Deretan Kritik Setelah AHY Menjadi Menteri ATR/BPN

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Bram Setiawan

Kamis, 22 Februari 2024 18:03 WIB

Menteri ATR/BPN yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. AHY menggantikan posisi Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri ATR/BPN. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional atau Menteri ATR/BPN. AHY menggantikan Hadi Tjahjanto. Belakangan Demokrat, partai yang dipimpin AHY bergabung dalam koalisi mengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.

AHY dilantik oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara pada Rabu, 21 Febuari 2024. Setelah melantik AHY, Jokowi mengatakan dia tidak ragu memberikan jabatan Menteri ATR merangkap Badan Pertanahan Nasional kepada anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. "Saya kira saya tidak ragu memberikan tempat untuk Kementerian ATR/BPN. Karena ini urusan manajemen saya kira beliau akan sangat siap," kata Jokowi.

Setelah AHY mendapat jabatan sebagai pemimpin Kementerian ATR/BPN, deretan kritik bermunculan.

1. Rekam Jejak AHY Dipertanyakan

Pelantikan AHY dianggap makin menunjukkan mekanisme pengangkatan menteri di Indonesia masih jauh dari harapan. Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Nasional, Uli Arta Siagian mengatakan, pemerintah tidak menjadikan kemampuan dan rekam jejak calon menteri sebagai dasar paling kuat menentukan kepemimpinan.

Advertising
Advertising

Rekam jejak AHY tidak ada yang berkaitan dengan persoalan agraria. “Kenapa begitu? Karena kami sampai hari ini tidak mendapatkan informasi dan tidak pernah membaca rekam jejak AHY terkait dengan persoalan persoalan agraria,” kata Uli, Kamis, 22 Februari 2024.

2. Tanpa Jejak Pengetahuan AHY dalam Masalah Agraria

Konsorsium Pembaruan Agraria atau KPA belum pernah mendengar AHY paham isu-isu agraria. "Secara singkat, sosok AHY belum pernah kita mendengar, mengetahui, paham masalah-masalah agraria," kata Ketua Majelis Pakar KPA Iwan Nurdin melalui pesan singkat pada Rabu, 21 Februari 2024.

Menurut Iwan, hal yang sama juga terjadi dengan penunjukkan menteri-menteri ATR/BPN sebelumnya. Kata dia, Jokowi kerap menempatkan orang yang tak cocok latar belakangnya sebagai menteri ATR/BPN.

3. Dianggap seperti Membagi Jatah Kue

Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional Uli Arta Siagian juga berpandangan sama. Menurut dia, memimpin kementerian dibutuhkan pengetahuan pemahaman mendalam. Tidak hanya soal data sekunder dan kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan ke depan, tapi juga memahami situasi.

“Bagaimana kondisi masyarakatnya, bagaimana kondisi agrarianya, apa saja ancaman yang paling besar,” katanya.

Uli menyoroti penyelesaian konflik atau redistribusi tanah dari kawasan hutan yang masih mandek, pencapaiannya baru sekitar 9 persen. Ia juga mengandaikan penunjukkan tokoh yang menjadi menteri seperti membagi jatah kue. “Jatah kue apa? Jatah kue politik pragmatis,” katanya.

4. Rentan Minim Prestasi

Ketua Majelis Pakar KPA Iwan Nurdin memandang jika tanpa pengetahuan memimpin kementerian, akibat dan hasil kerjanya akan minim prestasi. "Bahkan kalau menggunakan alat ukur capaian reforma agraria menurut Nawacita Jokowi, prestasi kementerian ini di bawah target," katanya.

Dia menyayangkan penunjukan yang tidak sesuai dengan latar belakang tersebut. Padahal, menurut dia, persoalan agraria di Tanah Air sangat serius dari sisi masalah dan bernilai strategis, karena memiliki dimensi ekonomi, politik, dan hukum yang luas.

5. Pertimbangan Politik

Iwan juga menganggap penunjukan AHY sebagai Menteri ATR/BPN pada akhir masa pemerintahan Jokowi cenderung mengutamakan pertimbangan politik. "Sebab jika bersandarkan efektifitas pemerintahan dalam mencapai target reforma agraria, lebih tepat mengangkat wakil menteri saja yang setidaknya sudah lebih paham," kata Iwan.

YOLANDA AGNE | DEFARA DHANYA PARAMITHA | ADIL AL HASAN | SULTAN ABDURRAHMAN

Pilihan Editor: Sebelum AHY Menjabat Menteri, Nyaris Menjadi Cawapres Anies hingga Diguncang Moeldoko

Berita terkait

Respons DPR soal Proses Pansel KPK: Tak Ikut Campur, Biarkan Ranah Eksekutif

30 menit lalu

Respons DPR soal Proses Pansel KPK: Tak Ikut Campur, Biarkan Ranah Eksekutif

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan DPR tidak mau ikut campur soal pemilihan anggota Pansel KPK karena itu ranah eksekutif.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

2 jam lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

3 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

4 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

4 jam lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

4 jam lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

5 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

5 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

5 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

6 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya