Ramai Sivitas Akademika Kampus Kritik Jokowi Menjelang Pemilu 2024

Reporter

Andika Dwi

Jumat, 2 Februari 2024 18:03 WIB

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sivitas akademika dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia menyampaikan kritik terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelang Pemilu 2024. Kritik tersebut dilakukan setelah Jokowi menyampaikan pernyataan bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye.

Jokowi sebelumnya mengatakan presiden dan menteri boleh berkampanye asalkan tidak menyalahgunakan fasilitas negara. “Presiden itu boleh kampanye. Boleh memihak. Kita ini kan pejabat publik, sekaligus pejabat politik. Masa nggak boleh,” katanya setelah menyerahkan pesawat tempur ke Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 24 Januari 2024.

Berikut ini sejumlah tanggapan dari berbagai sivitas akademika kampus di Indonesia atas pernyataan Jokowi tersebut.

UGM Terbitkan Petisi Bulaksumur


Sejumlah guru besar, dosenndan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berkumpul di Balairung UGM. Mereka mengingatkan Jokowi yang dinilai sudah keluar jalur melalui Petisi Bulaksumur dan menyanyikan Himne Gadjah Mada.

“Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada,” kata Profesor Koentjoro di Balairung UGM, Yogyakarta, Rabu, 31 Januari 2024.

Advertising
Advertising

Mereka menyinggung pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum, serta pernyataan kontradiktif Jokowi terkait keterlibatan pejabat publik dalam kampanye antara netralitas dan keberpihakan. Menurut mereka, semua itu merupakan bentuk penyimpangan dan ketidakpedulian terhadap prinsip demokrasi.

“Presiden Jokowi sebagai alumni seharusnya berpegang teguh pada jati diri UGM, yang menjunjung tinggi nilai Pancasila dengan ikut memperkuat demokrasi agar berjalan sesuai dengan standar moral yang tinggi dan dapat mencapai tujuan pembentukan pemerintahan yang sah supaya melanjutkan estafet kepemimpinan dan mewujudkan cita-cita luhur sesuai dengan UUD 1945,” ujar Koentjoro.

UII Kecam Sikap Kenegarawanan Jokowi


Selang sehari, sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) turut menyampaikan kritik kepada pemerintahan di era Jokowi. Dalam pernyataan sikap yang bertajuk Indonesia Darurat Kenegarawanan, guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni UII memulainya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne UII.

“Ada gejala sikap kenegarawanan Presiden Jokowi yang pudar,” kata Rektor UI Profesor Fathul Wahid di halaman Auditorium Kahar Muzakir, Kampus Terpadu UII, Sleman, Yogyakarta, Kamis, 1 Februari 2024.

Adapun gejala yang dimaksud, menurut mereka, terdiri dari empat indikator. Pertama, pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang didasarkan oleh putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 sarat intervensi politik. Kedua, pernyataan ketidaknetralan Jokowi yang membolehkan presiden untuk berpihak dan berkampanye.

Ketiga, distribusi bantuan sosial (bansos) langsung oleh presiden ditengarai kental akan nuansa politik praktis. Keempat, mobilisasi aparatur negara untuk memberikan dukungan terhadap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tertentu sebagai tindakan melanggar hukum sekaligus melanggar konstitusi.

Presiden BEM Unair


Tak hanya dari dosen dan guru besar, kritik keras datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Anang Jazuli menyebut keberpihakan Jokowi memang diperbolehkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), dengan catatan tidak memanfaatkan fasilitas negara.

“Namun yang penting, sekalipun Indonesia merupakan negara hukum, pernyataan Jokowi tersebut saya rasa disampaikan pada momentum yang kurang tepat, karena waktu itu bersama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menjadi calon presiden. Dan di sisi lain, salah satu putranya (Gibran) juga sedang berkontestasi sebagai calon wakil presiden,” ujar Anang kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Selasa, 30 Januari 2024.

Menurutnya, ucapan Jokowi itu dapat menimbulkan prasangka buruk dan rasa tidak adil antara paslon lain yang menjadikan seolah-olah presiden tidak netral dalam Pemilu 2024. Sebagai orang nomor satu di Indonesia, lanjut Anang, netralitas seharusnya menjadi hal yang penting guna menjaga norma dan etika untuk mewujudkan pemilu yang berintegritas serta menjaga kepercayaan rakyat.

Ketua BEM UGM

Respons lain datang dari Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor yang tidak membenarkan pernyataan dan tindakan Jokowi. Dia membenarkan, presiden memang boleh berkampanye dan berpihak sebagaimana UU Pemilu. Akan tetapi, selain tidak boleh menggunakan fasilitas negara, presiden dilarang mengkampanyekan keluarga sedarah sampai tingkat tiga derajat.

Pernyataan yang dilontarkan Jokowi tersebut, menurut Gielbran, mempertegas demokrasi Indonesia yang masih berada di level cacat. Tak hanya itu, pernyataan tersebut membuktikan kebenaran gelar yang diberikan rekan-rekan BEM UGM bahwa Jokowi adalah ‘Alumnus UGM Paling Memalukan’.

“Beliau memang alumnus UGM paling memalukan, ditambah dengan statement (pernyataan) ini, dan sebagai seorang adik (tingkat di UGM) sangat menyayangkan,” ujar Gielbran kepada Tempo, Jumat, 26 Januari 2024.

Ketua BEM Unpad


Kritik serupa juga muncul dari Ketua BEM Universitas Padjadjaran (Unpad) Mohamad Haikal Febriansyah yang menyebut pernyataan Jokowi adalah hal memalukan. Dia menilai, tindakan Jokowi itu aneh di saat aparat negara yang menggembar-gemborkan Pemilu 2024 damai.

“Pernyataan Jokowi itu memalukan, mengingat posisinya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Selama ini kita sering mendengar imbauan supaya ASN (Aparatur Sipil Negara) dan aparat negara dituntut harus netral. Tapi justru orang yang paling tinggi kekuasaannya dalam pemerintahan mengatakan dirinya boleh melakukan kampanye. Itu kan kontradiktif dengan apa yang diarahkan kepada bawahannya,” kata Haikal, Selasa, 27 Januari 2024.

Ketua BEM UI Nonaktif

Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) nonaktif Melki Sedek Huang juga ikut buka suara. Dia berterima kasih kepada Jokowi karena sudah memihak sehingga publik tidak perlu menerka-nerka keberpihakannya dalam Pemilu 2024. Bahkan, dia mengucapkan selamat kepada Jokowi yang mengakhiri kekuasaannya dengan memalukan dan tidak hormat.

“Terima kasih Presiden Jokowi sudah terang-terangan menunjukkan keberpihakan. Publik yang selama ini hanya menebak-nebak adanya keberpihakan negara jadi tidak bingung lagi. Selamat Presiden @jokowi, akhir kekuasaan Anda betul-betul diselesaikan dengan tidak hormat dan memalukan,” tulis Melki melalui akun X (Twitter) pribadinya @namasayamelki, Rabu, 24 Januari 2024.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Dikritik Sejumlah Sivitas Akademika Kampus, Apa Tanggapan Jokowi?

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

4 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

7 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

11 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

12 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

13 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

13 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya