Kondisi Pulau Rempang Terkini: Perempuan Terus Suarakan Penolakan Penggusuran
Reporter
Yogi Eka Sahputra
Editor
Linda novi trianita
Selasa, 3 Oktober 2023 14:42 WIB
TEMPO.CO, Batam - Emak-emak dari Kelurahan Sembulang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau membentangkan spanduk penolakan relokasi saat Kepala BP Batam berkunjung ke Pulau Rempang, Kota Batam, Selasa pagi, 3 Oktober 2023. Belasan warga tersebut membentangkan spanduk berbagai peryataan penolakan relokasi.
Beberapa penolakan yaitu "Kami benci pengkhiatan", "Pak Jokowi Mana Janj Sertifikat Kami", "Sembulang Kampung Sejarah". Dan berbagai tulisan protes lainnya.
Warga juga menyanyikan lagu Indonesia Raya dan bersalawat sesaat rombongan Kepala BP Batam tiba di Kelurahan Sembulang. "Kami masyarakat Sembulang, menolak relokasi, penggusuran atau penggeseran tanah wilayah Melayu, Allahuakbar," ujar salah seorang ibu-ibu sambil diikuti teriakan takbir ibu-ibu lainnya.
Salah seorang warga, Siti Hawa mengatakan, masyarakat mendapat informasi kunjungan Kepala BP Batam pukul 09.00 WIB. Setelah itu, warga langsung berkumpul di jalan dan membentangkan spanduk penolakan. "Pak Rudi tidak turun dari mobil, hanya melintas saja," kata Siti, usai melakukan aksi.
Ia tidak berharap bertemu dengan Rudi, hanya saja ingin menyampaikan aspirasi bahwa warga Kampung Sembulang masih menolak untuk direlokasi. "Kami mohon jangan gusur kami, ini tanah nenek moyang kami," kata Siti.
Amin, salah seorang warga Sembulang lainnya mengatakan, saat ini kondisi di Pulau Rempang sudah membaik. Warga sudah mulai tenang, pasalnya tidak ada lagi aparat kepolisian atau TNI yang datang ke rumah untuk meminta warga ikut relokasi. "Sekarang sudah tenanglah, tetapi masih 50 persen. Kalau sudah pasti batal, kami baru senang," kata Amin.
Setidaknya sudah dua pekan belakangan warga tidak lagi didatangi aparat untuk relokasi. "Kalau untuk kerja, kami masih takut-takutlah," kata Amin.
Pantauan Pulau Rempang
Sampai saat ini lokasi di Pulau Rempang masih seperti biasanya. Meskipun di dua titik yaitu Simpang Sembulang dan Simpang Dapur 6 masih berdiri posko aparat tim gabungan.
Sedangkan di poskos bantuan hukum juga terlihat beberapa warga masih berkumpul. Setidaknya terdapat lima posko bantuan hukum yang didirikan berbagai organisasi masyarakat.
Selanjutnya Tujuh Keluarga Sudah Pindah, Mayoritas Masih Menolak
<!--more-->
Beberapa Warga Sudah Pindah, Mayoritas Masih Menolak
Siaran pers BP Batam terakhir menyebutkan sebanyak tujuh keluarga sudah pindah ke hunian sementara. Setidaknya sudah 317 keluarga yang mendaftar, dengan target sekitar 700 lebih keluarga.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, melalui Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait menyambut baik pemindahan terhadap warga yang telah dilakukan dengan maksimal.
Ariastuty mengungkapkan, tujuh KK yang telah dipindahkan berasal dari lokasi yang berbeda-beda. Ada yang dari Sei Buluh Simpang Dapur Enam, Goba Sei Buluh, Pasir Panjang, dan Sembulang Camping. "Sejauh ini ada 10 KK yang sudah menempati hunian sementara. Kami berharap, jumlah tersebut terus bertambah," ujar Ariastuty.
Sesuai arahan Kepala BP Batam, Ariastuty menekankan jika pemindahan terhadap warga yang terdampak pengembangan Rempang Eco-City pun dilakukan dengan cara yang humanis. Tanpa ada intervensi atau pun paksaan.
"Tim yang bertugas di lapangan akan membantu dengan maksimal proses pemindahan hingga warga menempati hunian sementara. Dan BP Batam pun berkomitmen untuk terus melakukan pendekatan humanis dan komunikasi persuasif ke warga selama pendataan dilakukan," ujarnya.
Pilihan Editor: Bahlil Lahadalia Mengaku Heran Konflik Rempang Begitu Heboh