Peran PT SMI Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Tingkat Global
Rabu, 5 Juli 2023 16:20 WIB
INFO NASIONAL –Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi pedoman lembaga pembiayaan berbagai negara dalam menentukan dan menjalankan proyek pembangunan. Tentu tidak mudah mewujudkan 14 tujuan SDGs, diperlukan kolaborasi dan saling belajar agar pembangunan yang dilaksanakan tetap sesuai dengan misi global, yakni pembangunan berkelanjutan.
Mengusung semangat bersama tersebut, sebanyak 90 lembaga keuangan dari 40 negara bergabung dalam ADFIAP (Association of Development Financing Institutions in Asia and the Pacific). Didirikan sejak 1976, asosiasi ini memiliki misi untuk memajukan pembangunan berkelanjutan melalui para anggotanya. Adapun Indonesia diwakilkan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau (“PT SMI”) yang bergabung sejak 2016.
Pada Pertemuan Tahunan ADFIAP 2023 Di Kazakhstan, Mei silam, PT SMI mendapat kesempatan untuk pertama kalinya menjadi pengambil keputusan dalam Board Meeting. Dalam Board Meeting ke-94 tersebut, PT SMI juga mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah penyelenggaraan CEO Forum ADFIAP 2024.
Untuk diketahui, ADFIAP menggelar pertemuan sebanyak dua kali dalam setahun. Di semester pertama atau biasanya sekitar bulan Mei digelar Pertemuan Tahunan (Annual Meeting), dan di ujung semester dua atau sekitar bulan November diselenggarakan CEO Forum.
“Menariknya, Annual Meeting tahun depan terpilih Kamboja sebagai tuan rumah, dan Indonesia untuk CEO Forum,” ujar Direktur PT SMI, Pradana Murti kepada Tempo, Senin, 3 Juli 2023.
Terpilihnya dua negara ASEAN ini, Pradana melanjutkan, relevan dengan posisi Indonesia dalam kepemimpinannya menjadi Ketua ASEAN 2023. “Berbagai isu yang kita diskusikan di tingkat ASEAN tahun ini bisa diangkat lagi dalam pertemuan ADFIAP tahun depan, sehingga tercipta keterkaitan dan kontribusi yang nyata untuk pertumbuhan pembangunan,” ucapnya.
Sebagai asosiasi yang menghimpun 90 lembaga keuangan, pembangunan berkelanjutan di ASEAN tentu koheren dengan misi ADFIAP yang ingin memajukan pembangunan berkelanjutan melalui para anggotanya.
Karena itu, dua pertemuan tahunan ADFIAP merupakan momen penting untuk menjalin network, melakukan knowledge sharing, serta berkolaborasi satu sama lain. Melalui pertemuan tersebut, setiap anggota juga diharapkan mampu mempersiapkan diri menghadapi meningkatnya kebutuhan terhadap infrastruktur berkelanjutan.
Selain itu, kesempatan PT SMI menjadi tuan rumah juga berpeluang memopulerkan sektor pariwisata. “Banyak anggota yang ingin pertemuan berlangsung di Bali. Kami akan pertimbangkan karena menjadi kesempatan bagus menjadikan pariwisata dan budaya negeri kita semakin mendunia,” ujar Pradana.
Ia kemudian bercerita bahwa selama di Kazakhstan mendapat suguhan Kota Almaty hingga pegunungan Kok Tobe yang sarat akan sejarah dan budaya. “Kami pun akan menyuguhkan para peserta CEO Forum tahun depan, dengan memperlihatkan langsung kekayaan alam dan budaya Indonesia, khususnya Bali.”
Pembelajaran dan Contoh Baik
Pada pertemuan di Kazakhstan, Pradana menjabarkan berbagai manfaat yang dirasakan langsung oleh PT SMI dalam menjalankan misinya membiayai pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
“Kami berkesempatan untuk berbagi pengalaman kepada para peserta lain, tentang apa saja yang sudah dilakukan untuk memastikan keberlangsungan pembangunan di Indonesia, melalui berbagai skema pembiayaan,” tutur dia.
Setidaknya, kata Pradana, ada tiga manfaat yang dapat dipetik. Pertama, setiap anggota telah mempraktikkan pembangunan berkelanjutan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
Dua, semua anggota sepakat, untuk membiayai pembangunan patut melibatkan banyak stakeholder. Artinya, semangat kolaborasi dalam membangun negara telah menjadi kesepakatan bersama.
Terakhir, semua anggota bersepakat untuk mengadopsi digitalisasi dalam proses bisnis, bahkan termasuk pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam menjalankan proyek pembangunan berkelanjutan. Ihwal digitalisasi, PT SMI telah melakukan transformasi digital pengajuan pinjaman daerah melalui Regional Financing System (“ReFina”).
