Surya Paloh Sebut Revolusi Mental Belum Maksimal, Begini Respons Jokowi dan Hasto PDIP
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Selasa, 18 Juli 2023 18:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menjelaskan alasan partainya mau mendukung Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019. Menurut Surya Paloh, hal itu lantaran partainya memiliki kesamaan visi dan tujuan dengan Jokowi, seperti salah satunya tentang konsep revolusi mental.
"Pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kami, senapas sebangun, sejalan," ujar Surya Paloh dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Ahad, 16 Juli 2023.
Surya Paloh menyebut NasDem mau memberikan dukungan yang totalitas kepada Jokowi karena mempunyai keyakinan dengan konsepsi gagasan dan pemikiran yang sama dengan mantan Wali Kota Solo itu. Surya Paloh menyebut pada saat itu logika partainya yakin progres perjalanan kemajuan berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang diharapkan.
Menurut Surya Paloh, Indonesia merupakan negara kaya dan menjadi memiliki luas negara sangat besar, jumlah penduduk yang banyak, hingga konstruk struktur tanah yang subur. Namun dengan semua potensi tersebut, Indonesia masih belum dapat menjadi negara maju karena tidak adanya revolusi mental. Oleh karena itu, ketika Jokowi muncul dengan gagasan tersebut, Surya Paloh tak ragu memberikan semua dukungannya.
"Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani kami nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kami miliki?" kata Paloh. <!--more-->
Jokowi: semua yang belum maksimal dimaksimalkan
Jokowi pun merespons pernyataan Surya Paloh tersebut. Menurut Jokowi, program yang dicanangkannya tersebut masih memiliki kesempatan untuk dituntaskan sampai akhir masa periodenya yang tinggal satu setengah tahun lagi.
"Ya semuanya yang belum maksimal dimaksimalkan," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 17 Juli 2023.
Hasto PDIP: harusnya otokritik dulu
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto menyebut alangkah lebih baik jika NasDem melakukan otokritik terlebih dulu sebelum mengkritik Jokowi. Pasalnya, menurut Hasto, salah satu faktor yang membuat revolusi mental mengalami hambatan dikarenakan ada yang menyalahgunakan hukum melalui Kejaksaan Agung. Hal itulah yang disebut Hasto perlu dicermati NasDem sebelum melontarkan kritik ke RI 1.
“Saat itu ada yang menyalahkan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya. Sehingga itu seharusnya sebelum menyampaikan ke publik, melakukan otokritik terlebih dulu,” kata Hasto di iNews Tower, Jakarta Pusat, Senin, 17 Juli 2023.
Hasto mengatakan PDIP selalu melakukan otokritik terlebih dulu sebelum melontarkan kritik kepada pihak lain. Ia turut menyatakan pernyataan Surya akan lebih baik jika disertai kajian yang objektif.
“Daripada memercik air didulang ke muka sendiri, lebih baik kalau menyampaikan kepada masyarakat itu harus disertai kajian yang objektif,” kata Hasto.
M JULNIS FIRMANSYAH | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | IMA DINI SHAFIRA
Pilihan Editor: Respons PDIP dan NasDem soal Pelantikan Menkominfo Budi Arie yang Gantikan Johnny Plate