TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S menyisakan duka mendalam bagi para keluarga korban. Nama para petinggi militer yang terbunuh malam itu kini telah diabadikan sebagai Pahlawan Revolusi. Di antara petinggi militer yang diabadikan sebagai pahlawan revolusi, salah seorang di antaranya adalah polisi, yaitu Karel Sadsuitubun atau Aipda KS Tubun.
KS Tubun adalah salah seorang korban G30S yang pada awalnya tidak ditetapkan sebagai target operasi. Pada malam itu, ia hanya mendapat tugas untuk menjaga rumah Wakil Perdana Menteri, Johannes Leimena. Dikutip dari buku Karel Satsuit Tubun (1981), KS Tubun kemudian bertemu dengan pasukan G30S yang berniat menculik AH Nasution karena rumah Johannes Leimena berdekatan dengan rumah Nasution.
Pertemuan tersebut tentu berlangsung secara tidak mengenakkan. Pasukan penculik yang pada waktu itu ingin melumpuhkan pengawal di sekitar kediaman Nasution akhirnya terlibat perkelahian dengan KS Tubun. Karena kalah jumlah, KS Tubun akhirnya tewas tertembak para pasukan penculik Nasution.
Kendati kalah dan tewas dalam perkelahian tersebut, KS Tubun sempat memberikan perlawanan yang berarti kepada para penculik G30S. AH Nasution sempat mencatat peristiwa malam itu dalam buku Memenuhi Panggilan Tugas: Jilid 6 Masa Kebangkitan Orde Baru (1987).
Dalam buku itu, ia menyebutkan bahwa KS Tubun terus melawan para penculik meskipun senjatanya telah berhasil direbut. Ketika para penculik masuk ke pos jaga secara paksa, KS Tubun semakin memperkuat perlawanannya. Namun, karena kalah jumlah, KS Tubun akhirnya tewas dengan beberapa peluru yang bersarang di tubuhnya.
Karena keberaniannya pada malam itu, KS Tubun menjadi satu-satunya polisi yang sebagai pahlawan revolusi. Karir kepolisiannya biasa dibilang cukup cemerlang. Dilansir dari p2k.unkris.ac.id, KS Tubun sempat terlibat dalam Operasi Militer Trikora untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.
Seusai terlibat Operasi Trikora, KS Tubun diberi tugas untuk menjaga kediaman Wakil Menteri Luar Negeri, J. Leimena. Di tempat itulah kemudian sang polisi menjalankan tugas terakhirnya dalam peristiwa tragedi G30S. namanya diabadikan bukan hanya sebagai nama jalan, tapi juga bandara hingga kapal perang RI.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca: