Jokowi Ingin Bagikan Bansos hingga Juni 2024

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Febriyan

Jumat, 15 Desember 2023 07:50 WIB

Presiden Joko Widodo meninjau petani yang sedang melakukan tanam padi saat kunjungan kerja di area persawahan Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu 13 Desember 2023. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan akan membagikan bantuan sosial (bansos) kepada warga hingga Juni 2024. Jokowi mengatakan bansos itu dapat dibagikan, dengan catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencukupi.

Presiden mengungkap ini saat mengunjungi Gudang Bulog Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 14 Desember 2024. Lawatan presiden ke Malang adalah untuk mengecek ketersediaan beras serta membagikan bansos atau bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) kepada sejumlah penerima manfaat.

“Kita berdoa bersama moga-moga April, Mei, Juni, APBN-nya cukup, kita lanjutkan lagi,” kata Jokowi, dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers dan Media Istana.

Kebijakan bansos CBP ini akan berjalan sampai Maret 2024. Selain membagikan bansos pangan, pemerintah juga akan membagikan bantuan langsung tunai (BLT) El Nino hingga Desember.

Dalam kunjungan tersebut, presiden memastikan, bagi masyarakat yang belum menerima akan segera dikirimkan dalam waktu dekat.

“Ada yang sudah ada yang belum karena memang ini masih baru minggu-minggu ini baru proses keluar, tolong dicek ada yang lewat kantor pos ada yang lewat bank,” katanya.

Bansos sebagai kebijakan populis

Advertising
Advertising

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyoroti salah satu upaya Jokowi mempertahankan kepuasan publiknya adalah dengan cara membagikan bansos.

“Bansos itu penting bagi politikus dan partai politik untuk meningkatkan kepercayaan publik,” kata Ujang saat dihubungi Tempo pada Selasa malam, 12 Desember 2023.

Menurut Survei Litbang Kompas, kepuasan publik terhadap pemerintah saat ini masih tinggi. Berdasarkan survei pada Desember 2023, 73,5 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan. Sementara 26,5 persen bagian responden yang menyatakan tidak puas.

Anies Baswedan kritik bansos

Sebelumnya, kebijakan bansos pemerintah mendapatkan kritikan dari calon presiden yang diusung Koalis Perubahan, Anies Baswedan. Dia menilai bansos tidak menyelesaikan akar permasalahan kemiskinan.

Dia mencontohkan para petani yang disebut memiliki pendapatan tidak mencukupi. Menurut Anies Baswedan, para petani tersebut mendapatkan pendapatan yang rendah karena tata niaga produk pertanian yang tak baik. Alih-alih memperbaiki tata niaga, menurut dia, pemerintahan Presiden Jokowi justru membagikan bansos.

"Kalau mereka ikut dalam pasar maka kita membereskan masalah kemiskinan bukan lewat bansos," kata Anies dalam dialog di acara Apindo di Jakarta, Senin lalu.

DANIEL A. FAJRI

Berita terkait

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

34 menit lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

5 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

12 jam lalu

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

16 jam lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

18 jam lalu

Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

23 jam lalu

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

23 jam lalu

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

1 hari lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis PPDS: Kuota Hanya 38, Depresi sampai Dibuli Senior

1 hari lalu

Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis PPDS: Kuota Hanya 38, Depresi sampai Dibuli Senior

Untuk tahun pertama Kementerian Kesehatan menyediakan 38 kursi PPDS, namun Jokowi minta kuotanya ditambah.

Baca Selengkapnya