Tjipta Lesmana : Media Sentimen Terhadap TNI

Reporter

Editor

Kamis, 25 September 2003 15:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemberitaan media baik TV maupun cetak terkesan tidak seimbang, lebih banyak pro GAM. Terlalu kelihatan sentimen media terhadap TNI. Ada satu media dulu kelihatan pro GAM, tapi tiga hari terakhir ini agak berobah headlinenya. Kelihatan lebih netral, kata Tjipta Lesmana, staf pengajar Lemhanas, dalam acara mimbar akhir pekan Kekerasan di Kantor Kontras di hotel Menara Peninsula, Sabtu (31/5).

Dikatakan Tjipta, ia juga tidak setuju jika media membebek TNI. Cover both side harus tetap dilakukan, ujar dia. Tetapi, kata Tjipta, media harus tahu arah tujuan GAM. Menurut Tjipta, GAM adalah separatis dan akan memisahkan diri. Sekarang saya tanya ke wartawan Indonesia, Anda warga negara Indonesia atau tidak. Anda rela melihat NKRI hancur., tanya Tjipta.

Namun, Tjipta Lesmana juga memaklumi keadaan tersebut (keberpihakan media kepada GAM) karena trauma track record TNI. Tapi mungkin sudah ada mindset tidak suka dengan TNI, sehingga beritanya terkesan miring, pro GAM. Tapi, cover both side tetap katanya. Menurutnya, dalam keadaan darurat militer seperti di Aceh, keadaan tidak normal dan militer bisa mengatur di sana. Menurut Tjipta, pers seharusnya diajak dalam operasi dan jangan hanya di markas. Agar bisa melihat dengan mata kepala sendiri bahwa orang yang ditembak itu orang desa yang lugu atau anggota GAM kata Tjipta.

Membandingkan produk media di Indonesia dalam peliputan Aceh, Tjipta mencontohkan Irlandia Utara dengan Inggris, dimana saat itu liputan media Inggris terlihat pro pemerintah Inggris. Sebab Irlandia Utara itu mau berontak, kata Tjipta. Contoh lainnya, sehari sebelum AS melakukan invasi Irak, Gedung Putih juga mengeluarkan himbauan kepada pers AS tentang tujuan dan misi peperangan di Irak. Semuanya ditaati kata Tjipta.

Tjipta juga mengatakan, bahwa pertemuan panglima TNI dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa beberapa hari lalu tidak melanggar kebebasan pers. Ia juga memberikan contoh bahwa satu bulan setelah penyerangan WTC 11 September 2001, National Security Advisor Presiden Bush juga menelpon lima stasiun telivisi besar di Amerika untuk memberitahu bahwa Osama Bin Laden akan menyiarkan secara terbuka. Tolong saring mana yang harus disiarkan dan tidak kata Tjipta menirukan pejabat National Security AS itu. Esoknya, A Fisher Jubir gedung putih mengeluarkan himbauan yang sama. Seratus persen seluruh media Amerika bukan hanya tunduk, tetapi mentaati. Nasionalisme mereka hebat sekali, kata Tjipta. (Putri Alfarini-TNR)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Minimalisir Kerugian dengan Klaim Fitur Perlindungan Visa Traveloka

1 detik lalu

Minimalisir Kerugian dengan Klaim Fitur Perlindungan Visa Traveloka

Salah satu produk unggulan yang disukai oleh para pengguna Traveloka adalah fitur perlindungan Visa Traveloka.

Baca Selengkapnya

Tahun Depan, Pemerintahan Prabowo Hadirkan Sekolah Unggul Terintegrasi di 39 Kabupaten/Kota

4 menit lalu

Tahun Depan, Pemerintahan Prabowo Hadirkan Sekolah Unggul Terintegrasi di 39 Kabupaten/Kota

BAppenas menyebut pemerintahan Prabowo akan menyiapkan Sekolah Unggul Terintegrasi yang tersebar di 39 kabupaten atau kota tahap pertama pada 2025

Baca Selengkapnya

Satgas Gakkum KLHK Tangkap Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur, Sudah 2 Tahun DPO

45 menit lalu

Satgas Gakkum KLHK Tangkap Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur, Sudah 2 Tahun DPO

KLHK telah menahan tersangka kejahatan lingkungan itu dan menitipkannya di Rutan Kelas I Salemba Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

1 jam lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Polisi Bebaskan Korban Begal yang Jadi Tersangka Pembunuhan di Jambi, Pakai Pasal Pembelaan Terpaksa

1 jam lalu

Polisi Bebaskan Korban Begal yang Jadi Tersangka Pembunuhan di Jambi, Pakai Pasal Pembelaan Terpaksa

Polisi menghentikan proses penyidikan kasus pembunuhan pelaku begal di Jambi dan membebaskan korban pembegalan.

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia terhadap Penembakan PM Slovakia Robert Fico

2 jam lalu

Reaksi Dunia terhadap Penembakan PM Slovakia Robert Fico

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico menjadi korban sebuah percobaan pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Periksa Sandra Dewi, Penyidik Kejaksaan Agung Dalami Soal Kepemilikan Jet Pribadi

2 jam lalu

Periksa Sandra Dewi, Penyidik Kejaksaan Agung Dalami Soal Kepemilikan Jet Pribadi

Penyidik Kejaksaan Agung mendalami soal kepemilikan jet pribadi saat memeriksa Sandra Dewi, istri Harvey Moeis tersangka korupsi timah.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Segel Mal Centre Point Karena Menunggak Pajak Rp 250 Miliar

2 jam lalu

Bobby Nasution Segel Mal Centre Point Karena Menunggak Pajak Rp 250 Miliar

Wali Kota Medan Bobby Nasution menyegel Mal Centre Point karena menunggak pajak Rp 250 Miliar sejak 2011 lalu.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tetapkan Eks Kakanwil Bea Cukai Riau Jadi Tersangka Korupsi Importasi Gula

3 jam lalu

Kejagung Tetapkan Eks Kakanwil Bea Cukai Riau Jadi Tersangka Korupsi Importasi Gula

Jadi tersangka kasus importasi gula, eks Kakanwil Bea Cukai Riau Ronny Rosfyandi ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Kasus Korupsi Rumah Dinas DPR, Sekjen DPR Sampaikan Semua Fakta Kepada Penyidik KPK

3 jam lalu

Diperiksa Kasus Korupsi Rumah Dinas DPR, Sekjen DPR Sampaikan Semua Fakta Kepada Penyidik KPK

Sekjen DPR Indra Iskandar mengaku sudah menyampaikan semua jawaban yang dibutuhkan penyidik KPK dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya