"Surat Cinta" Dosen dan Mahasiswa Fisipol UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Ini Isinya

Senin, 12 Februari 2024 15:55 WIB

Dosen dan mahasiswa Departemen Politik Pemerintahan Fisipol UGM Yogyakarta menggelar aksi seruan menyoroti dua almamaternya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana di halaman Fisipol UGM Senin 12 Februari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen dan mahasiswa dari Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) Yogyakarta menginisiasi aksi untuk menyoroti dua figur penting dari almamater mereka, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana, yang akan dilaksanakan pada Senin, 12 Februari 2024, di halaman Fisipol UGM.

Aksi ini bertujuan untuk menyoroti kondisi demokrasi saat ini serta perilaku politik yang semakin menjauh dari etika intelektual, mengingat kedua tokoh tersebut merupakan dosen di Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM yang kini menjabat di lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo.

"Pak Pratikno dan Mas Ari Dwipayana, guru-guru kami di Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM, kami menuliskan surat ini untuk menyampaikan rasa cinta sekaligus kecewa," kata perwakilan mahasiswa DPP UGM, Rubiansyah.

Rubiansyah menyatakan bahwa para mahasiswa merasa terkesan dengan ceramah yang pernah disampaikan oleh Pratikno dan Ari mengenai demokrasi. Mereka diyakinkan bahwa demokrasi adalah suatu anugerah yang harus dijaga keberlangsungannya. Namun, mereka menyatakan kekecewaan terhadap praktik yang dilakukan oleh keduanya, yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan.

"Kami diyakinkan bahwa demokrasi merupakan sebuah berkah yang harus kita jaga selalu keberlangsungannya. Bagaimana tidak? Indonesia telah bertransformasi dari salah satu simbol otoritarianisme terbesar di dunia menjadi salah satu negara demokrasi paling dinamis di
Asia," kata dia.

Advertising
Advertising

Rubiansyah menyatakan bahwa Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan dari negara otoriter menjadi salah satu negara demokrasi paling dinamis di Asia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi Indonesia mengalami kemunduran yang signifikan.

"Melihat situasi perpolitikan Indonesia saat ini, rasanya kami semakin resah, sama seperti Mas Ari yang khawatir dengan harga tinggi demokrasi atau seperti Pak Tik yang resah dengan otoritarianisme Orde Baru seperti disampaikan dalam beberapa tulisan di masa lalu," kata dia.

Menurut Rubiansyah, praktik-praktik yang mengancam demokrasi di Indonesia semakin terlihat jelas, terutama dengan adanya revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK), UU Cipta Kerja, revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dan kebijakan-kebijakan lain yang dinilai mengancam demokrasi.

Rubiansyah juga menyoroti tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah yang dinilai melanggar etika dan menghancurkan fondasi demokrasi. Menurutnya, konstitusi digunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan, sementara para penguasa tidak segan-segan menggunakan praktik-praktik korup demi kekuasaan.

Rubiansyah mengutip pemikiran Antonio Gramsci mengenai peran intelektual dalam masyarakat. Menurutnya, intelektual harus dapat bersikap kritis terhadap kekuasaan dan berlandaskan nilai kemanusiaan. "Kami ingat, Gramnsci menjadi salah satu pemikir yang sangat sering dikutip oleh Mas Ari," katanya, lagi.

Namun, dalam situasi saat ini, banyak intelektual yang menjadi alat legitimasi bagi penguasa dalam menjalankan kebijakan yang mengancam demokrasi.

Rubiansyah juga mengutip pemikiran Cornelis Lay tentang intelektual jalan ketiga sebagai alternatif bagi para akademisi yang ingin terlibat dalam kekuasaan tanpa mengkhianati nilai-nilai prinsipal yang mereka pegang.

Dalam kesimpulannya, Rubiansyah menyatakan bahwa Pratikno dan Ari Dwipayana telah menjadi bagian dari masalah demokrasi di Indonesia. Namun, mereka berharap agar kedua tokoh tersebut dapat kembali ke pangkuan demokrasi dan membantu memperjuangkan nilai-nilai demokrasi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pilihan Editor: Muncul Tandingan Petisi Bulaksumur UGM dan Tuduhan Partisan, Gielbran M Noor: Pengkerdilan Intelektualitas

Berita terkait

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

1 jam lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

1 jam lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polda Riau, Apa Kata Sivitas Akademika?

3 jam lalu

Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polda Riau, Apa Kata Sivitas Akademika?

Khariq Anhar, Mahasiswa Universitas Riau atau UNRI dilaporkan Rektor Sri Indarti ke Polda Riau, dengan pasal UU ITE.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

17 jam lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

21 jam lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Sidang Praperadilan Anandira Puspita Ditunda hingga 16 Mei 2024, Polda Bali Tidak Hadir

1 hari lalu

Sidang Praperadilan Anandira Puspita Ditunda hingga 16 Mei 2024, Polda Bali Tidak Hadir

Kuasa hukum mengajukan praperadilan karena menganggap penangkapan Anandira Puspita tidak prosedural dan dipaksakan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Kritik Iuran Pengembangan Institusi Mahasiswa Unri Diadukan Rektor ke Polisi dengan UU ITE

1 hari lalu

Kronologi Kritik Iuran Pengembangan Institusi Mahasiswa Unri Diadukan Rektor ke Polisi dengan UU ITE

Nama Khariq Anhar Mahasiswa Fakultas Pertanian Unri mencuat usai video kritiknya soal IPI dilaporkan Rektor Unri Sri Indarti pada 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

2 hari lalu

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) siap pecahkan rekor MURI minum 11.690 susu oleh mahasiswa pada peringatan hari susu sedunia.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Rektor Unri soal Kritik Uang Pangkal yang Berujung ke Polisi: Harusnya Disampaikan dengan Etika

2 hari lalu

Kuasa Hukum Rektor Unri soal Kritik Uang Pangkal yang Berujung ke Polisi: Harusnya Disampaikan dengan Etika

Mahasiswa Universitas Riau (Unri), Khariq Anhar, dilaporkan Rektor Unri, Sri Indarti, ke Polda Riau usai mengkritik kebijakan uang pangkal

Baca Selengkapnya

Kritik Uang Pangkal, Mahasiswa Universitas Riau Dipolisikan Rektor Atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik

2 hari lalu

Kritik Uang Pangkal, Mahasiswa Universitas Riau Dipolisikan Rektor Atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik

Seorang mahasiswa Universitas Riau dilaporkan oleh rektornya sendiri. Khariq dilaporkan kasus pencemaran nama baik di UU ITE.

Baca Selengkapnya