Mengenal Johannes Leimena, Pahlawan Nasional yang Menggagas Konsep Puskesmas

Sabtu, 1 April 2023 17:10 WIB

Seorang pengunjung mengabadikan patung pahlawan nasional Johanes Leimena, yang sementara ditutupi selubung kain, yang batal diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Ambon, Maluku, Jumat (8/6). ANTARA/Embong Salampessy

TEMPO.CO, Jakarta -Johannes Leimena adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada tanggal 6 Maret 1905.

Ia dikenal sebagai dokter dan politisi, serta merupakan salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan.

Dokter yang menginspirasi

Johannes Leimena tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Namun, ketika semua jalan lain tertutup, ia memutuskan untuk mengejar karier di bidang medis yang menurutnya adalah rencana Tuhan.

Sebelum aktif berpolitik, sebagai dokter Leimena juga bekerja di berbagai rumah sakit. Mengutip buku “Johannes Leimena: Mutiara dari Maluku”, ia juga sempat menjadi direktur rumah sakit zaman Belanda.

Dengan memulai kariernya dalam pemerintahan selama Revolusi Nasional Indonesia, ia sempat diangkat menjadi Menkes. Sebagai Menteri Kesehatan, Leimena memprioritaskan pencegahan penyakit di wilayah pedesaan dan melandasi sistem Puskesmas.

Menteri berbagai bidang

Advertising
Advertising

Dalam perjalanan politiknya, Leimena merupakan seorang menteri yang menjabat selama hampir 20 tahun dalam pemerintahan presiden Soekarno. Ia duduk di 18 kabinet yang berbeda dan menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Menteri Koordinasi Distribusi, Wakil Menteri Pertama, dan Menteri Sosial.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante, serta mengetuai Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dari 1950 hingga 1961. Leimena pun aktif dalam gerakan kebangkitan nasional.

Di samping itu, ia juga menjadi salah satu menteri yang paling dekat dengan Presiden Sukarno. Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, Leimena memberikan nasihat yang mencegah pecahnya perang saudara kepada Sukarno.

Hal ini membuatnya bersahabat dengan berbagai kalangan dan membawanya ke dalam pemerintahan Republik Indonesia. Leimena terlibat dalam perundingan diplomatik dengan pihak Belanda selama perang kemerdekaan dan berhasil menjaga keutuhan TNI selama periode 1946 hingga 1949.

Pahlawan pergerakan nasional

Mengutip situs Institut Leimena, leimena.org, Dr. Johannes Leimena sempat bersekolah di STOVIA. Di kampusnya itu, ia mulai mendalami gerakan nasionalisme dan Oikumene, yang berupaya menyatukan umat Kristen tanpa menghilangkan identitas budaya dan sosial mereka.

Gerakan ini mempengaruhi pemikiran Leimena dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk dalam mengecam struktur masyarakat kolonial yang terpecah-pecah berdasarkan warna kulit.

Leimena juga menentang pandangan para teolog Barat yang memisahkan gereja dan negara secara mutlak, karena ia percaya bahwa orang Kristen harus aktif terlibat dalam kehidupan bernegara dan memancarkan kasih Kristus kepada masyarakat luas.

Leimena menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang konsisten dan tegas dalam prinsip-prinsip yang diyakininya. Ia menolak tawaran posisi sebagai perdana menteri dari pemerintahan Orde Baru karena ia tidak setuju dengan sistem pemerintahan yang otoriter.

Ia juga menolak tawaran jabatan Menteri Luar Negeri karena ia tidak ingin meninggalkan prinsip-prinsipnya.Penghargaan yang diterima oleh Johannes Leimena sebagai pahlawan nasional Indonesia juga menunjukkan pengakuan atas perjuangan dan jasa-jasanya.

Leimena meninggal pada tahun 1977 dan diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia pada tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu. Johannes Leimena menginspirasi untuk terus berjuang untuk keadilan, kemerdekaan, dan hak asasi manusia.

Pilihan editor : 10 Pahlawan Nasional Wanita dan Kisah Perjuangannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

5 jam lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

9 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

12 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

1 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

2 hari lalu

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

Khofifah menyatakan bakal kembali maju menjadi calon Gubernur Jawa Timur di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

4 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

4 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

6 hari lalu

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

NasDem dan PKB angkat bicara soal jatah kursi menteri jika kelak jadi bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya