TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Menteri/Panglima Angkatan Udara era Presiden Soekarno, Omar Dhani, meninggal pada pukul 13.50 WIB, Jumat (24/7) di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Udara dr S Nawan Antariksa, Halim Perdanakusumah, Jakarta.
"Tadi jam 16.00 jenazah dibawa ke kamar jenazah," ujar petugas Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr S Nawan Antariksa, Lili Komalasari, ketika dihubungi, Jumat sore. "Beliau meninggal karena sakit."
Akan tetapi, Lili enggan berkomentar lebih lanjut mengenai sakit yang diderita Omar Dhani.
Omar Dhani rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Sabtu (25/7) siang.
Omar Dhani dilahirkan di Solo pada 23 Januari 1924 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Namanya kerap dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia. Omar juga dikenal dekat dengan Presiden Soekarno. Saat itu, dia didapuk menjadi pimpinan di TNI Angkatan Udara.
Kedekatannya dengan PKI tampak ketika dia menyetujui pelajaran Marxisme diajarkan di sekolah-sekolah dan Kursus Angkatan Udara. Ia bahkan tak keberatan apabila penasihat dari unsur Nasakom ditempatkan mendampingi pimpinan Angkatan Udara.
Nama Omar Dhani akhirnya sulit dilepaskan dari pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang terjadi di penghujung September 1965. Desember 1966, putra mantan Bupati Boyolali ini maju ke sidang Mahmilub sebagai terdakwa.
Pada 14 Desember 1982, Omar Dhani bersama Soebandrio dipanggil Mahmilti. Pemanggilan ini ternyata bukan untuk melaksanakan eksekusi. Secara resmi, pemerintah memberikan grasi (keringanan hukuman) kepada kedua tokoh tersebut. Pada 16 Agustus 1995, akhirnya Omar Dhani berhak menghirup udara bebas.