Jokowi Ingatkan Militer Masuki Generasi Perang ke-5, Ancaman Siber Bisa Lumpuhkan Pertahanan Negara

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Devy Ernis

Selasa, 16 Juli 2024 10:20 WIB

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan bahwa saat ini bidang militer sudah memasuki generasi peperangan ke-5. Jokowi meyoroti aksi militer non-kinetik yang bisa melumpuhkan pertahanan negara.

Jokowi menyatakan ini saat menyampaikan amanat dalam Upacara Prasetya Perwira di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2024. Eks Gubernur Jakarta menyampaikan pesan itu kepada 906 perwira TNI-Polri yang dilantik pagi ini.

Awalnya, Jokowi mengingatkan ilmu pengetahuan dan tekologi berkembang saat ini sangat berkembang pesat. Disrupsi, kata dia, terus berlangsung. Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 menyebabkan digitalisasi otomasi, kecerdasan buatan, hingga perang dagang dan ketegan geopolitik yang tak terhindarkan.

"Di bidang pertahanan misalnya kita berada di generasi yang ke-5, tidak semata-mata perang fisik tapi juga aksi militer non-kinetik, serta perang siber yang bisa melumpuhkan fungsi keamanan pertahanan dan pelayanan publik," kata Jokowi.

Bekas Wali Kota Solo itu juga menyoroti perubahan iklim dan transisi energi yang tengah terjadi saat ini. Begitu juga bidang penegakan hukum.

Advertising
Advertising

"Ketertiban keamanan, kejagatan transnasional, judi online, perdagangan orang, narkotika dan obat-obatan terlarang, serta peretasan siber yang saat ini juga makin canggih," katanya.

Melihat kompleksitas perkembangan zaman, Jokowi meminta perwira TNI-Polri yang baru dilantik menjadi sosok yang bisa beradaptasi dengan capat. Termasuk mempelajari perkembangan mutakhir teknologi digital dan kecerdasan buatan.

Para perwira yang dilantik oleh Presiden, terdiri atas 417 Capaja Akademi Militer (Akmil), 129 Capaja Akademi TNI AL (AAL). Berikutnya 113 Capaja Akademi TNI AU (AAU), dan 247 Capaja Akademi Kepolisian (Akpol).

Pesan Jokowi ini muncul di tengah kritik publik beberapa pekan ini mengenai rentannya Pusat Data Nasional (PDN). PDN, yang dikelola oleh Kemenkominfo dan BSSN, diretas sejak 20 Juni 2024, oleh Ransomware LockBit 3.0.

Ransomware merupakan istilah jenis malware yang menyerang sistem data. Pusat Data Nasional Sementara yang ada di Surabaya itu mengelola 73 data kementerian lembaga serta ratusan milik pemerintah daerah.

Pemerintah saat ini masih terus berupaya memulihkan PDN yang diretas. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto, melalui keterangan tertulis, 12 Juli 2024, menyampaikan pemulihan layanan pada PDNS 2 telah bertambah menjadi 86 layanan, yang berasal dari 16 tenant.

Pemerintah menerapkan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk memulihkan layanan publik yang terdampak peretasan PDN. Langak ini termasuk pengauditan pusat data nasional itu akan dilakukan oleh pihak ketiga yang independen. Strategi tersebut baru akan dijalankan pada September, dengan target penerapan hasil audit dilakukan paling lama November 2024.

Pilihan Editor:5 Nahdliyin Bertemu Isaac Herzog, Ini Penjelasan tentang Diplomasi Gus Dur dengan Israel

Berita terkait

Analisis KPK Soal Status Jet Pribadi Kaesang Akan Selesai 3-4 Hari

10 menit lalu

Analisis KPK Soal Status Jet Pribadi Kaesang Akan Selesai 3-4 Hari

Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep mendatangi KPK untuk memberikan klarifikasi soal penggunaan jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

17 menit lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Pernah Kirim Surat Undangan Klarifikasi ke Kaesang Seperti yang Pernah Dijanjikan

1 jam lalu

KPK Tak Pernah Kirim Surat Undangan Klarifikasi ke Kaesang Seperti yang Pernah Dijanjikan

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata pernah menyatakan bahwa KPK akan mengirim surat undangan klarifikasi soal jet pribadi ke Kaesang.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Bakal Hadiri Upacara Penutupan PON 2024, Prabowo Subianto Belum Pasti

1 jam lalu

Presiden Jokowi Bakal Hadiri Upacara Penutupan PON 2024, Prabowo Subianto Belum Pasti

Presiden Joko Widodo akan hadir dalam upacara penutupan Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumatera Utara atau PON 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bantah Buka Keran Ekspor Pasir Laut, tapi Sedimen; Walaupun Wujudnya Juga Pasir

2 jam lalu

Jokowi Bantah Buka Keran Ekspor Pasir Laut, tapi Sedimen; Walaupun Wujudnya Juga Pasir

Presiden Jokowi membantah pemerintahannya kembali mengizinkan ekspor pasir laut. Menurutnya, yang diekspor adalah hasil sedimentasi.

Baca Selengkapnya

TNI Bantah Serang Markas TPNPB-OPM yang Ditempati Pilot Susi Air

2 jam lalu

TNI Bantah Serang Markas TPNPB-OPM yang Ditempati Pilot Susi Air

TNI membantah telah menyerang markas TPNPB-OPM di Alguru, Papua Pegunungan yang menjadi tempat pilot Susi Air Philip Mark Marthens disandera.

Baca Selengkapnya

KPK Punya Waktu 30 Hari untuk Menentukan Penggunaan Jet Pribadi Kaesang Gratifikasi atau Bukan

2 jam lalu

KPK Punya Waktu 30 Hari untuk Menentukan Penggunaan Jet Pribadi Kaesang Gratifikasi atau Bukan

KPK akan memproses data dan keterangan Kaesang Pangarep soal jet pribadi yang ia gunakan terbang ke Amerika bersama istrinya.

Baca Selengkapnya

Permintaan TPNPB-OPM ke Pemerintah Indonesia soal Pembebasan Pilot Susi Air, Apa Saja?

3 jam lalu

Permintaan TPNPB-OPM ke Pemerintah Indonesia soal Pembebasan Pilot Susi Air, Apa Saja?

TPNPB-OPM mengumumkan proposal pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Berikut permintaannya ke pemerintah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Maraknya Judi Online di Indonesia, Situs Judi Online Disinyalir Milik Orang Indonesia Punya 1,5 Juta Pelanggan

4 jam lalu

Fakta-fakta Maraknya Judi Online di Indonesia, Situs Judi Online Disinyalir Milik Orang Indonesia Punya 1,5 Juta Pelanggan

Situs judi online yang berdiri sejak 2020 saat pandemi Covid-19 ditengarai milik orang Indonesia, yang sebelumnya bergerak di industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Pemblokiran Situs Judi Online Dinilai Kurang Efektif, Kenapa Bukan Buru Bandar Judi sebagai Prioritas?

4 jam lalu

Pemblokiran Situs Judi Online Dinilai Kurang Efektif, Kenapa Bukan Buru Bandar Judi sebagai Prioritas?

Pemerintah getol memblokir jutaan situs judi online beberapa waktu terakhir. Namun, kebijakan ini dinilai kurang efektif. Ini alasan Hadi Tjahjanto.

Baca Selengkapnya