“Kami juga belajar dari Development Bank of Japan yang fokus pada rekonstruksi, sehingga negara yang sempat luluh lantak karena bom atom pada 1945 bisa bangkit menjadi negara maju. Semangat yang sama dapat diterapkan di Indonesia misalnya untuk rekonstruksi dari keterpurukan akibat bencana alam,” kata Pradana.
Pada hakikatnya, lanjut Pradana, PT SMI telah mempraktikkan pembiayaan terkait rekonstruksi saat bekerja sama dengan sebuah lembaga filantropi untuk membangun kembali rumah sakit dan hunian sementara pada peristiwa gempa di Palu beberapa tahun silam.
Selain menerima manfaat, PT SMI juga berkesempatan berbagai pengalaman. Misalnya melalui pelaksanaan skema Blended Finance dalam platform SDG Indonesia One, penerbitan Green Bond, dan perkembangan proyek-proyek hijau.
PT SMI juga diberikan mandat untuk menjadi Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform Manager pada Presidensi G20 di tahun 2022. Pada posisi ini, PT SMI bertugas mengelola kerangka pendanaan dan pembiayaan transisi energi di tanah air.
“Penunjukan PT SMI ini dilandasi dengan pengalaman sebelumnya dalam mengelola platform SDG Indonesia One (SIO) sebagai platform blended financing untuk proyek-proyek adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Melalui platform SIO, PT SMI telah memfasilitasi mobilisasi modal swasta dan dana publik di dalam skema blended finance yang disalurkan ke proyek-proyek hijau yang mendukung agenda mitigasi perubahan iklim dan pencapaian SDG,” tutur Pradana.
Berkat seluruh kinerja baik tersebut, PT SMI meraih penghargaan di lima kategori pada Pertemuan Tahunan ADFIAP di Kazakhstan. Pertama untuk Kategori Financial Inclusion: Penyelenggaraan Road to G20 Product Innovation and Digital Marketing Training Session.
PT SMI dipandang berhasil menyelenggarakan pelatihan inovasi seni ke dalam produk dan pengenalan platform lokapasar (e-commerce) untuk melakukan penjualan terhadap produk-produk seni, agar dapat mengoptimalisasi pendapatan.
Dua, Kategori SME Development: Coffee QiTA Takes on Stages in G20 Presidency. Masih dalam ajang KTT G20 di Bali pada 2022, PT SMI sukses mempromosikan bisnis kopi lokal di Bali untuk menjamu para delegasi.
Tiga, Kategori Infrastructure Development: Energy Transition Mechanism Country Platform Manager pada Presidensi G20 di Indonesia. ADFIAP memandang penunjukan PT SMI sebagai Energy Transition Mechanism Country Platform Manager oleh Kementerian Keuangan, sebagai inovasi membanggakan.
“Menjadi Country Platform Manager itu artinya jadi kolaborator untuk mempercepat transisi energi. Artinya, setiap arah pembangunan ditentukan di awal apakah sesuai. Jika ya, maka barulah investasi masuk. Banyak negara memandang ini terobosan,” ucap Pradana.
Selanjutnya, pada Kategori Human Capital Development, PT SMI juga dipandang menjadi contoh baik dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui kerja sama dengan World Bank dalam program global secondment program (GSP).
“Melalui program ini, pegawai PT SMI ditempatkan di kantor pusat World Bank di Washington DC dan di Singapura untuk mempelajari bagaimana bank pembangunan dapat mengoptimalkan perannya untuk pembangunan suatu negara. Jadi, menurut ADFIAP, kami tidak hanya mengembangkan SDM melalui workshop¸ melainkan langsung penetrasi ke dalam lembaga terkait,” kata Pradana.
Sedangkan penghargaan kelima untuk Kategori CSR: Shrimp Carbon Aquaculture (SECURE) and Sustainable Eco Tourism for Mangrove Rehabilitation. Melalui program ini, PT SMI bekerja sama dengan The Nature Conservancy Indonesia membangun tambak udang yang berkelanjutan dan diestimasikan dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon sebesar 5.940 ton CO2 dalam 10 tahun. Adapun lokasi program di Desa Pegat Batumbuk dan Desa Teluk Semanting, Berau, Kalimantan Timur.
Melalui lima penghargaan yang diraih, Pradana berharap menjadi contoh baik bagi anggota ADFIAP lainnya dan belajar dari Indonesia. “Saya juga berharap hasil ini menjadi semangat bagi rekan-rekan SMIers (karyawan PT SMI) untuk terus memberikan dampak kepada masyarakat dan pembangunan,” kata dia. (*)