127 Tahun Tan Malaka, Sosok Pahlawan Revolusioner

Minggu, 2 Juni 2024 19:45 WIB

Rumah dan Museum Tan Malaka yang memprihatinkan, di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Payakumbuh, Sumbar, 2 Desember 2014. Tan Malaka merupakan tokoh pahlawan nasional yang tidak diakui oleh Orde Baru karena kedekatannya dengan Partai Komunis Indonesia. Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, tepatnya pada 2 Juni 1897 lahirlah salah satu tokoh revolusioner paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, Tan Malaka.

Dia dikenal sebagai seorang pahlawan nasional dan pendiri Partai Murba, kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan ideologinya yang khas menjadikannya sosok yang penting dalam narasi sejarah bangsa.

Profil Tan Malaka

Tan Malaka lahir di sebuah desa kecil bernama Nagari Pandam Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Dia dilahirkan dari orang tua bernama Rasad Caniago dan Sinah Sinabur. Saat masih remaja, Tan Malaka menjalani masa sekolah di Kweekschool, sebuah sekolah guru negara di Fort de Knock.

Pada 1913, ia melanjutkan pendidikannya ke Rijkskweekschool, yaitu sekolah pendidikan guru pemerintah di di Haarlem, Belanda. Di sekolah ini ia mulai terlibat dengan ide-ide sosialisme dan komunisme. Selama masa studinya, ia membaca karya-karya Karl Marx dan Vladimir Lenin, yang sangat mempengaruhi pandangan politiknya.

Advertising
Advertising

Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1919, ia mulai mengorganisir gerakan buruh dan petani serta menulis karya-karya yang mendukung kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Tokoh Revolusioner

Sebagai seorang tokoh revolusioner, Tan Malaka terlibat dalam berbagai kegiatan politik dan aktivisme. Ia menjadi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan terlibat dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Namun, pandangannya yang kritis terhadap komunisme Soviet menyebabkan dia keluar dari PKI pada 1921 dan mendirikan Partai Republik Indonesia (PARINDO).

Pada 1925, Tan Malaka menulis bukunya yang terkenal, "Naar de Republiek Indonesia" (Menuju Republik Indonesia), yang menjadi salah satu manifesto paling berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam bukunya, ia menyerukan pembentukan republik Indonesia yang merdeka dan memperjuangkan hak-hak kaum pekerja.

Namun, akibat aktivitas politiknya, Tan Malaka seringkali menjadi target pemerintah kolonial Belanda. Pada 1927, ia terpaksa melarikan diri ke luar negeri dan menghabiskan banyak waktu dalam pengasingan di berbagai negara, termasuk Tiongkok, Filipina, dan Thailand. Selama dalam pengasingan, ia terus menulis dan berorganisasi, menyebarkan ide-ide revolusioner di antara komunitas diaspora Indonesia.

Kembali ke Indonesia dan Membentuk Partai Murba

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945, Tan Malaka kembali ke Indonesia dan melanjutkan perjuangannya. Pada 7 November 1948, Tan Malaka membentuk partai Musyawarah Rakyat Banyak atau Murba.

Partai tersebut menganut pemahaman antifasisme, antiimperialisme, dan antikapitalisme. Setelahnya, Tan Malaka membentuk pasukan Gerilya Pembela Proklamasi guna melawan Belanda, tetapi tak mendapat dukungan TNI.

Selain itu, hubungan Tan Malaka dengan pemerintah Indonesia yang baru juga tak selalu harmonis. Dia seringkali berada dalam konflik dengan pemerintah, terutama karena pandangan politiknya yang radikal dan kritiknya terhadap kebijakan pemerintah.

Tan Malaka ditangkap oleh TNI pada awal tahun 1949 dan dieksekusi tanpa pengadilan pada 21 Februari 1949 di Kediri, Jawa Timur. Kematian Tan Malaka meninggalkan banyak misteri dan kontroversi, tetapi warisannya sebagai pejuang kemerdekaan tetap dihormati.

Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963. Namun, diberitakan Tempo pada 10 September 2009, nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional kurang dikenal karena kebijakan rezim orde baru yang dianggap sebagai antek komunis.

KAKAK INDRA PURNAMA | PUTRI SAFIRA PITALOKA | NAOMY AYU

Pilihan editor: Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Berita terkait

Profil Annisa Suci Ramadhani, Calon Tunggal Bupati Dharmasraya Lawan Kotak Kosong

6 jam lalu

Profil Annisa Suci Ramadhani, Calon Tunggal Bupati Dharmasraya Lawan Kotak Kosong

Annisa Suci Ramadhani usia 34 tahun merupakan calon tunggal Bupati Dharmasraya Sumbar, melawan kotak kosong.

Baca Selengkapnya

Pilkada Dharmasraya Akhirnya Hanya Diikuti Calon Tunggal, Meninggalkan Misteri

2 hari lalu

Pilkada Dharmasraya Akhirnya Hanya Diikuti Calon Tunggal, Meninggalkan Misteri

Pengalihan dukungan PKS dan NasDem terhadap Adi-Romi membuat Pilkada Dharmasraya akhirnya hanya diikuti calon tunggal.

Baca Selengkapnya

Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

2 hari lalu

Belum Tuntas Kasus Pembunuhan Vina, Muncul Pembunuhan Nia Gadis Penjual Gorengan

Belum tuntas kasus pembunuhan Vina, publik menyoroti pengungkapan pembunuhan Nia gadis penjual gorengan di Padang Pariaman.

Baca Selengkapnya

Jejak Akhir RA Kartini, Wafat di Rembang dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya

3 hari lalu

Jejak Akhir RA Kartini, Wafat di Rembang dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya

RA Kartini lahir di Jepara dan meninggal dunia di Rembang Jawa Tengah. Kisah kematiannya dan dimakamkan di mana?

Baca Selengkapnya

Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

5 hari lalu

Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

Identitas pelaku pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan, sudah mengerucut

Baca Selengkapnya

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

6 hari lalu

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

Nia gadis penjual gorengan itu hilang selama tiga hari, hingga jasadnya ditemukan terkubur dalam kondisi tanpa buasan.

Baca Selengkapnya

Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

21 hari lalu

Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

jembatan gantung jalur evakuasi jika terjadi tsunami di Pasaman Barat ambruk mengakibatkan sembilan sepeda motor jatuh terperosok ke sungai.

Baca Selengkapnya

Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

21 hari lalu

Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

Dua polisi dan satu warga sipil di Padang Pariaman melakukan perampokan terhadap mobil pengisian ATM

Baca Selengkapnya

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

28 hari lalu

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

Mahasiswa se-Sumatera Barat adakan aksi Kawal Putusan MK di depan gedung DPRD Sumbar. BEM KM Unand berharap DPR mendengarkan aspirasi rakyat.

Baca Selengkapnya

Indra Bekti Tahu Pahlawan Siti Manggopoh dari Sumatera Barat Berkat Pagelaran Sabang Merauke

33 hari lalu

Indra Bekti Tahu Pahlawan Siti Manggopoh dari Sumatera Barat Berkat Pagelaran Sabang Merauke

Indra Bekti tampil sebagai Bagong dari kisah pewayangan dalam Pagelaran Sabang Merauke

Baca Selengkapnya