Jokowi Targetkan Urusan Sertifikat Tanah Selesai Tahun Depan

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Amirullah

Rabu, 27 Desember 2023 17:32 WIB

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Pengasih, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat 30 Januari 2020. Presiden menyerahkan 2.000 sertifikat tanah untuk masyarakat yang berasal dari seluruh DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membagi-bagikan sertifikat tanah saat melawat ke Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Rabu, 27 Desember 2023. Kepala negara menargetkan urusan sertifikat tanah dapat selesai tahun depan.

Jokowi, saat memberi sambutan, awalnya menyinggung soal konflik tanah yang sering terjadi karena warga tak memiliki bersertifikat. Menurut catatan Jokowi, sejak 2015, dari total 126 juta sertifikat tanah yang harus dibagikan, baru terlaksana 46 juta.

"Saya tuh kalau masuk ke desa itu selalu urusan sertifikat Pak, sengketa Pak, konflik lahan Pak, tapi masih ada 80 juta yang belum bersertifikat," kata Jokowi, dikutip dari keterangan video Sekretariat Presiden.

Badan Pertanahan Nasional sejak 2015 mengeluarkan 500 ribu sertifikat tanah per tahun. Jokowi menarget pemerintahannya dapat menyelesaikan 80 juta tersisa atau minimal menyisakan 6 juta tahun depan.

"Ini kita mati-matian agar tahun depan bisa diselesaikan, tapi kalau kepeleset mungkin masih 6 juta," ucap Jokowi, yang menyebut di Sidoarjo ia membagikan sekitar tiga ribu sertifikat.

Advertising
Advertising

Presiden Jokowi telah meluncurkan sekaligus menyerahkan secara simbolis sertifikat tanah elektronik di seluruh tanah air, Senin, 4 Desember 2023. Acara penyerahan ini dipusatkan di Istana Negara, Jakarta. Saat itu ia membagikan 2,5 juta sertifikat tanah.

Dalam sambutannya di Sidoarjo, Jokowi mengklaim adanya sertifikat tanah ini bisa meredam konflik di desa-desa. Ia menyebut ada masyarakat yang rela mati untuk mempertahankan tanah. "Memang (sertifikat) adalah hak tanda bukti kepemilikan tanah yang kita miliki," kata Jokowi.

Sejak awal menjadi presiden, Jokowi memang sempat menjanjikan untuk melakukan reformasi agraria dengan membagi-bagikan tanah kepada masyarakat. Dia berjanji akan membagikan ratusan hektare tanah kepada masyarakat untuk digarap.

Meskipun demikian, konflik agraria terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Konflik tersebut sebagian diantaranya berhubungan dengan Program Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan Presiden Jokowi. Diantaranya adalah konflik di Desa Wadas, Jawa Tengah, di Desa Air Bangis, Sumatera Barat dan terakhir konflik di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.

Pilihan Editor: Dewas KPK Berdalih Tak Bisa Pecat Firli Bahuri: Itu Sepenuhnya Kewenangan Presiden

Berita terkait

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

17 menit lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

27 menit lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

1 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

14 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

15 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

17 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

18 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

20 jam lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

21 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

21 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya