Komnas HAM Tunggu Hasil Autopsi Ulang Brigadir J

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Juli Hantoro

Senin, 1 Agustus 2022 20:55 WIB

Ibu almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Rosti Simanjuntak (tengah) didampingi kerabat mendatangi makam anaknya sebelum pembongkaran di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu, . Makam Brigadir J dibongkar kembali untuk kepentingan autopsi ulang atas permintaan keluarga dalam mencari keadilan dan pengungkapan kasus. TEMPO/Ramond EPU

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menunggu hasil autopsi kedua setelah ekshumasi jenazah Brigadir J dilakukan. Komisoner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menuturkan, pihaknya percaya pada apa yang dikerjakan oleh tim dokter saat melakukan autopsi ulang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat itu.

Namun Anam tidak berkomentar banyak soal kabar bahwa otak Brigadir J ditemukan di bagian perut saat autopsi ulang. Mengingat informasi tersebut disampaikan oleh pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, melalui dua utusan keluarga yang masuk dalam ruang autopsi.

“Pertama adalah kami menunggu hasil autopsi kedua pasca ekshumasi kemarin. Kami percaya kalau penjelasan dari ketua tim yang melakukan autopsi itu di Jambi dilakukan oleh berbagai profesor dari berbagai universitas. Kami akan tungggu itu saja,” ujar Anam saat konferensi pers di Komnas HAM, Senin, 1 Agustus 2022.

Sebelumnya, Tempo telah mengonfirmasi hal ini kepada Kamaruddin. Dia juga bercerita bahwa kondisi jasad juga telah tercium aroma formalin yang menyengat.

“Satu lagi yang saya ingat, otaknya oleh yang melakukan visum pertama telah dipindah ke dalam perut. Jadi karena mereka memeriksa isi kepala itu, rupanya otaknya itu ketika dibuka gak ada lagi otak di sana,” ujarnya saat dihubungi, Rabu, 27 Juli 2022.

Advertising
Advertising

Kemudian Kamaruddin juga meminta kepada para dokter yang bertugas untuk memeriksa ginjal. Langkah itu dianggap untuk mengetahui waktu kematian Brigadir J.

“Makanya saya minta supaya ginjalnya diperiksa, kan begitu. Jadi lama dia cari itu ginjal, gak ketemu, tapi katanya dokter dari mana itu sangat teliti terus, jeroannya dibuka akhirnya ketemu ginjal itu sudah mengecil,” ujarnya.

Sampel dari bagian organ-organ dan bagian luka tubuh diambil oleh dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil tersebut disebut memerlukan waktu empat sampai enam pekan lamanya.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan, pihaknya telah mengecek fakta autopsi ulang. Nantinya hasil akan disampaikan oleh dokter forensik.

“Sudah, nanti akan disampaikan di dokfor (dokter forensik),” ujarnya saat dimintai konfirmasi kemarin.

Baca juga: Kasus Brigadir J, Komnas HAM Periksa Uji Balistik pada Rabu

Berita terkait

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

2 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

3 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

6 hari lalu

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA menjadi perhatian. Sahabatnya teringat kasus kematian Brigadir J yang dibunuh Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

15 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

18 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

21 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

21 hari lalu

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

Berita mengenai setahun vonis banding Ferdy Sambo atas pembunuhan ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat banyak dibaca.

Baca Selengkapnya

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

21 hari lalu

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

Apa kata Komnas HAM soal OPM?

Baca Selengkapnya