Polemik Sudirman Said dan Ahmad Ali, PKS Setuju Komunikasi Dilakukan dengan Tiga Tim Capres
Reporter
Ihsan Reliubun
Editor
Eko Ari Wibowo
Senin, 1 Januari 2024 23:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri, merespons polemik antara Sudirman Said dan Ahmad Ali soal komunikasi dengan tim calon presiden lain. Menurut dia, PKS berpandangan proses komunikasi semacam itu perlu dilakukan dengan ketiga tim pasangan capres-cawapres.
"Kalau dari PKS melihatnya berbeda, karena ada tiga pasangan calon presiden, tentu komunikasinya harus kepada ketiga-tiganya. Beda dengan pilpres dua periode yang lalu, yang cuma dua pasangan," kata Mabruri saat dihubungi Tempo, pada Senin, 1 Januari 2024.
Menurut dia, karena ada tiga pasangan yang bertarung pada Pilpres 2024, tentu komunikasi dengan ketiga tim capres-cawapres maupun tim dari masing-masing partai koalisi pasangan capres itu harus terbangun secara baik.
Tidak persoalkan soal langkah Sudirman
Mengingat setelah pemilihan presiden akan dilanjutkan dengan pemilihan kepala daerah. "Jadi kita ini tidak mungkin tidak berkomunikasi," kata Mabruri. Dia menjelaskan, bahwa partainya tidak mempersoalkan langkah Sudirman berkomunikasi dengan capres lain.
Namun dia menerangkan, di sisi lain, ada tim yang berfokus melakukan pemenangan dan penggalangan masyarakat atau Tim Nasional Anies-Muhaimin. Di antara Timnas Amin, ada yang bertugas berkomunikasi dengan tim lain. Ada juga tim bertugas di lapangan.
Menurut dia, mereka adalah tim ujung tombak yang bekerja menggalang dukungan, terutama kepada pemilih, termasuk mereka yang masih bimbang (swing voters) menentukan pilihan capres-cawapres. "Supaya menentukan pilihan kepada pasangan calon nomor satu," ujar dia.
Sebelumnya muncul polemik antara Ali, Wakil Ketua Umum NasDem, dengan Sudirman, co captain Tim Nasional Anies-Muhaimin. Hal ini berkaitan dengan upaya komunikasi dengan kubu calon presiden lain dalam kontestasi Pemilu 2024.
Kubu Sudirman mendukung peluang Anies dapat berkomunikasi dengan kubu calon presiden lain. Sedangkan kubu Ali menentang alias memilih menutup peluang komunikasi dengan calon lain tersebut.
Dalam rilis resminya, Sudirman mengatakan tidak paham kenapa sikap Ali, yang menjabat Pelatih Kepala Timnas Amin, seperti anomali. Sudirman mengatakan tidak yakin bahwa ucapan dan tindakan Ali mewakili sikap dan kebijakan partai.
Mabruri tak menjawab saat ditanya perihal langkah Sudirman membangun komunikasi dengan tim capres lain atas inisiatif sendiri atau melalui rapat bersama partai koalisi. Namun Mabruri mengatakan, sejak awal ketika terbentuk Tim 8, Sudirman terbiasa memimpin untuk melakukan komunikasi dengan tim lainnya.
"Karena memang beliau ini sejak awal dengan tim Anies sebelum koalisi terbentuk. Karena beliau lama dengan Anies, sudah hafal bagaimana pola komunikasinya Anies, jadi saya pikir sah saja kalau dia melakukan komunikasi (dengan tim lain)," kata Mabruri. "Yang penting tujuannya adalah terbaik buat paslonnya."
Tim 8 adalah gabungan dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. Tim 8 dibentuk untuk mengampanyekan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon preisden 2024-2029. Tim itu bubar setelah Demokrat hengkang dari koalisi. Kepergian Demokrat itu buntut dari penunujukkan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies.
Perihal polemik Sudirman dan Ali, Mabruri mengatakan tak ada rapat khusus membahas perbedaan pandangan dua orang tersebut. Mereka hanya terkejut karena ada berbagai wacana tentang perbedaan pendapat Sudirman dan Ali.
"Kemarin kan ada kutipan yang keluar di media, jadi agak ribut. Setelah Pak Ahmad Ali berbicara minta maaf, selesai. Insya Allah di tim sudah smooth lagi," ucap Mabruri.
Pilihan Editor: Tanggapi Polemik Sudirman Said dan Ahmad Ali, PKS: Tidak Ada Perbedaan Tajam