Ormas Islam Mengecam Keras Rencana Serangan AS ke Irak
Reporter
Editor
Kamis, 17 Juli 2003 16:01 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sejumlah organisasi massa Islam di Indonesia mengecam keras sikap arogan Amerika Serikat dan sekutunya yang ingin menyerang Irak. Pernyataan ini disampaikan dalam siaran pers yang diterima Tempo News Room di Jakarta, Sabtu (25/1). Ormas yang mengutuk rencana serangan AS itu antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Keluarga Alummni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Pemuda Muslimin Indonesia dan Gemas UIA. Dalam pernyataan sikapnya, mereka menilai Amerika dan sekutunya memaksakan kehendak untuk menyerang Irak. Padahal, senjata pembunuh massal yang dimiliki atau diproduksi Irak seperti yang dituduhkan Amerika belum terbukti ada. Bila Amerika tetap pada pendiriannya menyerang Irak tanpa izin dari Dewan Keamanan PBB, mereka akan menuntut para pemimpin negara-negara itu sebagai penjahat perang. Para pemimpin negara yang akan dicap sebagai penjahat perang oleh mereka adalah George W. Bush, Tony Blair, John Howard, Simon Perez, dan Ariel Sharon. Sebaliknya, mereka menyatakan dukungan dan simpati terhadap penderitaan rakyat Irak akibat rencana AS dan menyerukan kepada negara Islam untuk menolak wilayahnya dijadikan pangkalan militer untuk menyerang Irak. Tidak hanya itu, mereka juga menyerukan kepada negara Islam untuk mengembargo pasokan minyak ke Amerika Serikat dan sekutunya. Mereka juga meminta pemerintah untuk bersikap atas semua kebijakan pemerintahan negara adidaya tersebut. Salah satunya adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Amerika pada 16 Januari mengenai pemberlakuan Sistem Registrasi Keluar Masuk Keamanan Nasional, yang dinilai mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan menimbulkan sikap permusuhan dengan negara Islam. Dengan aturan baru ini, setiap warga negara dari Indonesia, Bangladesh, Mesir, Yordania, dan Kuwait wajib mendaftarkan semua aktivitasnya kepada Dinas Imigrasi dan Naturalisasi Amerika paling lambat 28 Maret mendatang. (Edy Can-Tempo News Room)
Berita terkait
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
6 menit lalu
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.