Respons Pidato Jokowi, Dewan Pers: Kue Iklan Tak Merata, Banyak Konten Receh

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 9 Februari 2023 19:05 WIB

Presiden Joko Widodo berpidato saat menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Lapangan Astaka Pancing, Medan, Sumatera Utara, Kamis 9 Februari 2023. ANTARA FOTO/Yudi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Yadi Hendriana merespons pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal dunia pers yang saat ini tidak baik-baik saja. Salah satunya soal 60 persen belanja iklan media yang telah diambil oleh media digital, terutama platform-platform asing.

Menurut Yadi, secara ekonomi memang ada ketidaksetaraan antara pers dengan perusahaan teknologi global yang menguasai pasar distribusi konten secara dominan. Kondisi ini berdampak pada pembagian kue iklan yang tidak merata dan cenderung mengabaikan jurnalisme berkualitas.

"Karena konten-konten yang tersebar banyak konten-konten recehan," kata Yadi dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Februari 2022.

Kondisi ini, kata Yadi, perlu diatasi dengan aturan yang mengikat dan berdampak baik bagi perusahaan media lokal dan nasional. "Serta penekanan terhadap tersebarnya karya jurnalistik yang sesuai code of conduct," kata mantan Pemimpin Redaksi iNews ini.

Sebelumnya dalam peringatan Hari Pers Nasional ini, Jokowi berbicara soal isu utama di dunia pers. Dalam pidatonya, Jokowi sampai dua kali menyebut kalau dunia pers saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Advertising
Advertising

Dahulu, kata dia, isu utama adalah kebebasan pers. "Selalu itu yang kita suarakan. tapi sekarang apakah isu utamanya tetap sama? menurut saya sudah bergeser, kurang bebas apalagi kita sekarang ini?" kata dia.

Jokowi menyebut pers saat ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital, di mana semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya. Sehingga, Ia menilai masalah utama saat ini adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab.

Lantas, Jokowi mengkritik fenomena banjir pemberitaan dari media sosial, media digital, dan platform-platform asing. Kepala negara menyebut media-media ini umumnya tidak memiliki redaksi atau dikendalikan oleh artifical intelligence atau kecerdasan buatan.

Selain itu, media-media ini dikendalikan oleh algoritma raksasa digital yang cenderung mementingkan kepentingan sisi komersial saja. Algoritma ini hanya mendorong konten-konten recehan yang sensasional.

"Sekarang ini banyak sekali, dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik," kata Jokowi.

Jokowi pun menyadari industri media konvensional menghadapi tantangan yang semakin berat, salah satunya terkait belanja iklan media. Jokowi menyebut 60 persen belanja ini telah diambil oleh media digital, terutama oleh platform-platform asing. "Ini sedih loh kita," kata dia.

Kondisi ini kemudian membuat keuangan media konvensional akan semakin berkurang. "Larinya pasti ke sana (media digital asing)," kata kepala negara di depan sejumlah perwakilan industri pers yang hadir di lokasi.

Perkara belanja iklan hanya satu dari dua masalah utama pers, menurut Yadi. Masalah lain ada pada kualitas pers, seiring dengan bertumbuhnya banyak media online. Pertumbuhan ini tidak dibarengi dengan kualitas jurnalis yang mumpuni.

Yadi menyebut kondisi ini terbukti dari 691 pengaduan kasus Pers pada 2022, di mana 97 persen terjadi di media online. Pelanggarannya beragam, mulai dari berita tanpa konfirmasi, tanpa verifikasi, hingga berita bohong. Lalu berita asal kutip dari sosial media dengan informasi tidak jelas dan berita berita hanya amplifikasi clickbait, serta berita-berita asusila.

Menurut Yadi, pelanggaran ini membuktikan pemahaman akan kode etik sangat minim dan perlunya edukasi maupun literasi. Masalah ini, kata dia, menjadi tanggung jawab bersama. Selain dewan pers ada organisasi pers, perusahaan pers dan juga masyarakat. "Masyarakat harus ikut mengontrol pers dengan melaporkan pelanggaran pelanggaran pers ke Dewan Pers," kata Yadi.

Pilihan Editor: Jokowi Sedih 60 Persen Belanja Iklan Media Diambil Platform Asing

Berita terkait

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

16 menit lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

25 menit lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

48 menit lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

1 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

1 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

2 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

4 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

5 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

5 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya