Perbedaan Bakal Cawapres Erick Thohir dan Khofifah, Pengamat Sebut Elektoral dan Uang

Rabu, 11 Oktober 2023 20:20 WIB

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Erick Thohir (tengah), Gubernur Jawa Timur terpilih dan juga Ketua Dewan Pengarah Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan), Wakil Ketua JKSN Arum Sabil (kiri), Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qornain KH. Yazid Karimullah (ketiga kanan), saat Deklarasi JKSN, di Ponpes Nurul Qornain, Desa Balet Baru, Sukowono, Jember, Jawa Timur, Kamis 22 November 2018. ANTARA FOTO/Seno

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN sekaligus Ketua PSSI, Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa disebut-sebut dua sosok yang masuk sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Pengamat politik dan ahli hukum tata negara, Refly Harun, mengatakan dua nama tersebut berpotensi mendampingi calon presiden Prabowo Subianto, tetapi dengan pertimbangan

“Kalau kepentingannya uang, Erick Thohir. Kalau kepentingannya elektoral, ya, Khofifah,” kata Refly saat dihubungi, Rabu, 11 Oktober 2023. Dalam konteks dua nama tersebut, menurut Refly Harun, koalisi Prabowo Subianto tinggal memilih antara menang karena suara atau dengan membeli suara.

Kendati demikian, dua sosok itu tetap dipertimbangan dalam konstelasi politik di akhir pendaftaran ke KPU. Menurutnya, dalam pemilu suara itu bisa saja tidak asli alias dipengaruhi dengan politik uang yang tinggi. Oleh karena itu, dia mewanti-wanti kepada panitia KPU hingga ke bawah untuk tidak terpengaruh dengan upaya curang dari salah satu pihak dalam pemilu.

Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyebut ada empat bakal calon wakil presiden yang menguat di Koalisi Indonesia Maju untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024. “Kami mendengar cawapres Bapak Prabowo Subianto menguat pada empat nama,” kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 9 Oktober 2023.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Prabowo Subianto, kata politikus partai Demokrat itu, akan meminta sekaligus mendengarkan pandangan dari pimpinan tiap partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju untuk memutuskan cawapres yang akan dipilih. Partai Demokrat, kata dia, akan memberikan masukan dan pertimbangan. “Tapi tentu aja, bagi Partai Demokrat, Bapak Prabowo-lah yang akan memutuskan siapa cawapresnya nanti,” kata dia.

Advertising
Advertising


Pemilu 2024 Diprediksi Ada Persaingan

Menjelang pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19-25 Oktober mendatang, calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan capres Ganjar Pranowo belum mengumumkan calon wakil presiden mereka dalam Pemilu 2024. Pengamat politik sekaligus pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan kondisi itu karena konflik di Istana belum selesai.

Dia menilai oligarki yang berkuasa ingin hanya ada satu pasangan, yaitu duet Prabowo dan Ganjar. “Untuk berhadapan dengan non-istana, Anies Baswedan,” kata Refly saat dihubungi, Rabu, 11 Oktober hari ini.

Menurutnya, niat menduetkan Prabowo-Ganjar masih terkendala dengan panasnya hubungan tokoh sentral, yaitu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Refly mengibaratkan sejoli itu berebut anak asuh sebagai capres.

Pasangan Prabowo-Ganjar dinilai sebagai kepentingan Jokowi. Sedangkan Ganjar-Prabowo, Refly menilai itu kepentingan Megawati. “Istana belum selesai dengan pertengkarannya sendiri,” kata Refly. Panasnya hubungan Jokowi dan Megawati itu, menurut Refly, menunjukkan tidak adanya kekompakan.

Bila terjadi tiga poros, Refly melihat pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin dipastikan lolos ke putaran kedua berhadapan dengan salah satu pasangan Prabowo atau Ganjar di Pemilu 2024. Pertarungan itu, kata Refly, akan terjadi antara kubu Istana yang direpresentasikan oleh Prabowo atau Ganjar melawan kubu non-Istana yang direpresentasikan Anies Baswedan.

Pilihan Editor: Prabowo Terima Usul Gibran jadi Cawapresnya, Tunggu Putusan MK

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

35 menit lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

55 menit lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

2 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

2 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

2 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

3 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

3 jam lalu

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi membenarkan Koalisi Indonesia Maju mendukung Khofifah-Emil di Pilgub Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

3 jam lalu

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

Bagaimana kelanjutan rencana merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat, ketika OJK belum memproses dan MUI menolaknya?

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

4 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Resmi Daftar ke PDIP untuk Maju Pilkada Solo 2024

5 jam lalu

Teguh Prakosa Resmi Daftar ke PDIP untuk Maju Pilkada Solo 2024

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa secara resmi menyerahkan formulir pendaftaran untuk mengikuti penjaringan bakal calon wali kota Solo di kantor PDIP

Baca Selengkapnya