31 hari lalu

Masjid Raya Sumatera Barat. Foto : Pemkot Padang
Wisata Religi Sumbar, Ada Masjid dengan Arsitektur Terbaik hingga Surau Buya Hamka

Destinasi wisata religi di Sumbar banyak jumlahnya, antara lain Masjid Raya Sumatera Barat hingga surau tempat Buya Hamka menimba ilmu agama.


Sinetron dan Film yang Dibintangi Donny Kesuma, Ini Perannya di Film Buya Hamka

35 hari lalu

Donny Kesuma. Foto: Instagram.
Sinetron dan Film yang Dibintangi Donny Kesuma, Ini Perannya di Film Buya Hamka

Selain menjadi atlet berprestasi, Donny Kesuma merupakan aktor yang telah membintangi sejumlah sinetron hingga layar lebar di Tanah Air, yang terbaru ada Trilogi Buya Hamka


73 Tahun Sejarah THR, Pertama Kali Digagas Soekiman Wirjosandjojo dengan Uang Rp125-Rp200 dan Beras

35 hari lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
73 Tahun Sejarah THR, Pertama Kali Digagas Soekiman Wirjosandjojo dengan Uang Rp125-Rp200 dan Beras

Soekiman Wirjosandjojo saat 1951 menjabat sebagai Perdana Menteri menerapkan THR [ertama kali, PNS diberi antara Rp 125-Rp200 dan beras.