Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle
Reporter
Putri Safira Pitaloka
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 8 Februari 2024 22:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Ganjar Pranowo mengeluarkan sindiran tajam terhadap tiga purnawirawan jenderal yang disebutnya sebagai "mencla-mencle". Dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Ia menyoroti konsistensi dan integritas dalam politik dan menegaskan pentingnya menghargai sejarah dan menjadi patriot sejati bagi bangsa ini.
"Bapak dan ibu saya mengajarkan biasa disiplin karena anak militer, Brimob, anak polisi, biasakan satu pikiran, perkataan, dan perbuatan. Jangan jadi orang yang mencla-mencle," kata Ganjar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024, sebagaimana dikutip dari Antara.
Salah satu purnawirawan jenderal yang disebutkan dalam pernyataannya adalah seorang pensiunan jenderal bintang empat yang pada dua pemilu sebelumnya dikabarkan pernah menyatakan, "Dia yang saya pecat."
Ganjar juga menyinggung bahwa jenderal tersebut pernah berbicara dalam sebuah diskusi, mengkritik catatan sejarah dan psikologi seseorang yang diduga menjadi target pernyataannya. Namun, Ganjar tidak merinci secara spesifik siapa jenderal-jenderal yang dimaksud dalam pernyataannya.
Siapakah Purnawirawan Jenderal yang Dimaksud?
Di lain kesempatan pada hari yang sama, Ganjar kembali menyebut soal pensiunan jenderal mencla-mencle. Ia menyebut ada tokoh jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya, namun kini sang purnawirawan jenderal tersebut pindah haluan mendukung calon itu.
“Sesuatu yang tidak bisa saya jadikan panutan dengan disiplin yang diajarkan oleh keluarga saya. Anda ternyata mencla-mencle, Anda bukan panutan saya,” kata Ganjar dalam kunjungannya ke De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Rabu, 7 Februari 2024.
Lebih lanjut, Ganjar Pranowo akhirnya menyebutkan tiga nama jenderal yang ia maksud. “Ada Pak Wiranto, ada Pak Agum, terakhir Pak Luhut kalau tidak salah menyampaikan dukungannya. Dan beliau-beliau itu sudah ada rekamannya menyampaikan itu,” kata dia.
Wiranto
Lahir pada 4 April 1947 di Yogyakarta, Wiranto memulai karier militernya setelah lulus dari Akademi Militer Nasional Magelang pada tahun 1968. Selama berkarier di militer, Wiranto berhasil mencapai pangkat Jenderal TNI dan menduduki beberapa jabatan penting, termasuk Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan.
Selain karier militernya yang cemerlang, Wiranto juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi olahraga, seperti Federasi Karatedo Indonesia (FORKI) dan Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI). Kontribusinya dalam mendukung reformasi demokratis di Indonesia serta penghormatan terhadap konstitusi selama era reformasi juga diakui.
Sejak akhir 2019, Wiranto ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang posisi sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, menggambarkan kepercayaan pemerintah padanya dalam memberikan saran dan pandangan strategis untuk kepentingan negara.
Agum Gumelar
Agum Gumelar adalah seorang figur yang memiliki latar belakang militer kuat. Setelah lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata pada tahun 1968, Agum membangun karier militernya dengan gemilang, termasuk menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer VII/Wirabuana.
Namun, kemudian Agum memutuskan untuk beralih ke dunia politik, dan pada Pilpres 2004, ia mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden. Selain aktif di ranah politik, Agum juga terlibat dalam pengembangan sepak bola di Indonesia, mengemban jabatan sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI pada tahun 2011.
Di samping aktivitasnya dalam bidang politik dan olahraga, saat ini Agum Gumelar juga menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan adalah seorang Purnawirawan Jenderal TNI yang lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947. Saat ini, ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia.
Sebelumnya, Luhut juga telah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia dari 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015. Selanjutnya, pada 12 Agustus 2015, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Pada reshuffle Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016, Luhut Binsar Pandjaitan diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | ANTARANEWS | MUTIARA ROUDHATUL JANNAH
Pilihan editor: Politisasi Bansos, Guru Besar Paramadina: Jokowi Tergoda Rezim Neo-Otoritarianisme