AHY Bilang Ada Tendensi Kembalinya Konsentrasi Kekuasaan di Presiden Jokowi

Reporter

Ima Dini Shafira

Editor

Amirullah

Jumat, 14 Juli 2023 22:24 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi hormat kepada kader Partai Demokrat saat akan menyampaikan pidato politiknya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Dalam pidatonya AHY menyampaikan beberapa hal diantaranya ekonomi di Indonesia yang semakin sulit akibat tata kelola keuangan negara tidak dilakukan dengan baik serta isu penundaan pemilu 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyoroti adanya tanda-tanda bahwa keseimbangan dan kesetaraan antar lembaga negara mulai terganggu. Bahkan, AHY menyebut pemerhati konstitusi mulai melihat tendensi kembalinya konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, kendati tidak sedalam era otoritarian dahulu.

AHY menjelaskan, sejarah bangsa menunjukkan bahwa kekuasaan mesti dikontrol oleh kekuasan yang lain. Sehingga, model pemerintahan yang absolut dan totalitarian bisa dicegah.

“Kesetaraan antar lembaga negara harus dijaga agar tidak kembali ke tatanan era otoritarian dulu,” kata AHY dalam pidato politiknya bertajuk Agenda Perubahan di kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta, Jumat, 14 Juli 2023.

Dalam pidatonya, AHY menyebut partainya turut mencermati etika pejabat negara serta tata pemerintahan yang baik. Menurut dia, ada hal-hal yang dinilai etis dan tidak etis untuk dilakukan pejabat negara.

Misalnya, AHY melanjutkan, keterlibatan pejabat negara dalam bisnis di pemerintahan. AHY menyebut hal itu jadi tidak etis jika pejabat tersebut menjalanan bisnis, sementara dirinya juga berada di lingkaran pembuatan kebijakan dan regulasi. “Jelas ada konflik kepentingan,” kata AHY.

Advertising
Advertising

Lebih tidak etis lagi, kata AHY, jika wilayah bisnis pejabat itu menggunakan anggaran negara. Apalagi, pejabat itu terlibat dalam penyusunan APBN tersebut. Ia mengibaratkan situasi itu seperti jeruk makan jeruk atau berburu di kebun binatang. “Karenanya, Demokrat berpendapat, bisnis pejabat model begini harus dicegah dan dihentikan,” ujar AHY.

Adapun dalam pidatonya, AHY menyoroti 5 klaster permasalahan bangsa. Klaster tersebut mengenai ekonomi dan kesejahteraan rakyat, sumber daya manusia dan ingkungan hidup, hukum dan keadilan, demokrasi dan kebebasan rakyat, serta tata negara dan etika pemerintahan.

Kendati pidatonya bertajuk Agenda Perubahan, AHY menegaskan bahwa gagasannya bukan berarti serta-merta menihilkan capaian dan kinerja pemerintahan Jokowi. Sebaliknya, AHY menyebut Partai Demokrat menyampaikan penghargaan kepada pemerintah atas semua kerja kerasnya.

“Kami mendoakan, kelak Presiden Jokowi, bisa mengakhiri masa bhaktinya dengan baik,” kata AHY.

Pilihan Editor: Kasusnya Naik Penyidikan, Denny Indrayana Tuntut Proses Pidana Dilakukan Sesuai Aturan Hukum

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Didesak Pilih Panitia Seleksi Capim KPK Berintegritas

7 jam lalu

Presiden Jokowi Didesak Pilih Panitia Seleksi Capim KPK Berintegritas

Berbagai kalangan mendesak Presiden Jokowi agar memilih anggota panitia seleksi atau pansel calon pemimpin atau capim KPK yang berintegritas.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

14 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya