73 Tahun Lalu, Pemimpin PDRI Sjafruddin Prawiranegara Kembalikan Mandat kepada Soekarno - Hatta

Kamis, 14 Juli 2022 09:51 WIB

Sjafruddin Prawiranegara. Foto: life.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, 73 tahun yang lalu, Kabinet Hatta mengesahkan Perjanjian Roem-Roijen. Melansir laman resmi Sekretariat Negara, ketika itu, sidang antara PDRI dengan Soekarno, Hatta, serta sejumlah menteri kedua kabinet digelar setelah pemerintahan RI pulih. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta. Sjafruddin Prawiranegara resmi mengakhiri PDRI dan menyerahkan kembali mandatnya kepada Soekarno.

Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada 19 Desember 1948 terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu membuat Soekarno, Mohammad Hatta, serta beberapa tokoh penting lainnya ditangkap dan diasingkan Belanda ke Bangka.

Melansir dari Somewhere In The Jungle; Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Sebuah Mata Rantai Sejarah Yang Terlupakan (1997), ketika Agresi Militer terjadi, para pemimpin RI masih sempat melakukan rapat darurat yang salah satu rapat menetapkan pemberian mandat kepada Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu berada di Bukittinggi untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatera.

Agresi itu kemudian dibalas oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) lewat Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Serangan yang berlangsung 6 jam ini bertujuan untuk memperlihatkan pada dunia Internasional bahwa Indonesia belum sepenuhnya habis. Belanda yang sebelumnya sempat mengklaim telah menundukan Indonesia mulai terpojok dan dipaksa berunding dengan Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, United Nations Commission for Indonesia (UNCI) mengakomodasi persoalan ini pada Perundingan Roem-Roijen. Perundingan ini diadakan tanggal 17 April 1949 di Hotel Des Indes Jakarta dan dipimpin oleh Merle Cochran. Delegasi RI diwakili oleh Mr. Muhammad Roem, sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. JH. Van Roijen.

Advertising
Advertising

Perundingan yang berjalan alot ini akhirnya rampung pada 7 Mei 1949 dan membawa hasil positif bagi Indonesia, yakni Soekarno dan Hatta serta para tokoh lain yang ditawan dikembalikan ke Yogyakarta dan kedua pihak sepakat untuk melaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.

Sjafruddin Prawiranegara berjasa besar memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari Bukittinggi dalam periode 19 Desember 1948- 13 Juli 1949. Setelah menyerahkan kembali kekuasaan Pemerintah Darurat RI, Sjafruddin diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri RI pada 1949, kemudian sebagai Menteri Keuangan rentang 1949-1950.

HATTA MUARABAGJA

Baca: Sjafruddin Prawiranegara, Presiden RI ke-2 yang Kerap Dilupakan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

3 hari lalu

Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

Dubes Rusia mengenang pertemuan Soekarno dan Yuri Gagarin.

Baca Selengkapnya

Sumber Kekayaaan Romy Soekarno, Anggota DPR Baru yang Geser Arteria Dahlan dan Sri Rahayu

32 hari lalu

Sumber Kekayaaan Romy Soekarno, Anggota DPR Baru yang Geser Arteria Dahlan dan Sri Rahayu

Mengintip harta anggota DPR RI periode 2024-2029, Romy Soekarno, yang kerap kali pamer kemewahan, mulai dari naik helikopter hingga jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Sri Rahayu dan Arteria Dahlan Mundur, Cucu Sukarno Dapat Tiket ke Senayan

34 hari lalu

Sri Rahayu dan Arteria Dahlan Mundur, Cucu Sukarno Dapat Tiket ke Senayan

Dua caleg terpilih PDIP Sri Rahayu dan Arteria Dahlan resmi mengundurkan diri. Langkah keduanya memberi jalan cucu Sukarno, Romi Sukarno, ke Senayan.

Baca Selengkapnya

Mencoreng Nama Baik Sukarno, Begini Sejarah dan Isi TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

52 hari lalu

Mencoreng Nama Baik Sukarno, Begini Sejarah dan Isi TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno, mencoreng nama Bung Karno.

Baca Selengkapnya

Termasuk Jokowi, Ini 3 Presiden Indonesia yang Memilih Tinggal di Istana Kepresidenan

16 Agustus 2024

Termasuk Jokowi, Ini 3 Presiden Indonesia yang Memilih Tinggal di Istana Kepresidenan

Berikut tiga Presiden Indonesia yang benar-benar tinggal di Istana Kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Biografi Bung Hatta, Gelar Tak Henti Didapatnya Sampai Akhir Hayat

16 Agustus 2024

Biografi Bung Hatta, Gelar Tak Henti Didapatnya Sampai Akhir Hayat

Bung Hatta terus mendapat penghargaan sampai akhir hayatnya, di ujung usia ia pernah mengajar di UGM dan menjadi narasumber di berbagai seminar.

Baca Selengkapnya

Pemikiran Proklamator Bung Hatta tentang Ekonomi Kerakyatan dan Demokrasi Kerakyatan

16 Agustus 2024

Pemikiran Proklamator Bung Hatta tentang Ekonomi Kerakyatan dan Demokrasi Kerakyatan

Konsep ekonomi kerakyatan adalah sebuah ideologi "jalan tengah" yang digagas Bung Hatta menanggapi kegagalan komunisme dan liberalisme saat itu.

Baca Selengkapnya

BMKG Catat Guncangan Gempa Terkini dari Bukittinggi sampai Majene

12 Agustus 2024

BMKG Catat Guncangan Gempa Terkini dari Bukittinggi sampai Majene

Gempa paling terkini terjadi di Majene, tapi yang beruntun tiga kali dalam kurun sekitar tiga jam di Bukittinggi.

Baca Selengkapnya

Kisah Sukses Dua Sahabat H. Lismar dan H. Sabirin Pemilik RM Pagi Sore

5 Agustus 2024

Kisah Sukses Dua Sahabat H. Lismar dan H. Sabirin Pemilik RM Pagi Sore

RM Pagi Sore merupakan salah satu rumah makan Padang populer. Restoran ini tak bisa dipisahkan dari dua sahabat H. Lismar dan H. Sabirin.

Baca Selengkapnya

2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

27 Juli 2024

2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.

Baca Selengkapnya