53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Rabu, 6 Maret 2024 19:49 WIB

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Tempo edisi perdana terbit 6 Maret 1971, artinya hari ini Tempo berusia 53 tahun. Majalah Tempo didirikan enam wartawan, yakni Goenawan Mohamad (GM), Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, Usamah, dan Christianto Wibisono, yang melakukan rapat dengan Ciputra, pendiri atau ketua Yayasan Jaya Raya, serta Eric Samola, yang menjabat sebagai sekretaris, di kantor Ciputra di kawasan Proyek Senen. Rapat ini menghasilkan pembentukan majalah Tempo dengan modal dari Yayasan Jaya Raya.

Sebelum bernegosiasi dengan Ciputra, asal-usul berdirinya Tempo dimulai secara tidak langsung pada 1969. Pada waktu itu, sekelompok pemuda memiliki impian untuk menciptakan majalah berita mingguan. Upaya ini menghasilkan terbitnya majalah bernama Ekspres, dengan beberapa tokoh seperti GM, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah menjadi bagian dari pendiri dan pengelola awal. Berikut, sekilas profil pendiri Majalah tempo.

1. Goenawan Mohamad

Pada tanggal 29 Juli adalah hari ulang tahun Goenawan Mohamad, seorang tokoh budaya, jurnalis, dan sastrawan yang turut mendirikan Majalah Tempo. Ia dilahirkan di Batang, Jawa Tengah pada tanggal 29 Juli 1941. Ketertarikan Goenawan Mohamad terhadap puisi sudah tampak sejak masa sekolah dasar, dimana ia sering mendengarkan acara puisi di RRI. Pada usia 19 tahun, Goenawan Mohamad pernah menerjemahkan puisi Emily Dickinson ke dalam Bahasa Indonesia.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Nama Goenawan Mohamad mulai dikenal di kalangan intelektual pada tahun 1960-an. Seiring berakhirnya Orde Lama, ia bersama beberapa rekan, seperti Trisno Sumardjo, Wiratmo Soekito, Taufiq Ismail, Arief Budiman, dan H.B. Jassin, menyusun Manifes Kebudayaan pada tahun 1964.

Advertising
Advertising

Selain aktif di dunia jurnalistik, Goenawan Mohamad juga terlibat dalam seni. Ia menulis teks drama pewayangan Wisanggeni (1995), yang dipentaskan oleh Dalang Sudjiwo Tedjo, dan Alap-alapan Surtikanti (2002), yang dipentaskan oleh Dalang Slamet Gundono. Di samping itu, ia juga menulis skenario untuk drama tari Panji Sepuh, yang dikoreografi oleh Sulistio Tirtosudarmo.

2. Harjoko Trisnadi

Lahir di Demak pada tanggal 22 Juni 1930, Pak HT, atau yang dikenal dengan nama awalnya Joppie Kho Tiang Hoen, memulai karirnya sebagai wartawan di Majalah Star Weekly di bawah kepemimpinan tokoh pers Petrus Kanisius (P.K) Ojong, salah satu pendiri Koran Kompas bersama Jacob Oetama, pada tahun 1952. Dia banyak belajar tentang jurnalisme dan manajemen media dari tokoh pers yang dikenal sebagai idealis dan pekerja keras itu.

Setelah sembilan tahun menjadi wartawan, Star Weekly dibredel oleh pemerintah Orde Lama pada tahun 1961. Salah satu penyebabnya adalah karena tulisan-tulisan di majalah tersebut sering mengkritik kebijakan luar negeri pemerintah pada saat itu, yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Dr. Soebandrio, sekutu dekat Bung Karno.

3. Fikri Jufri

Fikri Jufri adalah seorang tokoh jurnalistik yang lahir di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1936. Ia merupakan seorang muslim. Pendidikan formalnya mencakup Algemene Lagere School (ALS), SMP Negeri X, dan SMA Kristen Pintu Air, semuanya di Jakarta. Ia juga menghadiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), meskipun tidak menyelesaikan skripsi. Selain itu, ia mengikuti Seminar untuk Penulis Ekonomi di Manila pada tahun 1968 dan menerima Fellowship Jurnalistik Profesional di Universitas Stanford, AS, pada tahun 1972/1973.

Karir jurnalistik Fikri Jufri dimulai sebagai reporter di Harian Kami pada tahun 1967-1968 dan kemudian sebagai reporter di Harian Pedoman pada tahun 1968-1969. Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Berita Mingguan Ekspres pada tahun 1970.

Posisi terakhirnya adalah sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Berita Mingguan Tempo sejak tahun 1971 hingga saat ini. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT Grafitipers, Pemimpin Redaksi/Pemimpin Umum Majalah Bulanan Matra sejak tahun 1986, dan Direktur PT Bina Media Tenggara, penerbit The Jakarta Post.

4. Christianto Wibisono

Christianto pernah menjadi anggota PSI pada 25 April 2018 dan menjadi calon anggota legislatif dari PSI untuk daerah pemilihan DKI Jakarta. Selama hidupnya, Christianto dikenal sebagai seorang analis bisnis terkemuka, alumni Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (FHIPK) Universitas Indonesia, serta sebagai penulis dan kolumnis. Dia juga aktif dalam menyuarakan kebebasan pers pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Karir kepenulisannya dimulai saat dia menjadi penulis di surat kabar Harian KAMI yang pertama kali terbit pada Juni 1966. Christianto juga terlibat dalam pendirian Majalah Tempo bersama Goenawan Mohamad, Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, dan Usamah pada tahun 1971.

ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | MOHAMMAD HATTA MUARABAGJA

Pilihan Editor: 53 Tahun Majalah Tempo Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Berita terkait

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

1 jam lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

1 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

3 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

4 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

5 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

5 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

6 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

7 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

8 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

8 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya