Gerilya Aktivis NU di Balik Pertemuan Anies Baswedan dan Said Aqil Siradj

Kamis, 23 Maret 2023 19:50 WIB

Anies Baswedan seusai memaparkan pidato kebangsaan dalam acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Lintas Tokoh Kahmi untuk Indonesia Maju di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 16 Maret 2023. Foto Ima Dini Shafira

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kader dan aktivis Nahdlatul Ulama atau NU bergerilya untuk memperkenalkan calon presiden Anies Baswedan kepada warga Nahdliyin. Terbaru, mereka menyusun pertemuan antara mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dengan mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Said Aqil Siradj di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah di Jagakarta, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Maret 2022.

Para kader ini tergabung dalam kelompok yang bernama Pergerakan Aktivis Nahdliyin Nusantara atau PeranNU for Anies Presiden 2024-2029. Kelompok yang dipimpin mantan Ketua PBNU Bidang Kerja Sama Antar Lembaga Keagamaan, Andi Jamaro Dulung, ikut menemani Anies di Pondok Pesantren milik Said Aqil tersebut.

"Memang kami yang meng-arrange pertemuan itu," kata Andi saat dihubungi, Kamis, 23 Maret 2023.

Andi menceritakan bahwa PeranNU diisi oleh eksponen maupun kader NU, meskipun tidak berada di dalam struktur kepengurusan PBNU saat ini. Kelompok ini didirikan untuk menginisiasi agar tokoh-tokoh kunci di NU bisa bertemu dengan Anies. Setelah bertemu, Andi mengklaim tokoh-tokoh NU memberikan apresiasi yang luar biasa.

Demi Menghapus Kesan Sektarian

Andi pun menyebut bahwa dukungan untuk Anies dari para aktivis NU di PeranNU dilandasi oleh alasan objektif. Mereka menilai Anies-lah yang terbaik yang memenuhi syarat untuk diberi amanat sebagai presiden dibandingkan tokoh lainnya.

Advertising
Advertising

Bergerak dari alasan itu, Andi dan aktivis NU lainnya menemui Said untuk mengatur pertemuan. Andi mengklaim bahwa Said juga memiliki pandangan yang sama terhadap Anies. "Untuk perspektif kepentingan umat, Anies yang terbaik," kata Andi menggambarkan ucapan Said.

Pertemuan para aktivis NU dengan Said ini berlangsung pada 26 Februari 2023, dan dipublikasikan di media sosial PeranNU. Ketua Teritorial Pemenangan Pemilihan Umum Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi ikut hadir dalam pertemuan ini. Gus Choi adalah Ketua Dewan Pengarah PeranNU.

Selain menilai Anies sebagai calon presiden yang terbaik, ada alasan khusus lainnya bagi para aktivis NU ini mendukung mantan Menteri Pendidikan tersebut. Salah satunya karena mereka melihat, Anies selama ini ditafsirkan sebagai calon presiden yang sektarian, kelompok kanan, terkait gerakan politik identitas, dan sebagainya.

Sementara, kelompok-kelompok dari NU belum ada di belakang Anies. Oleh sebab itulah, Andi dan para kader di PeranNU masuk mendukung Anies agar tafsir dan kesan terhadap Anies tersebut sedikit demi sedikit akan teranulir. Para aktivis dan eksponen di PeranNU pun memanfaatkan jaringan yang mereka punya untuk membantu Anies. "Itu yang ingin dicapai," kata dia.

Selain itu, Andi juga menangkap kesan bahwa banyak kader NU yang ingin bertemu dan mengenal Anies tapi belum punya saluran. Inilah yang kemudian dikerjakan PeranNU untuk membukakan pintu bagi Anies bertemu. Andi sadar NU secara organisasi tak boleh memberi dukungan ke siapapun.

"Tetapi oleh PBNU diberi ruang elastis, siapapun warga NU yang ingin menunaikan hak politik, silakan saja. NU enggak boleh digiring ke satu tempat saja," ujarnya.

Selanjutnya: Pertemuan Anies dan Said
<!--more-->

Sebelumnya, pertemuan dengan Said Aqil ini dipublikasikan Anies lewat media sosial resminya. Anies bercerita bahwa di tahun 2018, dirinya juga sudah datang ke Pondok Pesantren tersebut ketika masih dalam tahap perintah.

Saat itu, Anies masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Pesan beliau, urusi ilmu dan peradaban, urusi kesejahteraan masyarakat agar jadi madani," kata Anies, yang telah diusung menjadi calon presiden oleh NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS ini.

Dalam pertemuan di Pondok Pesantren, Said dikabarkan memberikan dukungan tersirat dengan menyebut Anies sebagai calon presiden yang paling santri di antara yang lain. Said pun menyinggung latar belakang keluarga Anies, di mana sang kakek merupakan pahlawan nasional, Abdurrahman Baswedan.

"Iya beliau (Said) sampaikan, kalau dibandingkan dengan tokoh yang lain, Anies-lah yang nasionalis sekaligus santri. Dua kriteria ini beliau katakan Anies yang terbaik," kata Said, sebagaimana yang didengar Andi dalam pertemuan di Pondok Pesantren.

Ungkapan ini disebut disampaikan Said ketika berkumpul dengan aktivis PeranNU, selepas Anies berpamitan meninggalkan Pondok Pesantren. Gus Choi juga mendengar hal yang sama. "Yang paling santri, yang paling punya sejarah keluarga muslimnya kuat, kira-kira gitu, ya Anies, kita mau ngapain lagi, ini kata Kyai Said," kata dia, yang ikut dalam pertemuan.

Andi dan Gus Choi pun sama-sama membenarkan bahwa Said juga menyarankan Anies menemui para kyai-kyai lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Beliau sampaikan rajin-rajin-lah untuk sowan, silahturahmi, karena tidak ada tokoh NU yang menolak NU," ujar Andi.

Bertemu Demokrat dan PKS

Lebih lanjut, Andi mengakui keberadaan PeranNU ini diketahui oleh sejumlah inidividu pimpinan PBNU. Kendati demikian, Andi yang pernah jadi Ketua PBNU 10 tahun, 1999-2009 menegaskan bahwa dirinya mengetahui betul aturan main di NU struktural yang tidak boleh berpihak secara organisasi kepada partai politik maupun indivisu. "Tapi kadernya, aktivisnya, warganya, boleh saja punya pilihan, perbedaan biasa saja di NU," kata dia

Oleh sebab itu, Andi merasa sejauh ini belum ada upaya dari PBNU untuk menutup ruang gerak para aktivis NU pendukung Anies ini. Selama tidak melanggar aturan, kegiatan dinilai tidak akan jadi soal. Terserah warga NU untuk memilih calon presiden yang mana.

Dengan situasi tersebut, PeranNU pun terus bergerak. Andi mengklaim kelompok ini sudah melakukan konsolidasi kader dan tokoh di NU di setiap provinsi. PeranNU juga secara alamiah berkoodinasi dengan relawan lain. Salah satunya, Andi ikut hadir dalam deklarasi memangkan Anies yang digelar sejumlah relawan di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, 10 Maret lalu.

Empat hari kemudian, Andi dan para aktivis PeranNU menemui Ketua Dewan Syariah PKS Muslih Abdul Karim pada 14 Maret 2023. Tiga hari kemudian, giliran mereka bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY pada 17 Maret 2023.

Seperti Andi, Gus Choi juga membenarkan dukungan tersirat Said Aqil kepada Anies saat mereka sowan Februari lalu. "Beliau nyatakan bahwa Anies itu ya, kalau kita mau jujur dalam penglihatan agama, ya dia paling baik, dari sekian calon yang ada, bukan soal dukung mendukung, tapi penilaian objektif saja, untuk jadi pemimpin dia lebih lengkap-lah," kata Choi menirukan kata-kata Said Aqil.

Gus Choi pun menyampaikan hasil sowan itu ke Wakil Ketua Umum Parta NasDem Ahmad Ali yang memang diberi tugas untuk mengawal Anies. "Dia langsung respons, kalau begitu kondisikan, minta waktu," kata Gus Choi yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR ini.

Setelah beberapa kali mengatur waktu, pertemuan pun baru bisa terlaksana Selasa kemarin. Di Pondok Pesanten, Gus Choi menyebut sempat ada pertemuan empat mata antara Anies dan Said. Akan tetapi, Ia tidak mengetahui persis apa yang dibicarakan keduanya.

Sementara itu, Ali yang ikut mendampingi Anies bertemu Said menyebut tidak ada maksud untuk meminta dukungan pada Pemilu Presiden 2024 dalam pertemuan ini, termasuk dukungan dari warga Nahdliyin. Ali menilai kunjungan ke Said Aqil merupakan adab yang bagus yang ditunjukkan oleh Anies.

