Profil KS Tubun, Satu-Satunya Polisi Menjadi Pahlawan Revolusi Korban G30S

Sabtu, 1 Oktober 2022 11:01 WIB

Pahlawan Revolusi, KS Tubun. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Operasi Gerakan 30 September atau G30S pada 1965 menyebabkan 6 Jenderal dan seorang Letnan Satu atau Lettu terbunuh. Para jenderal yang diduga anggota Dewan Jenderal itu rencananya akan ditangkap untuk dibawa ke hadapan Presiden Soekarno. Mereka dituduh hendak melakukan kudeta pada 5 Oktober. Namun saat eksekusi penculikan, alih-alih ditangkap hidup-hidup, para jenderal dibunuh dan mayatnya di buang ke sumur lubang buaya.

Korban G30S yaitu Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani, Mayor Jenderal atau Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigadir Jenderal atau Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu TNI Pierre Andreas Tendean. Korban G30S ini kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi. Selain ketujuh anggota TNI itu, ada pula seorang polisi yang menjadi korban, dia adalah KS Tubun.

Belakangan KS Tubun ditetapkan sebagai satu-satunya polisi yang jadi Pahlawan Revolusi. Lalu, siapa sebenarnya KS Tubun ini dan Bagaimana perjuangannya malam 1 Oktober 1965 melawan pasukan G30S?

Profil KS Tubun

Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Sadsuitubun atau Karel Satsuit Tubun, disingkat KS Tubun lahir di Tual, Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928. Setelah lulus dari pendidikan polisi, Tubun ditempatkan di Kesatuan Brimob Ambon dengan Pangkat Agen Polisi Kelas Dua, kini Bhayangkara Dua Polisi. Dia kemudian ditarik ke Jakarta dan naik pangkat jadi Agen Polisi Kelas Satu, kini Bhayangkara Satu Polisi.

KS Tubun pernah terlibat dalam operasi Tri Komando Rakyat atau Trikora. Ini adalah operasi pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dari tangan Belanda. Setelah Irian barat berhasil direbut, KS Tubun lalu diberi tugas untuk mengawal kediaman Wakil Perdana Menteri, Dr. J. Leimena di Jakarta. Pangkatnya naik menjadi Brigadir Polisi. Adapun rumah Leimena berdekatan dengan rumah Jenderal Abdul Haris Nasution, yang mana merupakan salah satu sasaran penculikan G30S.

Advertising
Advertising

KS Tubun bukanlah target operasi G30S. Dikutip dari buku Karel Satsuit Tubun (1981), saat dini hari 1 Oktober 1965 itu, dia bertugas menjaga kediaman Leimena. Lantas dia berpapasan dengan pasukan G30S yang berniat menculik Jenderal AH Nasution. Pasukan penculik yang saat itu hendak melumpuhkan pengawal di sekitar kediaman Nasution akhirnya terlibat perkelahian dengan KS Tubun. Karena kalah jumlah, KS Tubun akhirnya tewas tertembak.

Jenderal Nasution mencatat peristiwa malam itu dalam buku Memenuhi Panggilan Tugas: Jilid 6 Masa Kebangkitan Orde Baru (1987). Kendati kalah dan tewas dalam perkelahian tersebut, KS Tubun sempat memberikan perlawanan kepada pasukan G30S. Dalam bukunya, Jenderal Nasution menyebutkan bahwa KS Tubun terus melawan meskipun senjatanya telah berhasil direbut. KS Tubun tewas dengan beberapa peluru yang bersarang di tubuh.

