2 Anggota DKP Ini Dulu Pecat Prabowo dari TNI, Mengapa Kini Malah Mendukungnya di Pilpres 2024?

Minggu, 3 Maret 2024 10:10 WIB

Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar (kiri), Jenderal TNI (Purn) Wiranyo (kedua kiri), Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan), dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan), menyanyi bersama pada acara ulang tahun Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (PEPABRI) ke-64 di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 12 September 2023. Dalam acara, terlihat SBY duduk bersama Prabowo, hingga Wiranto. Pada sambutan Agum Gumilar, ia menekankan tidak ada Presiden yang ingin melihat rakyatnya sengsara dan berharap pada pemilu 2024 tidak ada lagi yang memecah belah bangsa seperti istilah kadrun dan cebong. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi purnawirawan dini pada 1998 setelah diberhentikan dari TNI oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Lucunya, saat maju dalam Pilpres 2024, Prabowo turut didukung dua anggota DKP yang memecatnya dulu. Kedua sosok itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Agum Gumelar.

Prahara yang menimpa Prabowo itu buntut dirinya selaku Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memerintah Satuan Tugas Mawar atau Tim Mawar untuk menculik sejumlah aktivis prodemokrasi pada 1998. Perintah ini disebut atas inisiatif Prabowo berlandaskan alasan demi mengamankan negara.

Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) saat itu, Jenderal TNI Wiranto kemudian menunjuk tujuh perwira untuk mengadili Prabowo. DKP dipimpin Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Subagyo Hadisiswoyo dan wakilnya, Letnan Jenderal (Letjen) Fachrul Razi. Anggotanya Letjen SBY, Letjen Agum Gumelar, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Arie J. Kumaat, dan Letjen Djamari Chaniago.

Menjelang Pemilu 2024, mantan aktivis 1998 Benny Rhamdani menilai SBY, Wiranto, dan Agum Gumelar telah mengkhianati keputusan DKP. Wakil Ketua Umum Partai Hanura itu mengatakan Wiranto, SBY, dan Agum Gumelar telah mencederai doktrin Sapta Marga. Ketiga tokoh itu disebut secara terang-terangan mendukung kandidat yang telah melakukan tindak pidana penculikan.

“Jelas-jelas memberikan dukungan kepada orang yang telah melakukan tindak pidana,” ucapnya dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Desember 2023.

Advertising
Advertising

Dukungan dua anggota DKP untuk Prabowo

Pada Pilpres 2024, mulanya Partai Demokrat tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera. Koalisi ini mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat capres mereka. Namun seiring berjalannya waktu, Anies justru memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pendampingnya.

Padahal kala itu ramai diprediksi Anies bakal menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat sebagai cawapres. Merasa dikhianati, Demokrat kemudian pindah haluan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan lainnya. Koalisi ini mengusung Prabowo sebagai capres.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dinilai sangat berperan atas keputusan Demokrat bergabung dengan KIM. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budi Djiwandono. Budi membeberkan telah ada pertemuan sebelumnya antara SBY dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

“Saya juga mesti memberikan testimoni pengamatan dan penilaian saya bahwa Prabowo di dunia politik yang sudah digelutinya lebih dari 15 tahun, Prabowo memiliki wawasan dan pengetahuan yang kuat tentang dasar pilar dan kerangka berkehidupan bernegara,” kata SBY mengungkapkan alasan dukungannya, pada Senin, 20 November 2023.

Bergabungnya Demokrat dengan KIM sebenarnya bukanlah manuver besar bagi SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Partai berlambang bintang mercy adalah pendukung setia Prabowo pada dua Pilpres sebelumnya: 2014 dan 2019. Dalam dua Pilpres tersebut malahan SBY masih berstatus sebagai Ketua Umum. Artinya keputusan tersebut bukan karena disetir.

