Agus Rahardjo Sebut 2 Eks Ajudannya Bungkam Soal Cerita Pertemuan Dia dengan Jokowi

Rabu, 6 Desember 2023 12:05 WIB

Pimpinan KPK periode 2016-2019 Agus Rahardjo, Basaria Pandjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang dan Laode M. Syarief saling bergandengan tangan saat memberikan keterangan pers terkait laporan kinerja KPK 2016-2019 menjelang berakhirnya masa jabatan mereka, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Agus Rahardjo mengatakan, dua bekas ajudannya yang menjadi saksi saat ia dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini bungkam saat dimintai konfirmasi pertemuan itu. Para bekas ajudan itu merupakan saksi yang membuktikan Agus tidak berbohong.

Agus mengatakan, dua bekas ajudannya menjadi saksi pertemuan dia dengan Jokowi. Namun, kata Agus, ketika dihubungi, Didik, salah satu bekas ajudan itu mengaku sama sekali lupa. "Saya sama sekali enggak inget, Pak," ujar Agus menirukan perkataan bekas ajudan itu, saat ditemui di kediamannya di Jatiasih, Bekasi, Selasa, 5 Desember 2023.

Adapun ajudan lainnya bernama Yatin Defi Purnomo, menurut Agus sama sekali tak bisa hubungi. "Ponselnya sama sekali dimatikan ke saya," ujarnya. Agus mengaku tak tahu ajudannya memblokir nomornya atau tidak. Padahal, ajudan itu memiliki catatan lengkap perjalanannya saat itu.

Kepada Tempo, Agus menunjukkan riwayat percakapan melalui aplikasi perpesanan dengan Yatin. Agus berusaha menghubunginya Ahad, 3 Desember 2023 pukul 20.00. "Pak Yatin, tolong hubungi saya, terima kasih," ucapnya membaca pesan itu. Namun, pesan itu tidak tersambung.

Yatin, kata Agus, memiliki dua nomor berbeda. Namun, dia mengatakan nomor yang lain juga tidak bisa dihubungi. "Saya pikir itu perintahnya dari Polri," ujarnya. Bekas ajudannya itu, kata Agus, kini menjadi ajudan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.

Advertising
Advertising

Bukti lain pertemuan itu adalah riwayat percakapan Agus dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno melalui aplikasi perpesanan. Namun, riwayat percakapan itu tak bisa diakses lantaran dia sempat berganti ponsel. "Kecuali Anda bisa mengaktifkan ponsel saya yang lama," ujarnya.

Ketika memeriksa ponsel lama Agus, Tempo tak berhasil menmukan riwayat percakapan itu. Dengan begitu, Agus mengakui tak memiliki bukti kuat untuk membuktikan pertemuannya dengan Jokowi. "Jadi kalau saya adu bukti memang saya lemah sekali. Lemah sekali," ucapnya.

Baru-baru ini, Agus Rahardjo mengatakan lembaga antirasuah mulai diintervensi oleh pemerintah sejak kasus korupsi pengadaan e-KTP pada 2017 silam. Agus mengatakan, kala itu dirinya sedang menjabat sebagai Ketua KPK periode 2015-2019. Pada 2017, dia dipanggil Presiden Jokowi ke Istana sendirian.

Pilihan Editor: Dewas KPK Segera Tentukan Perkara Firli Bahuri Masuk Sidang Etik atau Tidak

HAN REVANDA PUTRA

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

7 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

10 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya