Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
Reporter
Tempo.co
Editor
Sapto Yunus
Senin, 6 Mei 2024 18:18 WIB
"Dasar dan pokok pijakan berpikirnya juga berbeda. Semua memiliki argumen yang oleh masing-masing dinilai paling baik," kata Anggota Komisi IX DPR itu.
Meski begitu, dia memastikan mendukung seluruh agenda Prabowo sebagai pemimpin terpilih untuk pemerintahan mendatang. Alasannya, semua upaya yang baik harus diwujudkan.
"Hasilnya, nanti kita lihat. Yang penting, berusaha dan berdoa dulu," tuturnya.
Presidential Club Menjembatani Perbedaan
Adapun pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai rencana pembentukan presidential club oleh Prabowo menjadi upaya menjembatani perbedaan pada presiden terdahulu.
Dia menilai, sejak 2004 hingga saat ini, terkesan masih ada perbedaan hingga hubungan yang tidak harmonis di antara para presiden terdahulu. Sehingga, kata dia, upaya Prabowo menyatukan para pendahulunya itu menjadi sinyal positif.
"Bisa saja menjadi bridging bagi Prabowo untuk bisa menyatukan mantan-mantan presiden itu untuk bersatu, rekonsiliasi untuk islah, agar baik-baik di antara mereka," kata Ujang saat dihubungi di Jakarta, Ahad, 5 Mei.
Namun, kata dia, belum tentu para presiden terdahulu itu bakal mau menerima upaya Prabowo tersebut guna menciptakan suasana keakraban. Karena, jika berada di satu tempat yang sama tetapi tidak saling akrab, maka mereka bakal tetap membelakangi satu sama lain.
Meski demikian, langkah Prabowo itu perlu dihormati karena demi kepentingan bangsa. Karena selain mempersatukan, dia menilai presidential club itu pun bakal menjadi ajang Prabowo menerima gagasan, ide, dan pemikiran dari para pemimpin terdahulu.
"Terkait dengan pengalaman-pengalaman ketika menjadi presiden, untuk bisa diambil pelajarannya bagi Prabowo, ketika Prabowo jadi presiden," katanya.
SULTAN ABDURRAHMAN | ANTARA
Pilihan editor: Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya