Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

Rabu, 6 Desember 2023 08:05 WIB

Marthinus Hukom. antaranews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri Irjen Pol Marthinus Hukom ditunjuk sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen Petrus Golose yang telah purnatugas. Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menteken beleid pemberhentian Petrus dan pengangkatan Marthinus itu dalam surat Keputusan Presiden Nomor 182/TPA Tahun 2023.

“Presiden telah menandatangani Keppres pemberhentian Bapak Petrus Golose sebagai Kepala BNN, dan pengangkatan Bapak Irjen Pol. Marthinus Hukom sebagai Kepala BNN yang baru,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam pesan singkat di Jakarta, Senin malam, 4 Desember 2023.

Marthinus Hukom banyak menghabiskan waktunya di kesatuan antiterorisme sepanjang berkarier di kepolisian. Jabatan yang diembannya di reserse antiterorisme antara lain Kepala Tim atau Katim Anti Teror Bom Polda Metro Jaya pada 2002, Analis Intelijen Satgas Anti Teror Polri pada 2002 hingga 2015, dan Kabid Intelijen Densus 88 Antiteror Polri pada 2010 hingga 2015.

Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Densus atau Wakadensus 88 Antiteror Polri pada 2015 hingga 2016. Jabatan ini kembali diembannya pada 2018 hingga 2020 sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Polri hingga 2023. Terbaru, jabatan terakhirnya di Densus 88 itu dilepasnya setelah Jokowi menunjuknya sebagai Kepala BNN.

Irjen Pol Marthinus Hukom boleh dibilang punya banyak jasa sebagai insan anti teroris. Kariernya di kepolisian banyak diluangkan di bidang reserse, utamanya anti teror. Ia dikenal sebagai sosok yang andil dalam penangkapan Ali Imron, pelaku teror Bom Bali. Ia juga tercatat ikut dalam penangkapan teroris Nasir Abbas, Azahari bin Husin dan Noordin Mohammad.

Advertising
Advertising

Berikut rekam jejak Irjen Pol Marthinus Hukom saat di Densus 88 Antiteror Polri

Penangkapan Ali Imron

Dinukil dari Majalah Tempo, edisi Ahad 1 Desember 2002, pada pertengahan Oktober 2002 terjadi aksi teror bom Bali I yang dilakukan Ali Imron, Imam Samudra, dan Amrozi. Dalam kasus bom Bali, Ali Imron alias Alit yang juga adik kandung Amrozi berperan membawa minibus Mitsubishi L-300 dari Lamongan ke Kuta. Dia pula yang menyetir mobil tersebut ke titik pemboman di Paddy’s Café dan Sari Club pada 12 Oktober 2002.

Marthinus Hukom, mantan Kepala Tim atau Katim Anti Teror Bom Polda Metro Jaya periode 2002 yang ketika itu menjabat sebagai Analis Intelijen Satgas Anti Teror Polri ikut melakukan perburuan. Ali Imron akhirnya berhasil ditangkap oleh kepolisian pada Januari 2003 di wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bersama Irjen Pol (Purn) Carlo Brix Tewu, Marthinus disebut menjadi salah satu anggota tim yang berhasil menangkap teroris tersebut.

Penangkapan Nasir Abbas

Pada April 2003 lalu, polisi berhasil menangkap teroris Nasir Abbas, kepala wilayah atau Mantiqi tiga kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Bantar Gebang, Bekasi. Selain Abbas, warga negara Malaysia itu, polisi juga menangkap 17 orang yang terkait dengan JI. Marthinus mengaku menjadi salah satu anggota tim yang dipimpin langsung oleh Saud Usman Nasution, menangkap teroris Asia Tenggara itu. Kala itu, Abbas, kata Marthinus meminta ditembak mati.

“Saya menangkap Nasir Abbas, ketika saya menangkap dia, permintaan dia sambil berantem adalah matikan saya saja, tembak saja,” kata Marthinus pada Maret 2022 lalu.

Adapun Nasir Abbas merasa menyesal dan mengakui kesalahannya dalam mengambil keputusannya itu. Ia mengaku terjebak dalam Jaringan Jamaah Islamiyah yang melakukan kegiatan teror di berbagai wilayah Indonesia.

Penangkapan Azahari bin Husin

Marthinus Hukom juga terlibat dalam penangkapan Azahari bin Husin alias Dr Azahari pada November 2005. Marthinus disebut menjadi salah satu anggota tim investigasi yang mencari keberadaan dalang Bom Bali itu. Dalam kasus ini, Marthinus berperan memantau pergerakan anak buah Azahari yakni Yahya Antoni alias Cholili.

Akhirnya Azahari berhasil ditangkap di wilayah Demak, Jawa Tengah. Pada Maret 2022 lalu Martinus menceritakan kembali kisah penangkapan itu. “Ketika kita menangkap dr Azahari kita menangkapnya di rumah. Apa yang terjadi? Dia membalas dengan bom, 12 bom dia lemparkan ke arah kita,” ujarnya. Marthinus pun mendapatkan kenaikan pangkat kehormatan Kenaikan Pangkat Luar Biasa dari Kompol ke AKBP atas penangkapan Azahari bin Husin.

Penangkapan Noordin M Top

Saat menjabat Analis Intelijen Satgas Anti Teror Polri, Marthinus juga kembali dilibatkan dalam operasi penangkapan teroris Noordin M Top pada 2009. Pengejaran terhadap Noordin dilakukan buntut aksi teror bom di Mega Kuningan, Jakarta. Keberadaannya berhasil dilacak usai anggota Densus 88 menangkap Ahmad Puji Prabowo alias Bejo dan Sukono, di Solo, Jawa Tengah, pada September 2009.

Berdasarkan hasil interogasi keduanya, Noordin disebut menyembunyikan diri di salah satu rumah kontrakan yang ditempati Bagus Budi Pranoto, pelaku pengeboman kedubes Australia pada 2003. Berbekal informasi itu, tim Densus 88 Antiteror Polri kemudian melakukan penggerebekan pada 16 September 2009, sekitar pukul 23.00 WIB.

Penggerebekan tersebut sempat diwarnai kontak tembak akibat perlawanan dari Noordin dkk. Kontak tembak baru berhenti pada keesokan harinya pukul 06.00 WIB. Empat teroris dilaporkan tewas dalam aksi penggerebekan itu, termasuk Noordin dan Bagus. Atas jasanya, Marthinus Hukom memperoleh Kenaikan Pangkat Luar Biasa dari AKBP ke Kombes. Pol atas jasanya dalam penangkapan Noordin Mohammad Top.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | DANIEL A. FAJRI | MAJALAH TEMPO | ANTARA

Pilihan Editor: Irjen Marthinus Hukom Kepala BNN ke-13, Berikut Profil Kepala BNN dari Masa ke Masa

Berita terkait

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

40 menit lalu

Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

44 menit lalu

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

1 jam lalu

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengklaim tidak sulit memberantas parkir liar

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaanya di Bidang Legislatif

1 jam lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaanya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Bakal Gunakan Nomor Khusus untuk Kirim Surat Tilang via WhatsApp, Beda dengan Polda Metro Jaya

2 jam lalu

Korlantas Polri Bakal Gunakan Nomor Khusus untuk Kirim Surat Tilang via WhatsApp, Beda dengan Polda Metro Jaya

Korlantas Polri berencana menggunakan nomor WhatsApp khusus dalam surat pemberitahuan tilang elektronik atau ETLE.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis PPDS: Kuota Hanya 38, Depresi sampai Dibuli Senior

2 jam lalu

Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis PPDS: Kuota Hanya 38, Depresi sampai Dibuli Senior

Untuk tahun pertama Kementerian Kesehatan menyediakan 38 kursi PPDS, namun Jokowi minta kuotanya ditambah.

Baca Selengkapnya

Syarat Pemasangan Foto Presiden dan Wakil Presiden di Kantor atau Instansi, Wajibkah?

3 jam lalu

Syarat Pemasangan Foto Presiden dan Wakil Presiden di Kantor atau Instansi, Wajibkah?

PDIP memberi klarifikasi mengapa tak ada foto Jokowi di kantor DPD PDIP Sumatera Utara. Wajibkah pemasangan foto presiden dan wakil presiden?

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Masih Memastikan Jaminan Keamanan Pengiriman Surat Tilang via WhatsApp

4 jam lalu

Korlantas Polri Masih Memastikan Jaminan Keamanan Pengiriman Surat Tilang via WhatsApp

Korlantas Polri menyatakan belum akan memberlakukan surat tilang elektronik melalui WhatsApp. Masih memastikan jaminan keamanan.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

4 jam lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya