Pakar Hukum Tata Negara Nilai Pernyataan Jokowi Dukung Prabowo Tidak Etis

Selasa, 8 November 2022 17:13 WIB

Presiden Jokowi (kedua kiri) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kedua kanan) di samping Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) dan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno (kiri) saat menghadiri perhelatan pameran industri pertahanan Indo Defence 2022 Expo & Forum di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 2 November 2022. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang mendukung Prabowo Subianto nyapres melanggar kode etik. Pasalnya, pernyataan Jokowi terang-terangan menunjukkan endorsement terhadap Calon Presiden berikutnya.

Sebagai penyelenggara negara, kata Bivitri, ada batas-batas etik yang tinggi.

“Memang ada sebagian yang pasti akan bilang itu hanya basa-basi. Tapi justru di situ letak etik bagi penyelenggara negara. Dalam keseharian, dalam berkomentar, ada batas-batas etik yang tinggi karena bisa berpengaruh pada situasi politik, bahkan kebijakan,” kata Bivitri saat dihubungi, Selasa, 8 November 2022.

Menurut Bivitri, pernyataan Jokowi soal Prabowo bisa dimaknai dalam konteks negosiasi politik yang saat ini tengah berlangsung. Selain itu, pernyataan Jokowi juga bisa dimaknai dalam konteks kebijakan yang mungkin, harus, atau akan diambil mengenai putusan MK soal menteri yang maju nyapres atau nyaleg.

Bahaya monarki

Dia menyebut pernyataan Jokowi malah makin menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara demokrasi, melainkan negara monarki. Pasalnya, penguasa selanjutnya seakan-akan mesti mendapatkan restu oleh penguasa saat ini.

“Juga, seakan benar-benar mau ganti-gantian. Karena Prabowo dulu kan rival Jokowi, jadi ganti-gantian saja. Sangat elitis, hanya siapa di lingkaran itu yang bisa ganti-menggantikan,” kata Bivitri.

Saat menghadiri HUT ke-8 Partai Perindo pada Senin, 7 November 2022, Jokowi menyinggung soal kemenangannya di Pilpres 2014 dan 2019. Saat mengungkit hal itu, Jokowi terlihat tersenyum karena kehadiran Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dalam acara tersebut.

"Dua kali di Pemilu Presiden juga menang. Mohon maaf Pak Prabowo," ujar Jokowi sembari tersenyum.

Para kader Perindo yang hadir di acara tersebut tampak tertawa dan bertepuk tangan. Mereka tampak lebih heboh ketika Prabowo berdiri dan memberi hormat.

Prabowo merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2014. Saat itu ia berpasangan dengan Hatta Rajasa dan dikalahkan oleh Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Lalu pada Pilpres 2019, Prabowo kembali maju dan berpasangan dengan Sandiaga Uno, namun kembali dikalahkan Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.

"Mohon maaf Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," kata Jokowi diikuti tepuk tangan.

Baca: Dukung Pesan Jokowi agar Antarpartai Tak Saling Menjatuhkan, Cak Imin: Persaingan Sah Saja Asal Sehat

Berita terkait

Zulhas Ungkap Nama Kader PAN yang Siap Isi Posisi Menteri di Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Zulhas Ungkap Nama Kader PAN yang Siap Isi Posisi Menteri di Kabinet Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mengungkap nama-nama kader PAN yang siap untuk mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, DPR Sebut Jumlah Kursi Menteri Bisa Bertambah atau Berkurang

1 jam lalu

RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, DPR Sebut Jumlah Kursi Menteri Bisa Bertambah atau Berkurang

Politikus PDIP mengingatkan agar penambahan nomenklatur kementerian tidak sekadar untuk mengakomodasi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

1 jam lalu

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

Kursi anggota DPR Gerindra Jakarta berkurang dari 19 menjadi 14 kursi.

Baca Selengkapnya

Politikus PDIP Sebut Wacana Tambah Kementerian Bertentangan dengan Undang-Undang

1 jam lalu

Politikus PDIP Sebut Wacana Tambah Kementerian Bertentangan dengan Undang-Undang

Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan wacana penambahan jumlah kementerian negara di kabinet Prabowo akan membebani keuangan negara.

Baca Selengkapnya

Gerindra Bilang Catatan Pengamat hingga LSM soal Menteri Jadi Masukan Buat Prabowo

2 jam lalu

Gerindra Bilang Catatan Pengamat hingga LSM soal Menteri Jadi Masukan Buat Prabowo

Gerindra menyatakan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan timnya belum membahas menyusunan komposisi menteri.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

3 jam lalu

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

Nama Yandri Susanto menyusul disiapkan oleh PAN sebagai calon menteri di Kabinet Prabowo. Sebelumnya, ada Eko Patrio.

Baca Selengkapnya

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

3 jam lalu

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

Apindo berharap para menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti profesional dan bisa kerja sama dengan pengusaha.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

3 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Selain Eko Patrio, PAN Sebut Sederet Nama Kadernya Ini Siap Masuk di Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Selain Eko Patrio, PAN Sebut Sederet Nama Kadernya Ini Siap Masuk di Kabinet Prabowo

Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN Zulkifli Hasan menyebut sederet nama kadernya yang siap masuk di Kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

NasDem: Dugaan Pergeseran Suara hingga Pertemuan Surya Paloh dengan Prabowo

3 jam lalu

NasDem: Dugaan Pergeseran Suara hingga Pertemuan Surya Paloh dengan Prabowo

Belakangan Partai NasDem tersoroti selama dinamika politik terutama saat Surya Paloh bertemu Prabowo

Baca Selengkapnya