238 Tahun Pangeran Diponegoro, Menyisir Kisah Hidupnya Melalui Babad Diponegoro

Minggu, 12 November 2023 09:09 WIB

Pangeran Diponegoro. ikpni.or.id

TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo. Ia lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta yang dikenal lantaran memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Perang tersebut terjadi karena Diponegoro tidak setuju Belanda berkontribusi dalam masalah tentang kerajaan. Selain itu, sejak 1821, para petani lokal menderita karena penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman.

Atas dasar itu, Perang Diponegoro terjadi selama lima tahun pada 1825-1830 yang memakan korban jiwa sebanyak 200.000 penduduk Jawa. Selain melawan Belanda, perang ini juga menjadi perang saudara antara orang keraton yang berpihak pada Diponegoro dan anti-Diponegoro (antek Belanda). Perang ini berakhir dengan menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa, seperti dilansir kemdikbud.go.id.

Pada ranah sastra, Pangeran Diponegoro adalah penulis autobiografi pertama dengan karya berjudul Babad Diponegoro. Babad ini menjadi bagian dari sejarah Jawa yang sudah berlangsung ribuan tahun. Karya ini ditulis saat masa pengasingan di Manado pada 1832. Saat ini, naskah Babad Diponegoro disimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta sebagai koleksi naskah Brandes. Bahkan, karya ini sudah diakui dunia melalui UNESCO PBB sebagai Memory of the World pada 2013.

Pada bagian awal, Babad Diponegoro menceritakan tentang asal-usul leluhur Pangeran Diponegoro. Kisah tersebut bermula dari Prabu Brawijaya di Majapahit sampai lahir para wali dan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Bahkan, kisah terkait keraton juga dimunculkan dalam babad ini. Selain itu, awal babad ini juga menguraikan tentang ajaran kejawen Sunan Kalijaga yang merupakan percampuran tradisi Islam dan Jawa serta Hindu dan Buddha. Sebab, Diponegoro masih menganut ajaran kejawen yang ditunjukan dengan tindakan tirakat, seperti Panembahan Senopati.

Menurut syekhnurjati.ac.id, Babad Diponegoro juga menggambarkan identitas diri Diponegoro sebagai superioritas orang Jawa sekaligus seorang pangeran. Lalu, bagian utama babad ini adalah kisah kehidupan Diponegoro, terutama ketika peperangan menghadapi Belanda. Selain itu, ada pula kisah tentang kejadian Diponegoro dan pendukungnya sakit hati atas perlakuan Belanda. Diponegoro juga merasa tersinggung ketika Belanda meninggalkannya begitu saja.

Advertising
Advertising

Konflik Belanda dan Pangeran Diponegoro memanas karena pemasangan tiang pancang untuk membangun jalan. Dari konflik ini, terdapat kabar bahwa Diponegoro akan ditangkap oleh Belanda. Konflik yang semakin meledak membuat Residence Yogyakarta memanggil Diponegoro datang ke Loji atau benteng Belanda.

Bahkan, residen turun tangan dan mengirimkan pasukan untuk menangkap Diponegoro. Akibatnya, terjadi perang yang membuat rumah Diponegoro dibakar. Sementara itu, Diponegoro dan pasukannya melarikan diri ke Selarong. Inilah permulaan awal Perang Diponegoro yang dijelaskan dalam babad ini. Kisah ini pun menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia.

Menuju akhir Perang Diponegoro, pada 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil mendesak pasukan Pangeran Diponegoro di Magelang. Diponegoro pun menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Dengan demikian, Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.

Pilihan Editor: Prabowo Pernah Usul Makam Pangeran Diponegoro Dipindah dari Makassar, Begini Kata Anies Baswedan

Berita terkait

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

14 jam lalu

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun, ditemukan kembali pada 2014.

Baca Selengkapnya

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

21 jam lalu

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

Deretan beasiswa luar negeri S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran pada Mei 2024

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

21 jam lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

2 hari lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

3 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

6 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

6 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

6 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

7 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

14 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya