LBH Yogya Kecam Narasi Insiden Desa Wadas yang Muncul di Soal Ujian SMP

Jumat, 25 Maret 2022 14:54 WIB

Lokasi pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Nama Desa Wadas ramai dibicarakan lantaran ratusan polisi menangkap puluhan warga demi proses kelancaran pembangunan Bendungan Bener. ANTARA/HO-Polda Jateng

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta Julian Dwi Prasetya, mengecam munculnya narasi yang tidak tepat di dalam soal uji coba ujian sekolah menengah pertama atau SMP di Kabupaten Purworejo yang menyinggung polemik Desa Wadas. Poin soal kasus itu muncul di mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diujikan pada Rabu, 23 Maret 2022.

“Khususnya di soal nomor 45, kami mengecam tindakan pemerintah daerah sebagai penyelenggara pendidikan dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Purworejo maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” ujar dia saat dihubungi Jumat, 25 Maret 2022.

Dalam naskah ujian itu, ditemukan soal yang mengangkat tema peristiwa di Desa Wadas beberapa waktu lalu. Narasi tersebut menuduh dan menyudutkan warga kontra tambang, mengandung kebohongan informasi, dan mengaburkan latar belakang sebenarnya kenapa warga Wadas menolak tambang batu andesit.

Selain itu, disebutkan juga bahwa warga yang ditangkap adalah warga yang membuat kericuhan. Padahal faktanya justru aparat kepolisian yang mengepung dan menangkapi warga Wadas saat sedang melakukan mujahadah.

Julian menjelaskan beberapa alasan mengecam hal itu. Pertama karena dunia pendidikan yang seharusnya memiliki semangat mencerdaskan bangsa malah dicampur adukkan dengan urusan dan intervensi politik. Dia menilai bahwa hal itu sebagai bentuk penyelundupan dari agenda-agenda politik pemerintah di dalam dunia pendidikan.

“Itu kita lihat jelas, tidak sembunyi-sembunyi lagi,” katanya.

Advertising
Advertising

Alasan kedua, LBY Yogyakarta menilai, Indonesia sebagai negara demokrasi seharusnya tercermin dalam dunia pendidikan. Sehingga, informasi-informasi yang diberikan harus menyeluruh, tidak hanya salah satu saja, sehingga peserta didik benar-benar bisa melakukan analisis.

Namun, jika melihat isi soal tersebut, kata Julian, lebih termasuk ke dalam doktrin dan menyudukan warga Wadas yang kontra dengan tambang andesit.

“Seharusnya berbagai info diberikan kemudian berbagai paham harus diajarkan karena ada kebebasan untuk berfikir itu,” tutur Julian.

Alasan ketiga adalah narasi di dalam soal ujian itu juga dinilai mengingkari prinsip-prinsip demokrasi. Karena seharusnya negara demokrasi tidak boleh anti dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau gerakan masyarakat sipil.

“Masa kita mau anti-NU, masa mau anti-Muhammadiyah yang itu sesungguhnya memberikan banyak kontribusi terhadap negara sampai hari ini,” ujar dia.

Jadi, Julian berujar, jika prinsipnya demokrasi maka tidak boleh itu anti-LSM, tapi di dalam narasi soal yang dipilih seolah-olah anti LSM. “Jadi kami nyatakan bahwa penyelenggara pendidikan di tingkat Provinsi Jateng dan Kabupaten Purworejo telah melakukan pengingkaran prinsip demokrasi. Dan sudah sangat otoriter sejak dalam pikiran,” tutur dia.

Baca: Tiga Kali Didatangi Ganjar Pranowo, Warga Wadas Sebut Tuntutannya Belum Dipenuhi

Berita terkait

Jika Semua Partai Gabung Pemerintahan Prabowo, Franz Magnis: Siapa yang Mewakili Rakyat?

11 jam lalu

Jika Semua Partai Gabung Pemerintahan Prabowo, Franz Magnis: Siapa yang Mewakili Rakyat?

Franz Magnis Suseno mempertanyakan masa depan demokrasi Indonesia apabila semua partai politik bergabung dalam pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bantah Disebut Bakal Turunkan Kualitas Demokrasi Indonesia

4 hari lalu

Prabowo Bantah Disebut Bakal Turunkan Kualitas Demokrasi Indonesia

Prabowo menyebut, dirinya sudah mengikuti empat kali kontestasi Pemilu, namun baru kali ini dia menang.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

17 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

18 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

19 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

20 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

21 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

24 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

29 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

48 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya