Tokoh NU KH Hasyim Asy'ari, Mendirikan Ponpes Tebuireng Hanya dengan 28 Santri

Rabu, 26 Juli 2023 09:06 WIB

KH Hasyim Asy'ari. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 25 Juli 1947, pendiri organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari meninggal. Kepergian tokoh berpengaruh itu bertepatan pada Ramadan, dua tahun setelah Indonesia merdeka. Sosoknya dikenang sebagai Pahlawan Nasional, ulama, dan tokoh cendekiawan Indonesia.

Profil KH Hasyim Asy’ari

KH Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, 14 Februari 1871 di Pesantren Gedang, Tambakrejo. Dia anak ke-3 dari 11 bersaudara pasangan Kiayi Asy’ari dan Nyai Halimah. Dari ayahnya, Hasyim Ays’ari memiliki nasab dengan Maulana Ishak dan Imam Ja’tar Shadiq bin Muhammad Al-Bagir. Sedangkan dari pihak ibu, dia merupakan keturunan pemimpin Kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya VI (Lembu Peteng), yang berputra Karebet atau Jaka Tingkir.

Dalam buku Kiai Haji Hasyim Asy’ari Riwayat Hidup dan Pengabdiannya (1980), Hasyim Asy’ari terlahir dengan nama Muhammad Hasyim. Masa kecilnya jarang mendapat asuhan serta didikan dari kedua orang tuanya. Pasalnya sampai lima tahun lamanya Muhammad Hasyim hidup di Pondok Pesantren Nggedang, di bawah asuhan dan didikan kedua orang neneknya.

Setelah sang ayah mendapat ‘ijazah’ untuk mendirikan pesantren sendiri dari Kiai Usman dan membangun Pesantren Keras, Jombang, Muhammad Hasyim kemudian meninggalkan Pesantren Nggedang dan ikut ayahnya. Di pesantren baru itu, dia langsung belajar dari ayah dan kakeknya.

Advertising
Advertising

Walaupun dia anak dari pengasuh pesantren, ia dapat menyesuaikan hidupnya sebagai santri. Tidak jarang Hasyim Asy’ari berdagang untuk memenuhi kehidupannya dan belajar mandiri sejak masih usia dini. Bahkan ia juga mempelajari berbagai kitab yang seharusnya belum menjadi pelajarannya. Ketika berusia 13 tahun, sudah menjadi pengajar di pesantren ayahnya itu.

Hasyim Asy’ari getol dalam menuntut ilmu. Dia berkelana ke berbagai pesantren untuk menuntut ilmu pengetahuan. Hasyim Asy’ari bahkan mengenyam pendidikan beberapa tahun di Mekkah. Meski jauh dari Tanah Air, Hasyim Asy’ari tak menutup mata terhadap bangsa Indonesia yang masih dalam kondisi terjajah.

Kegelisahannya itu dituangkan dalam sebuah pertemuan di Multazam bersama para sahabat seangkatannya dari Afrika, Asia, dan negara-negara Arab. Pertemuan tersebut terjadi di bulan Ramadan, di Masjidil Haram, Makkah. Di hadapan “Multazam”, dekat pintu Kabah, mereka menggaungkan sumpah berjuang menegakkan Islam di negeri mereka yang terjajah.

Sekembalinya dari Mekah pada 1899, Hasyim Asy’ari kemudian mendirikan Pondok Pesantren atau Ponpes Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Choirul Anam dalam buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU (1985) mengungkapkan santri Hasyim Asy’ari mulanya hanya 28 orang. Jumlah tersebut bertambah hingga 200 orang pada 1910. Satu dekade berselang, santrinya mencapai 2000 orang. Pada 1942, mengutip pendapat Jepang, Hasyim Asy’ari diperkirakan 25 ribu orang.

Pendirian NU oleh KH Hasyim Asy’ari dilakukan atas petunjuk dari gurunya, KH Kholil bin Abdul Latief, di Bangkalan, Madura. Bermula pada 1924, seorang santri diminta oleh KH Kholil untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Nahdlatul Ulama kemudian didirikan pada 16 Rajab 1344 H, bertepatan dengan 31 Januari 1926. Hingga sekarang, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Harlah alias hari lahirnya Nahdlatul Ulama.

Pilihan Editor: KH Hasyim Asy'ari dan Pergulatan Berdirinya Nahdlatul Ulama

Berita terkait

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

57 menit lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Dapat Sanksi Lagi dari DKPP, Ini Reaksi Ketua KPU Hasyim Asy'ari

19 jam lalu

Dapat Sanksi Lagi dari DKPP, Ini Reaksi Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Ketua KPU menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak yang punya otoritas dan kemampuan mengamankan data.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

19 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Ketika Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dapat Sanksi Lagi dari DKPP

1 hari lalu

Ketika Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dapat Sanksi Lagi dari DKPP

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu memberikan sanksi kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari beserta jajaran akibat data DPT pemilu 2024 yang bocor.

Baca Selengkapnya

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

1 hari lalu

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

Mendagri mengatakan perbaikan sistem pemilu melalui RUU jangan sampai bersifat kejar tayang.

Baca Selengkapnya

4 Alasan Komisi II DPR Sebut Sistem Pemilu Harus Dievaluasi

1 hari lalu

4 Alasan Komisi II DPR Sebut Sistem Pemilu Harus Dievaluasi

KPU menyatakan siap memberikan masukan perihal revisi Undang-Undang Pemilu.

Baca Selengkapnya

Soal Caleg Terpilih Harus Mundur bila Maju Pilkada 2024, Pernyataan Ketua KPU RI Berubah

1 hari lalu

Soal Caleg Terpilih Harus Mundur bila Maju Pilkada 2024, Pernyataan Ketua KPU RI Berubah

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari terpilih di Pemilu 2024 harus mengundurkan diri apabila mencalonkan diri dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kata Ketua KPU Soal Caleg Terpilih yang Mencalonkan Diri pada Pilkada 2024

2 hari lalu

Kata Ketua KPU Soal Caleg Terpilih yang Mencalonkan Diri pada Pilkada 2024

Menurut Hasyim Asy'ari, yang mengundurkan diri untuk maju di Pilkada 2024 adalah anggota legislatif yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Verifikasi Faktual Calon Independen di Pilkada 2024, KPU Gunakan Metode Sensus

2 hari lalu

Verifikasi Faktual Calon Independen di Pilkada 2024, KPU Gunakan Metode Sensus

KPU akan memberikan kesempatan perbaikan bagi calon independen yang belum memenuhi syarat dukungan.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

3 hari lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya