Pj Bupati Flores Timur NTT Terapkan Tak Makan Nasi Setiap Jumat kepada Warganya, Ini Sederet Usul Kontroversi Soal Pangan

Kamis, 28 September 2023 08:53 WIB

Doris Alexander Rihi. Wikipedia/Arsip Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini mengeluarkan himbauan tak makan nasi setiap Jumat kepada warganya. Menggantinya dengan makanan lokal non nasi antara lain ubi, pisang, jagung bose, jagung titi, sayur-sayuran lokal, ikan dan aneka olahan pangan lokal lainnya.

Maklumat tersebut disampaikan melalui Surat Edaran dengan Nomor: Distan KP.521/610/IX/2023 tentang Gerakan 'Nona Sari Setia' (No Nasi Satu Hari Sehat Bahagia dan Aman) per tanggal 21 September 2023, di tengah harga beras yang terus naik.

Dalam hal ini, Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Doris Alexander Rihi, mengatakan Surat Edaran (SE) ditujukan kepada Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Kepala Desa/Lurah, serta pimpinan BUMN dan BUMD di seluruh Kabupaten Flores Timur. Imbauan puasa nasi itu merupakan upaya menyikapi inflasi daerah yang dipengaruhi kenaikan harga beras.

Bukan kali pertama, aturan dan himbauan yang mengundang kontroversi tentang krisis pangan juga pernah dikeluarkan. Bahkan, di antaranya mendapatkan tanggapan yang tidak mengenakkan. Ucapan mereka dihujat dan dianggap tidak menyelesaikan akar masalah dari krisis pangan. Berikut beberapa himbauan dan permintaan yang nyeleneh terkait krisis pangan, dirangkum dari berbagai sumber.

1. Puan Maharani minta rakyat miskin tidak banyak makan

Advertising
Advertising

Pada 2019, Puan Maharani yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bergurau meminta rakyat miskin untuk tidak terlalu rutin makan. Kejadian itu berawal dari Gubernur Bali saat itu, Made Mangku Pastika yang meminta Puan untuk menambah alokasi raskin di Bali.

"Tadi saya sudah berkonsultasi dengan DPRD Bali dan Bappeda Bali untuk menambah kuota raskin di Bali karena, dari data yang dikeluarkan oleh BPS Bali, jumlah orang miskin naik dari 4,7 persen menjadi 5,2 persen," ujar Pastika, saat itu.

Puan yang hadir dalam acara itu pun menjawab permintaan Pastika dengan berseloroh. Ia meminta rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak. Pernyataan Puan Maharani itu tidak berkaitan dengan kenaikan harga beras.

Ia meminta rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak. "Jangan banyak-banyak makanlah, diet sedikit tidak apa-apa," kata Puan, berseloroh.


2. Jokowi minta tanam cabai

Berbeda dengan Puan Maharani, Presiden Jokowi minta masyarakat menanam cabai untuk menghadapi krisis pangan pada 2022. Permintaan ini ditujukan untuk mengatasi krisis pangan akibat dampak perang yang menyebabkan terhambatnya rantai pasok pangan.

Jokowi pun meminta masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan di rumah tangga yang kosong. Sehingga kebutuhan pangan masyarakat tercukupi, terutama cabai.

"Urusan cabai, urusan ini yang seharusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa menanam itu, di polybag atau di pekarangannya sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis," kata Presiden Jokowi saat meninjau dan menanam kelapa genjah di Desa Giriroto, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Kamis, 11 Agustus 2023, dikutip dari Antara.

Selain itu, Presiden Jokowi mendorong menanam komoditas lainnya seperti kelapa genjah. Pasalnya, komoditas ini dapat diolah menjadi berbagai bahan pangan seperti gula semut.

3. Megawati menyarankan memasak tanpa minyak goreng

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyarankan memasak dengan cara alternatif lain sebagai pengganti minyak goreng di saat krisis pangan. IA menjelaskan masyarakat bisa memasak dengan mengukus atau merebus untuk menggantikan minyak goreng jika harganya melambung.

"Jadi kenapa kok saya dibilang 'Ibu ini tidak peduli kalau tidak ada minyak goreng', saya sangat peduli. Tapi anak-anak kita dikasih apa kalau ibu-ibu seharian antre minyak goreng? Anak-anak sudah dibuatkan makan belum ya kalau sudah pulang sekolah?" pungkas Megawati.

Namun demikian, ucapan Megawati tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin yang menilai saran Megawati kurang peka dan tidak menyentuh akar permasalahan dari minyak goreng. Menurutnya Megawati mestinya meminta Jokowi dan Puan Maharani untuk mengamankan pasokan minyak goreng, bukan meminta rakyat merebus makanan.

KHUMAR MAHENDRA I M JULNIS FIRMANSYAH I SDA

Pilihan Editor: Fakta atau Hoaks: Benarkah Puan Maharani Salahkan Rakyat yang Rutin Makan atas Kenaikan Harga Beras

Berita terkait

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

29 menit lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

1 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

1 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

1 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

2 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

3 jam lalu

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

3 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

4 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

4 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Jokowi Pastikan Pilkada 2024 sesuai Jadwal, Berikut Tahapan dan Jadwal Lengkapnya

4 jam lalu

Jokowi Pastikan Pilkada 2024 sesuai Jadwal, Berikut Tahapan dan Jadwal Lengkapnya

Presiden Jokowi mengatakan tidak ada pengajuan dari pemerintah untuk percepatan Pilkada 2024. Berikut tahapan dan jadwal lengkap Pilkada serentak 2024

Baca Selengkapnya