Alasan Akademisi Sebut Golkar Rugi Jika Usung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta
Reporter
Tempo.co
Editor
Sapto Yunus
Sabtu, 22 Juni 2024 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar menyiapkan Ridwan Kamil bertarung di pemilihan gubernur atau Pilgub 2024. Namun partai berlambang pohon beringin itu masih akan melihat terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu berlaga di Pilgub Jabar atau Jakarta.
Menurut akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, Golkar akan rugi jika mengusung Ridwan Kamil atau RK di Pilgub Jakarta 2024. "Kerugian lebih besar di Golkar, kalau RK ke Jakarta," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, 21 Juni 2024 seperti dikutip Antara.
Dia menyebutkan, sebagai mantan Gubernur Jabar, RK telah memiliki rekam jejak, popularitas, dan elektoral yang baik di Jabar, sehingga lebih menguntungkan Golkar jika mencalonkan RK periode kedua di Pilkada Jabar.
"Kalau di Jakarta, memang RK berat untuk bersaing dengan Anies Baswedan, dan tidak menguntungkan buat Golkar," katanya.
Ubedilah menjelaskan, berdasarkan riset yang pernah dia lakukan, 30 persen pemilih di Jakarta adalah pemilih rasional, 30 persen pemilih loyal, dan sisanya pemilih pragmatis.
"Anies Baswedan menguasai pemilih rasional dan loyal atau sekitar 60 persen secara peta sosiologis politik. Kalau secara politik, 'bunuh diri’ RK kalau memaksakan maju di Pilkada Jakarta," ujar dia menegaskan.
Dia menyarankan Golkar mempertimbangkan strategi dengan matang apakah mengusung RK di Pilgub Jakarta atau tetap di Jabar. Golkar, ujar dia, seharusnya tetap membuka pintu untuk komunikasi intensif dengan partai politik lain.
Ridwan Kamil Lebih Aman Maju di Pilgub Jabar
Menurut analis politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, Ridwan Kamil menjadi salah satu calon kepala daerah, yang menurut hasil survei lembaganya, memiliki tingkat elektabilitas cukup tinggi dari kandidat lainnya.
“Namun, kalau mau main aman, Ridwan Kamil lebih baik maju di Jawa Barat karena tidak ada kandidat yang nyaris mendekati elektabilitasnya," kata Adi melalui pesan pendek pada Jumat, 21 Juni 2024.
<!--more-->
Karena tingginya tingkat elektabilitas pria yang akrab disapa Emil itu, kata Adi, peluangnya menang di Jabar lebih terbuka lebar. Apalagi, Partai Golkar yang mengusungnya cukup memiliki basis konstituen yang besar di Tanah Pasundan.
"Tingkat popularitas dan kesukaan publik terhadap Kang Emil juga amat besar di Jawa Barat. Nyaris belum ada kandidat lain yang mendekati," ujar Adi.
Menurut Adi, lawan terberat yang akan dihadapi Emil Jika maju di Pilgub Jakarta adalah Anies Baswedan. Dia mengatakan, setelah memperoleh tiket maju dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), nama Anies kian populer. "Basis konstituen Anies yang paling besar adalah di Jakarta. Ini yang mesti jadi pertimbangan," kata Adi.
Kalau RK Menang di Jabar, Suara Golkar Terjaga hingga Pemilu 2029
Adapun pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin juga menyarankan Partai Golkar mengusung Ridwan pada Pilgub Jabar. "Ikuti elektabilitas berbasis pada rasionalitas dari survei yang objektif," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa, 18 Juni 2024.
Menurut dia, pilihan itu dapat menjaga kestabilan suara Partai Golkar hingga Pemilu di 2029.
"Dengan menjadikan RK gubernur di Jabar, dapat menjaga bahkan meningkatkan perolehan suara Golkar pada kontestasi akan datang. Kalau RK menang lagi di Jawa Barat, suara Golkar bisa terjaga," katanya.
ANDI ADAM FATURAHMAN | ANTARA
Pilihan editor: PDIP Belum Tugaskan Risma untuk Pilgub Jatim 2024, Apa Alasannya?