"Tidak ada maksud untuk meminta dukungan, lebih pada kedatangan anak untuk meminta nasehat orang berilmu seperti Pak Kyai Said," kata Ahmad Ali saat dihubungi, Rabu, 22 Maret 2023.

Ali menyebut keduanya memang telah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama. Dalam pertemuan, kata Ali, Said hanya berpesan kepada Anies untuk selalu menjaga silahturahmi dengan para ulama, masyarakat, dan selalu rendah hati.

Hendri Satrio, juru bicara Anies, menyebut kunjungan Anies adalah silahturahmi seorang muslim kepada kyai yang mempunyai arti tersendiri untuk mantan Menteri Pendidikan tersebut. "Tapi tidak secara politik, secara hablum minannas (hubungan baik sesama manusia," kata dia.

"Perkara apakah ingin mendapatkan suara Nahdliyin, menurut saya masih nanti," kata pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini.

Namun yang jelas, kata Hendri, hubungan baik ini pasti akan berimbas baik dan positif. "Saya yakin kaum Nahdliyin akan melihat itu," ujarnya.

Kendati demikian, Hendri mengaku belum dapat info soal adanya pertemuan empat mata Said dan Anies di Pondok Pesantren. Termasuk soal saran Said agar Anis sowan ke sejumlah kyai-kyai lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Akan tetapi, pada 19 Maret lalu Anies diketahui sudah bersiarah ke guru dari para pendiri NU, Syaikhona Kholil di Bangkalan, Madura.

Sekretaris Pribadi Said Aqil, Mohamad Sofwan Erce alias Gus Sofwan, juga ikut dalam pertemuan di Pondok Pesantren bersama Anies. Gus Sofwan menyebut pertemuan ini hanyalah silahturahmi biasa, yang sebelumnya juga sudah terjadi saat Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Selanjutnya: Tak ada permintaan dukungan di Pilpres 2024
<!--more-->

Di Pesantren, Anies juga diminta Said untuk berbicara di depan para santri memberikan motivasi. Sofwan menyebut tidak ada dukungan secara spesifik kepada Anies dari Said untuk Pemilu Presiden 2024.

Said hanya memberi penjelasan kepada Anies soal berbagai hal, salah satunya soal arti nama Al-Tsaqafah pada pesantren ini. Lalu, Said juga menyampaikan harapannya kepada Anies soal kondisi bangsa saat ini.

Penjelasan dan nasehat Said ini direkam langsung oleh Anies di telefon genggam miliknya. Aksi Anies merekam omongan Said ini tampak dari foto yang dipublikasikan Anies di media sosialnya. "Beliau rekam pakai hape-nya," kata Sofwan.

Perkara apakah pertemuan ini dianggap sebagai upaya Anies menggaet suara warga Nahdliyin, Sofwan enggan berkomentar lebih jauh. Sebagai tokoh panutan di NU, kata Sofwan, Said memelihara hubungan baik dengan semua pihak dan terbuka untuk menerima semua tamu yang datang.

Sebab pada Selasa pagi, Said lebih dulu mendatangi acara Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas. Di sana, Said bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga jadi kandidat calon presiden, meski belum ada dukungan resmi dari partai manapun.

"Sorenya juga ketemu Pak Hasto," kata Sofwan. Setelah bertemu Anies di Pondok Pesantren, Said memang langsung menuju ke Menteng, Jakarta Pusat. Di sana, Said bertemu Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto.

"Kami memiliki harapan yang sama, menjelang tahun politik saatnya kembali merekatkan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa," kata Said lewat akun media sosialnya.

Oleh sebab itu, Sofwan menyebut pertemuan-pertemuan ini merupakan hal biasa. Termasuk dengan Anies Baswedan. Apalagi, Said memang telah lama mengenal Anies ketika masih menjadi Rektor Universitas Paramadina.

Pilihan Editor: Seandainya Anies Pilih AHY Jadi Cawapres, PKS Sebut Bakal Legowo

Berita terkait

Anggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda

1 jam lalu

Anggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda

Cerita pengalaman Bawaslu Intan Jaya disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan harus bayar tebusan agar bebas

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

6 jam lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

6 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

6 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

8 jam lalu

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

Koalisi Perubahan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Aceh.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

23 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 hari lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

2 hari lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

2 hari lalu

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

Komisi II DPR juga akan mengonfirmasi isu yang menerpa Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya