Menuju Pemilu 2024, Kapolri Minta Masyarakat Hilangkan Istilah Cebong, Kampret, dan Kadrun

Senin, 26 Juni 2023 14:14 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan pendapatnya mengenai penyelenggaraan Pemilu 2024. Berkaca dari Pemilu 2019, ia ingin masyarakat tetap kondusif dan menghilangkan istilah cebong, kampret, dan kadrun.

Istilah cebong, kampret, dan kadrun yang populer pada Pemilu 2019 telah menyebabkan polarisasi dalam masyarakat. Menurut Listyo Sigit, polarisasi melalui istilah tersebut masih terlihat di media sosial. Padahal, pada golongan elite, situasi bisa mengalami perubahan yang cepat. Dari saling serang, menjadi berdamai.

“Kalau rekan-rekan lihat di medsos ada cebong, ada kampret, ada kadrun, terus sekarang apalagi? Jadi hal tersebut terus menjadi di grassroots. Mungkin elite mudah, hari ini berantem besok salaman, rangkul-rangkulan, tetapi di bawah tidak,” kata Listyo Sigit melalui YouTube saat kegiatan Upacara Wisuda STIK Tahun Ajaran 2023 di Lemdiklat Polri.

Akibat istilah tersebut, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menginginkan rekan sejajarnya menjadi cooling system. Pada situasi politik saat ini, rekan-rekannya berperan untuk bekerja sama dengan para tokoh-tokoh penting. Kerja sama tersebut bertujuan untuk selalu mengingatkan bahwa politik harus terhindar dari hoaks dan politik hitam.

Awal Mula Istilah Cebong, Kampret, dan Kadrun

Advertising
Advertising

Istilah cebong, kampret, dan kadrun mulai populer pada Pemilu Presiden Indonesia 2014 dan Pemilu Presiden Indonesia 2019. Istilah-istilah tersebut lekat dengan pendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Cebong terkenal sebagai julukan terhadap pendukung Joko Widodo atau Jokowi. Merujuk p2k.stekom.ac.id, cebong berasal dari kabar Jokowi yang memiliki hobi untuk memelihara katak saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sementara istilah kampret adalah julukan bagi para pendukung Prabowo Subianto. Secara tidak langsung, kampret adalah lawan dari cebong. Istilah kampret bermula ketika beredar sebuah video mengenai Prabowo Subianto saat debat calon presiden 2014. Ia menyebut kampret ketika mendapat pertanyaan mengenai evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) oleh Joko Widodo.

Mendengar kabar tersebut, pada 2014, Partai Gerindra pun membuat pernyataan melalui juru kampanye media online-nya bahwa Prabowo Subianto tidak mengucapkan kata tak sopan tersebut.

Kemudian, istilah kadrun. Mengacu pada kominfo.go.id, sebenarnya kadrun sudah muncul sejak Pilkada DKI Jakarta pada 2022. Kadrun dalam dunia politik adalah kepanjangan dari kadal gurun. Kadrun ditujukan untuk individu yang memiliki pikiran sempit dan dipengaruhi oleh gerakan ekstremisme.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo menganggap bahwa istilah-istilah, seperti cebong, kampret, dan kadrun secara tidak langsung dapat merusak nilai-nilai masyarakat Indonesia yang terkenal menghormati keberagaman, ramah, dan selalu menjaga persatuan. Sebab itu, ia menginginkan Pemilu 2024 dapat berjalan secara kondusif.

Pilihan Editor: Profil Komjen Agus Andrianto, Wakapolri Baru yang Ditunjuk Kapolri Listyo Sigit

Berita terkait

Gugatannya Berguguran di MK, PPP Berharap Ini ke Hakim Konstitusi

47 menit lalu

Gugatannya Berguguran di MK, PPP Berharap Ini ke Hakim Konstitusi

MK menolak sebagian gugatan sengketa pileg yang diajukan PPP. Partai berlambang Ka'bah ini terancam tak lolos ambang batas parlemen.

Baca Selengkapnya

Dari UKT Kampus Negeri sampai Walhi Kritik Pidato Jokowi di Top 3 Tekno

1 jam lalu

Dari UKT Kampus Negeri sampai Walhi Kritik Pidato Jokowi di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 22 Mei 2024, dipuncaki berita terpopuler kemarin yang isinya antara lain tentang UKT melambung.

Baca Selengkapnya

MK Lanjutkan Pembacaan Putusan Dismissal Sengketa Pileg, Hari Ini Ada 52 Perkara

2 jam lalu

MK Lanjutkan Pembacaan Putusan Dismissal Sengketa Pileg, Hari Ini Ada 52 Perkara

Sidang dismissal ini akan dibacakan di Gedung MK 1, Jakarta Pusat, mulai pukul 08.00.

Baca Selengkapnya

Diskusi Soal Pembentukan Pansel KPK dengan KSP, ICW dan PSHK Sampaikan 3 Hal Ini

3 jam lalu

Diskusi Soal Pembentukan Pansel KPK dengan KSP, ICW dan PSHK Sampaikan 3 Hal Ini

ICW menilai pembentukan Pansel KPK krusial bagi Presiden Jokowi karena ini peluang terakhir menyelamatkan KPK.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

12 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

12 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Peluang Usung Anies Maju Pilgub DKI, Nasdem: Anies Punya Histori

13 jam lalu

Buka Peluang Usung Anies Maju Pilgub DKI, Nasdem: Anies Punya Histori

Nasdem menyatakan terbuka bagi figur-figur yang mumpuni dan berwawasan global. Salah satunya Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

14 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

14 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

14 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya