Gibran Tak Jawab Pertanyaan Mahfud MD Soal Trisakti Bung Karno Saat Debat Capres, Apa 3 Poin Penting Itu?

Senin, 22 Januari 2024 12:20 WIB

Foto kombinasi Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD (kiri) dan Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga Mahfud MD melontarkan pertanyaan ihwal konsep Trisakti Bung Karno kepada cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka saat Debat Capres keempat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad malam, 21 Januari 2024. Mahfud menyinggung soal janji Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang kemandirian pangan tanpa impor.

“Saya ingin menanyakan posisi Mas Gibran sebagai wakil presiden, bagaimana dengan konsep Trisakti Bung Karno terkait kemandirian ini?” tanya pendamping Ganjar Pranowo yang juga Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan atau Menkopolhukam itu.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Gibran menyampaikan terima kasih atas evaluasi Mahfud terhadap pemerintahan Jokowi yang dinilai gagal mewujudkan pangan mandiri. Putra sulung Jokowi ini kemudian meminta agar jangan memberikan narasi-narasi yang menakutkan kepada masyarakat.

“Terima kasih Prof Mahfud untuk evaluasinya saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah tapi sekali lagi ini harus kita evaluasi dan kita jangan memberikan narasi-narasi yang menakutkan kepada warga,” kata Gibran.

Menjawab ihwal kemandirian dalam Trisakti Bung Karno, menurut Gibran, pemerintahan Jokowi sudah membuat program food estate atau lumbung pangan. Kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud kompak menyebut program ini gagal. Gibran pun mengakui, di sebagian wilayah program ini gagal. Namun, kata dia, ada juga yang berhasil.

Advertising
Advertising

“Nomor 1 dan nomor 3 ini kan kompak (menyebut) food estate gagal. Saya tegaskan sekali lagi, memang ada yang gagal. Tapi ada yang berhasil juga yang sudah panen. Misalnya di Gunung Mas Kalteng, itu sudah panen jagung, singkong itu Pak, cek saja nanti datanya,” ujar Gibran.

Sebelum sesinya berbicara habis, Gibran kembali meminta narasi ketakutan jangan disebarkan kepada warga. Gibran menginginkan semua pemimpin itu optimistis. “Bapak-bapak ini adalah calon-calon pemimpin, harus optimis jangan memberikan narasi-narasi yang menakutkan kepada warga dan masyarakat,” ujar Gibran.

Lantas apa itu Tri Sakti Bung Karno?

Peneliti Politik di Bulaksumur Empat, Arif Novianto dalam artikelnya di Kolom Tempo, mengungkapkan sumbangsih Presiden Pertama RI Sukarno terhadap negara dan bangsa Indonesia tidak lagi dapat terhitung nilainya. Bung Karno-sapaan Sukarno-tidak hanya dikagumi oleh bangsa Indonesia semata, tapi juga masyarakat internasional. Sukarno adalah penggali ideologi negara Indonesia: Pancasila.

“Pemikiran Sukarno tentang penolakan terhadap neo-imperialisme dan neo-kolonialisme yang digelorakan di berbagai forum internasional telah membuatnya menjadi salah satu pionir perjuangan bangsa terjajah dalam merebut kemerdekaan,” tulis Arif.

Setelah Sukarno dilengserkan dari tampuk kekuasaan presiden dan digantikan oleh Soeharto pada 1966, proses desukarnoisasi pun dijalankan oleh pemerintah Orde Baru secara masif selama 32 tahun. Semua yang berbau Sukarno dikebiri. Bahkan, pemikiran Sukarno tentang neo-kolonialisme dan neo-imperialisme yang menginspirasi perjuangan masyarakat dunia dihilangkan paksa dari diskursus ilmu sosial dan politik di lingkungan pendidikan.

Salah satu pemikiran Sukarno yang masih menjadi sumbangsih dalam mewujudkan Indonesia Emas adalah ide Trisakti-nya. Dikutip dari majalah triwulan Lemhannas, Swantara, dalam pidatonya pada peringatan HUT RI pada 17 Agustus 1963, Bung Karno mengatakan bangsa merdeka dan berdaulat perlu dan mutlak memiliki tiga hal: berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Tiga hal inilah yang di kemudian hari disebut sebagai Trisakti Bung Karno.

Dalam percakapan bersama Maulwi Saelan, salah satu mantan pengawalnya, Bung Karno menyatakan bahwa hanya dengan ilmu pengetahuan modern dan mengerti Sejarah Kebudayaan Indonesia, baru kita bisa memahami apa yang disebut dengan Trisakti. Menurut Maulwi, Trisakti Bung Karno akan dapat menyusun kekuatan pembangunan bangsa sekaligus mewujudkan character building.

Politik Sukarno di Pilpres 2014

Politik berbau Sukarno merebak saat Pilpres 2014 silam. Menurut Arif, dua kandidat capres saat itu: Prabowo Subianto dan Joko Widodo, berupaya membangkitkan simbolisasi politik Sukarno dalam kampanye mereka. Prabowo menggelorakan pemikiran Sukarno tentang sikap nasionalisme serta penolakan terhadap neo-imperialisme dan neo-kolonialisme.

Berbeda dengan Prabowo, Jokowi tidak menggunakan simbol pembawaan dari Sukarno. Aroma Sukarno yang digunakan Jokowi dengan mendekatkan diri kepada Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri, yang merupakan putri sulung dari Sukarno. Selain itu, Jokowi juga mengaduk konsep program politiknya dengan cita rasa Sukarno, salah satunya menyelipkan janji berbau Trisakti.

Jokowi dinilai gagal terapkan Trisakti Bung Karno

Putri Presiden Sukarno, Rachmawati Soekarnoputri, menilai pemerintahan Jokowi di tahun ketiga periode pertama bersama wakilnya, Jusuf Kalla belum menjalankan konsep Trisakti. Padahal, selama kampanye 2014, ujar Rachmawati, Jokowi dan Jusuf Kalla berjanji akan menjalankan konsep Trisakti Bung Karno dalam pemerintahannya.

“Secara obyektif saya bilang (pemerintahan Jokowi-JK) belum dan masih jauh dari yang dicita-citakan Soekarno, yaitu Trisakti,” kata Rachmawati setelah menghadiri Dies Natalis Universitas Bung Karno yang ke-17 di Jakarta, Senin 25 Juli 2016. “Arah bangsa dan negara ini harusnya melaksanakan Trisakti.”

Rachmawati, yang juga pendiri Universitas Bung Karno, menuturkan ada beberapa contoh yang dapat dijadikan bukti bahwa Trisakti tidak dijalankan oleh Jokowi-JK. Salah satunya, kata dia, adalah ketergantungan Indonesia pada utang luar negeri. “Kita belum ada kepribadian yang kuat,” ujar Rachmawati.

Selain ketergantungan pada utang luar negeri, Rachmawati juga mengkritik impor barang-barang dari luar negeri. Menurutnya, impor menjadi bukti bahwa pemerintah tidak bisa melaksanakan program ketahanan nasional. “Berdikari di bidang ekonomi itu non-sense,” katanya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | ARDITO RAMADHAN | KUKUH S WIBOWO

Pilihan Editor: Anak Bung Karno: Pemerintahan Jokowi-JK Jauh dari Trisakti

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

5 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

6 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

7 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

7 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

9 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

9 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

9 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

9 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

10 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

11 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya