Aktivis Perempuan Soroti Potensi Rivalitas Risma Lawan Khofifah di Pilgub Jawa Timur
Reporter
Savero Aristia Wienanto
Editor
Imam Hamdi
Selasa, 2 Juli 2024 14:29 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/05/29/id_1305907/1305907_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivitis perempuan menyoroti peluang rivalitas dua sosok perempuan, yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini yang berpotensi menantang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jawa Timur.
Presidium Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kanti W. Janis menyebut bahwa persaingan Risma melawan Khofifah tak menjamin perjuangan hak-hak kesetaraan gender akan menjadi isu utama yang diperhatikan oleh masing-masing pihak.
"Enggak selamanya perempuan-perempuan yang maju untuk kontestasi akan membawa ide-ide feminisme dalam program mereka," kata Kanti saat ditemui Tempo di Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 1 Juli 2024.
Adapun Risma digadang-gadang menjadi salah satu kandidat bakal calon gubernur oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sedangkan Khofifah diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Dalam memilih pemimpin perempuan, kata Kanti, masyarakat perlu mengikuti rekam jejak tentang ide-ide kesetaraan gender yang yang telah diperjuangkan masing-masing kandidat. Dia juga menyebut sejumlah langkah politik yang pernah dilakukan oleh Khofifah ataupun Risma.
Kanti mengungkit soal pandangan Khofifah yang mendukung poligami. Adapun Khofifah pernah mendukung pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang larangan pegawai negeri sipil (PNS) beristri lebih dari satu. Saat itu, pada tahun 2000, Khofifah menilai aturan itu berlebihan karena masalah jumlah istri merupakan ranah pribadi dan bukan urusan negara.
Di sisi lain, Kanti turut menyoroti langkah Risma yang menutup lokalisasi prostitusi Dolly pada 2010 saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Menurut dia, langkah Risma itu merupakan respons terhadap berbagai permasalahan sosial yang dihadapi perempuan, terutama untuk menindaklanjuti berbagai potensi kekerasan dan eksploitasi di balik prostitusi.
Pengurus organisasi perempuan Kalyanamitra, Listyowati, menyambut baik kemunculan dua kandidat perempuan di Pilgub Jawa Timur. Menurut dia, langkah itu turut memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontestasi dalam Pilkada Serentak.
Meski begitu, kata dia, sikap politik kedua sosok itu belum tentu berpihak pada perempuan. "Apakah dua perempuan ini akan mewakili substansi permasalahan perempuan, itu masih tanda tanya besar," tutur perempuan yang akrab disapa Lilis itu dalam kesempatan yang sama.
Lilis menyampaikan bahwa faktor yang menentukan sikap politik Risma dan Khofifah tidak semata-mata didasarkan pada gender mereka sebagai perempuan. Menurut dia, latar belakang budaya dan agama kedua orang itu akan turut menentukan pandangannya terhadap kesetaraan gender.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno berpendapat Pilgub Jatim akan mempertemukan dua pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur, yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma bersama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Marzuki Mustamar melawan petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak.
"Saya kira Pilgub Jatim potensial mempertemukan head-to-head antara Khofifah-Emil melawan Risma-Marzuki," kata Adi dalam pesan suara yang diterima Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Rabu, 19 Juni 2024.
Adi menjelaskan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki kecenderungan untuk tidak membiarkan Khofifah-Emil menjadi calon tunggal. Maka, PDIP kemungkinan akan mendorong Risma maju sedangkan PKB akan mengusung Marzuki.
Pilihan editor: Andika Perkasa Berpotensi Lawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah, PAN: Kompetisi Persahabatan