Pada Pilpres 2014, dukungan Partai Demokrat kepada Prabowo dan Hatta Rajasa disampaikan Ketua Harian Partai Demokrat Sjarif Hasan. Dukungan itu diklaim telah didukung penuh oleh SBY selaku ketua umum partai. Pada Jumat, 4 Juli 2014, SBY mengadakan buka puasa bersama dengan Prabowo di Puri Cikeas, Jawa Barat. Pesan SBY kala itu seolah-olah Prabowo telah memenangkan Pilpres.

Pun pada 2019, Partai Demokrat juga mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan wakil presiden. Keputusan itu diambil melalui rapat Majelis Tinggi pada Jumat, 10 Agustus 2018. Alasannya, mereka yakin Prabowo bakal menang karena memiliki pengalaman.

“Yakin menang. Saya yakin Pak Prabowo dan Sandiaga Uno punya kemampuan yang cukup untuk memenangkan pertandingan ini, apalagi Pak Prabowo punya pengalaman,” kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Ketika itu Agum Gumelar masih berseberangan dengan SBY. Dalam dua Pilpres sebelumnya: 2014 dan 2019, Agum getol menjadi musuh Prabowo. Pada Pilpres 2019 misalnya, dalam sebuah video yang diunggah Ulin Niam Yusron, Agum mengaku heran dengan keputusan SBY mendukung Prabowo. Sebab, kata Agum, SBY adalah anggota DKP yang ikut menandatangani pemberhentian Prabowo.

“SBY tanda tangan, semua tanda tangan. Ya, walaupun saya heran ini yang tanda tangan rekomendasi, kok, malah sekarang mendukung (Prabowo),” kata Agum dalam video tersebut.

Bak menjilat ludah sendiri, pada Pilpres 2024 akhirnya Agum juga menjadi pendukung Prabowo. Namanya termasuk sebagai satu dari sepuluh Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Alasan Agum berdalih mendukung kali ini sebab perubahan sikap Prabowo dinilainya menjadi lebih baik.

Perubahan ini, kata Agum, bermula saat Prabowo memutuskan bergabung ke pemerintahan Presiden Jokowi dan menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Agum bertanya ke Prabowo alasan dia memutuskan masuk ke dalam pemerintahan Jokowi yang merupakan rivalnya di Pilpres. Jawaban Prabowo membuat Agum terenyuh.

“Apa jawabannya? Jawabannya, ‘Bang, aku lakukan ini semuanya demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa’,” kata Agum Gumelar menirukan ucapan Prabowo, Sabtu, 2 Desember 2023.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | BUDIARTI UTAMI PUTRI | DINI PRAMITA | TIKA AYU

Pilihan Editor: SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Berita terkait

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

3 jam lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Wacana Presidential Club Prabowo Dibahas Dalam Waktu Dekat

4 jam lalu

Gerindra Sebut Wacana Presidential Club Prabowo Dibahas Dalam Waktu Dekat

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap pembahasan Presidential Club usulan Prabowo akan dilakukan dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

4 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jawab Kritik Ganjar Soal Politik Akomodasi dalam Wacana Penambahan Kementerian

4 jam lalu

Gerindra Jawab Kritik Ganjar Soal Politik Akomodasi dalam Wacana Penambahan Kementerian

Gerindra menanggapi kritik Ganjar Pranowo soal adanya politik akomodasi jika kabinet Prabowo-Gibran menambah jumlah kementerian.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

5 jam lalu

Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

Sebelumnya Partai Gelora kencang menyuarakan penolakan PKS merapat ke Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

5 jam lalu

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Prabowo Telah Kantongi Nama Cagub Jakarta dari Internal

7 jam lalu

Gerindra Sebut Prabowo Telah Kantongi Nama Cagub Jakarta dari Internal

Prabowo Subianto telah mengantongi nama kader dari Partai Gerindra untuk maju dalam gelaran Pilgub DKI Jakarta November mendatang.

Baca Selengkapnya

Gerindra Tepis Isu Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

7 jam lalu

Gerindra Tepis Isu Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Gerindra menanggapi isu penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

9 jam lalu

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

9 jam lalu

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi

Baca Selengkapnya