SBY Sebut Dapat Informasi Jokowi Akan Beri Endorsement ke Tokoh untuk Jadi Capres-Cawapres

Reporter

Ima Dini Shafira

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 27 Juni 2023 19:35 WIB

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono disambut kader dan Pengurus Partai Demokrat saat tiba di Pacitan, Jawa Timur, Jumat 13 Januari 2023. ANTARA/HO-dok internal Partai Demokrat

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, dalam artikelnya bertajuk ‘Pilpres 2014 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi’, mengaku mendapatkan informasi bahwa Presiden Joko Widodo akan memberikan endorsement kepada sejumlah tokoh untuk jadi calon presiden maupun calon wakil presiden. Kendati demikian, menurut SBY, sedianya tindakan Jokowi itu tidak keliru karena jadi bagian dari haknya.

Pun jika Jokowi melakukan kerja politik untuk menyukseskan jalan jagoannya, SBY menyatakan hal itu tidak jadi soal. Asalkan, kata dia, Jokowi tidak menggunakan sumber daya negara untuk menyukseskan jagoannya tersebut.

“Tidak boleh endorsement yang berarti dukungan dan keberpihakan itu dianggap keliru. Tak ada yang boleh melarang dan menghalanginya,” kata SBY dalam artikelnya yang diterbitkan 18 Juni 2023 lalu.

SBY menjelaskan, endorsement Jokowi itu bakal tidak etis dan melanggar Undang-Undang jika perangkat negara, termasuk fasilitas dan uang negara, digunakan untuk menyukseskan jagoan Jokowi. Contohnya, kata SBY, menggunakan lembaga seperti Badan Intelijen Nasional atau BIN, Polri, TNI, penegak hukum, hingga BUMN.

SBY menyatakan langkah itu jelas-jelas melanggar UU karena membuat Pemilihan Presiden 2024 tak lagi jujur dan adil. “Ingat, amanah UUD 1945 ‘Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil’,” ujar SBY.

Advertising
Advertising

Di akhir artikelnya, SBY menyampaikan sejumlah disclaimer. Dia menjelaskan, narasi yang dibangun dalam artikel ini berdasarkan percakapan di ruang publik dan informasi dari berbagai sumber terpercaya. Kendati demikian, SBY menyebut informan tersebut meminta agar identitasnya sementara ini tidak dibuka.

Selain itu, SBY turut menekankan bahwa sebagai orang tua di negeri ini, ia meminta agar tindakan yang jelas sangat mengganggu dan berbahaya dalam rangkaian Pemilu 2024 dihentikan. SBY turut menegaskan bahwa sedianya artikel ini dibuat dengan niat dan tujuan yang baik.

Sebelumnya saat bertemu dengan para pimpinan redaksi media massa, Presiden Jokowi mengatakan cawe-cawe politik merupakan hal yang sah-sah saja dilakukan. "Ya, dia bilang cawe-cawe enggak melanggar undang-undang," kata jurnalis senior Karni Ilyas yang mengikuti pertemuan itu di kawasan Istana, Senin, 29 Mei 2023.

Karni menyebut Jokowi menyatakan cawe-cawe dibolehkan selama demi negara, bukan demi pribadi.

Pilihan Editor: Jejak Pegasus di Indonesia, SAFEnet: Siapa yang Mengawasi Para Pengawas

Berita terkait

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

10 menit lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

35 menit lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

57 menit lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

1 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

1 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

1 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

3 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

15 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

16 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

19 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya