Deretan Pemikiran Soe Hok Gie Ikon Idealisme Aktivis Mahasiswa

Minggu, 17 Desember 2023 19:09 WIB

Soe Hok Gie. (net)

TEMPO.CO, Jakarta - Soe Hok Gie merupakan nama sosok aktivis mahasiswa yang memiliki peran sentral dalam penggulingan rezim Orde Lama Sukarno. Aktivis keturunan Tionghoa tersebut menempuh pendidikan tinggi di Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia dalam rentang waktu antara 1962 hingga 1968.

Lahir pada 17 Desember 1942 di Jakarta, Gie, sapaan akrabnya, merupakan putra dari ayah bernama Soe Lie Pit dan ibu yang bernama Nio Hoe An. Darah sastra Gie menurun dari ayahnya yang merupakan seorang novelis dan kegemaran Gie kecil mengunjungi perpustakaan.

Selain kegemarannya terhadap literatur sastra yang telah tumbuh sejak kecil, seperti dilansir dari Majalah Tempo edisi 11 Juli 2005, simpati Gie terhadap kelompok yang teraniaya juga telah tumbuh sejak ia kecil. Pernah pada suatu peristiwa pada saat Gie masih berusia belia, ia menyelamatkan temannya, Tjoe Tjin Hok yang pada saat itu sering dipukuli oleh bibinya.

Kritik Tajam

Setelah menamatkan pendidikan SMA-nya di SMA Kolese Kanisius, Gie yang melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia tersebut menjadi sosok mahasiswa kritis yang sering melontarkan kritik-kritik tajam. Selain dilontarkan pada rezim pemerintahan Orde Lama Sukarno, Gie juga turut melontarkan kritiknya kepada kawan-kawannya yang pada saat itu menjadi anggota dewan di DPR-GR.

Advertising
Advertising

“Bergabunglah dengan partai politik kalau mau berpolitik, jangan mencatut nama mahasiswa,” ujar Gie dalam suatu artikel berjudul “Setelah Tiga Tahun” yang terdapat dalam kumpulan tulisannya berjudul Zaman Peralihan.

Bahkan, saking geramnya Gie terhadap kawan-kawannya yang di DPR-GR, ia sampai mengirimkan seperangkat alat kosmetik yang disertai dengan nada satir, berbunyi “para wakil mahasiswa yang tak kenal menyerah dan tak mengenal kompromi, bisa tampil lebih cantik lagi di muka penguasa”.

Selain itu, Gie juga turut melakukan kritik terhadap pemerintah Orde Baru Suharto yang pada saat itu melakukan pembantaian massal terhadap anggota Partai Komunis Indonesia, keresahan Gie tersebut dituangkan dalam catatan dan kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul “Catatan Seorang Demonstran” dan “Zaman Peralihan”.

Gie dan Sosialisme

Seperti dikutip dari jurnal akademis yang ditulis oleh Suastiani dan Corry Liana yang berjudul “Soe Hok Gie dalam Wacana Dwifungsi Mahasiswa 1961-1969”, sejak memasuki dunia mahasiswa, Gie tidak menaruh minat terhadap organisasi mahasiswa yang memiliki nama besar seperti GmnI, HmI, dan PMKI. Namun, Gie lebih memilih bergabung dengan Gemsos atau Gerakan Mahasiswa sosialis yang menganut ideologi sosialisme.

Bergabungnya Gie ke Gemsos menjadikan dirinya dianggap sebagai sosok yang berada di golongan independen, karena pada saat itu Kampus Salemba UI sedang kental pertarungan antara HmI dan GmnI. Selain itu, independensi Gie juga didukung oleh sikap Gie yang ketika menjabat sebagai Senat Mahasiswa tidak sama sekali memberikan pengaruh politik pada rekan-rekannya.

Selain independen, Gie juga memiliki pemikiran yang menolak adanya politik praktis yang masuk ke dalam kampus dan lebih memilih membentuk Mapala atau mahasiswa pecinta alam untuk memupuk rasa patriotisme mahasiswa. Dalam organisasi tersebut, Gie juga berupaya menanamkan sifat solidaritas dan gotong royong pada jiwa manusia.

Gie dan Kebebasan

Selain didirikan untuk memupuk rasa patriotisme dan gotong royong, Mapala UI dibentuk oleh Gie dan Herman Lantang, kawan Gie, sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap kebebasan. Masih dilansir dari jurnal akademis yang ditulis oleh Suastiani dan Corry Liana, Gie merupakan sosok yang mencintai kebebasan dan dibuktikan dengan kegemarannya mendaki gunung.

Gie juga merupakan sosok yang peduli dan lebih tertarik pada isu-isu yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat, masalah ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat. Kecintaan Gie atas kebebasan dibuktikan dengan bergabungnya Gie dalam Gerakan Pembaruan atau gerakan bawah tanah binaan Soemitro Djojohadikusumo yang digunakan untuk menggulingkan rezim Orde Lama Sukarno.

RENO EZA MAHENDRA | GERIN RIO PRANATA | MAJALAH TEMPO

Pilihan Editor: Prosesi Pemakaman Soe Hok Gie, dari Gunung Semeru Bersemayam di Museum Taman Prasasti

Berita terkait

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

3 hari lalu

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

Aliansi BEM se-UI mengangkat kartu hitam dalam sidang terbuka LPJ Rektor UI, Ari Kuncoro pada Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

UI Buka Ruang Konsultasi Bila UKT dan IPI Mahasiswa Baru Tak Sesuai

3 hari lalu

UI Buka Ruang Konsultasi Bila UKT dan IPI Mahasiswa Baru Tak Sesuai

UI membuka ruang konsultasi bagi calon mahasiswa baru yang merasa penetapan kelompok UKT dan IPI tidak sesuai dengan kondisi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

4 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

4 hari lalu

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

Kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum dalam menaikkan biaya UKT memicu aksi protes mahasiswa. Apa itu PTNBH?

Baca Selengkapnya

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

6 hari lalu

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat pagi ini, 10 Mei 2024, dipuncaki artikel informasi tentang aturan menghitung jarak zonasi PPDB 2024/2025.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

7 hari lalu

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

Mahasiswa STIP Jakarta bernama Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal setelah dianiaya seniornya. Ini bukan kejadian pertama kematian di kampus.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

7 hari lalu

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.

Baca Selengkapnya

FEB UI Sekolah Bisnis Terbaik di Indonesia Versi QS World University Rankings 2024

8 hari lalu

FEB UI Sekolah Bisnis Terbaik di Indonesia Versi QS World University Rankings 2024

Predikat itu diraih FEB UI untuk tiga jurusan, yaitu Accounting & Finance, Business & Management Studies, dan Economics & Econometrics.

Baca Selengkapnya

Pengajuan UKT Mahasiswa Baru UI Dimulai Hari ini, Simak Jadwal, Prosedur, dan Berkasnya

8 hari lalu

Pengajuan UKT Mahasiswa Baru UI Dimulai Hari ini, Simak Jadwal, Prosedur, dan Berkasnya

Berikut prosedur, jadwal, dan berkas yang harus disiapkan oleh mahasiswa baru untuk menentukan besaran UKT di UI, tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

9 hari lalu

Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

Dosen FKUI dapat bersaing di dunia medis secara global.

Baca Selengkapnya