Karena keberaniannya, KS Tubun menjadi satu-satunya polisi yang ditetapkan sebagai pahlawan revolusi. Pemerintah Indonesia memberi penghormatan atas jasa dan perjuangannya. Dia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan mengabadikan namanya pada Bandar Udara Karel Sadsuitubun di Ibra, Kei Kecil, Maluku Tenggara. Pemerintah juga mengabadikan nama KS Tubun sebagai kapal perang KRI Karel Satsuit Tubun.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Tragedi G30S: KS Tubun Bertarung Malam Itu Sebelum Tembakan Menghentikannya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas untuk Reuni 411 di Patung Kuda Monas

1 hari lalu

Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas untuk Reuni 411 di Patung Kuda Monas

Beberapa ormas aliansi Reuni 411 termasuk FPI bakal berunjuk rasa dengan melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Polisi Temukan Ratusan Botol Miras Ilegal di Rumah Kepala Desa di Boyolali

1 hari lalu

Polisi Temukan Ratusan Botol Miras Ilegal di Rumah Kepala Desa di Boyolali

Polisi juga telah mengamankan EN atas dugaan keterlibatan menjualbelikan miras ilegal itu di rumahnya.

Baca Selengkapnya

WNI Tewas di di Hong Kong, Diduga Korban Kejahatan

5 hari lalu

WNI Tewas di di Hong Kong, Diduga Korban Kejahatan

MN ditemukan meninggal dunia pada 28 Oktober 2024 di daerah Waterfall Bay, Pulau Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gagalkan Aksi Ganjal ATM, Polisi Pondok Aren Kena Sabetan Senjata Tajam

6 hari lalu

Gagalkan Aksi Ganjal ATM, Polisi Pondok Aren Kena Sabetan Senjata Tajam

"Alasannya ATM-nya tertelan dan ibu memberikan nomor PIN kepada diduga pelaku, polisi langsung menarik keluar pria itu."

Baca Selengkapnya

Guyonan Suswono Soal Janda Kaya: Dianggap Menista Agama hingga Dinilai Tidak Lucu

6 hari lalu

Guyonan Suswono Soal Janda Kaya: Dianggap Menista Agama hingga Dinilai Tidak Lucu

Ormas Betawi Bangkit melaporkan Suswono ke polisi dan Bawaslu atas dugaan penistaan agama.

Baca Selengkapnya

TNI AL Bakal Latihan Bersama Tentara Rusia di Surabaya Awal November

11 hari lalu

TNI AL Bakal Latihan Bersama Tentara Rusia di Surabaya Awal November

Kepala Staf TNI AL Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa latma ini akan menjadi latihan perdana kolaborasi antara TNI AL dan Russian Navy.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Rombongan Pemuda Penusuk dan Pengeroyok Santri Krapyak di Yogyakarta

11 hari lalu

Polisi Buru Rombongan Pemuda Penusuk dan Pengeroyok Santri Krapyak di Yogyakarta

Dua korban yang dikeroyok merupakan santri Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Promosikan Judi Online Lewat Instagram, Empat Selebgram Ditangkap Polisi di Batam

12 hari lalu

Promosikan Judi Online Lewat Instagram, Empat Selebgram Ditangkap Polisi di Batam

Adapun modus operandinya adalah para pelaku menggunakan akun Instagram sebagai sarana utama untuk mempromosikan situs judi online.

Baca Selengkapnya

Tak Sanggup Bayar Rp 50 Juta, Guru Honorer Ditahan Karena Diduga Aniaya Anak Polisi

12 hari lalu

Tak Sanggup Bayar Rp 50 Juta, Guru Honorer Ditahan Karena Diduga Aniaya Anak Polisi

Supriyani, Guru Honorer di SDN 4 Baito ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Baito dengan dugaan penganiayaan terhadap seorang siswa anak polisi.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Guru Honorer Ditahan Polisi Karena Tak Sanggup Bayar Rp 50 Juta

13 hari lalu

5 Fakta Guru Honorer Ditahan Polisi Karena Tak Sanggup Bayar Rp 50 Juta

Guru honorer di Baito ditahan karena dilaporkan telah melakukakn dugaan penganiayaan terhadap muridnya. Suprioyani menolak adanya tuduhan tersebut dan sudah meminta maaf, namun tetap ditahan setelah tak sanggup membayar uang senilai Rp 50 juta.

Baca Selengkapnya