Mengenal Yayak Yatmaka, Seniman yang Ditangkap saat Bela Warga Wadas

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 9 Februari 2022 17:22 WIB

Yayak Yatmaka menggelar diskusi sejumlah karya karikaturnya di Galeri Soemardja, ITB, Bandung, Jawa Barat, (18/10). Ratusan karikatur kritikal Yayak dipamerkan dengan judul Gambar Sebagai Senjata Pembebasan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan aparat kepolisian menyerbu dan menangkap puluhan warga yang menolak rencana pengukuran tanah untuk proyek tambang batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Selasa, 8 Februari 2022. Salah satu warga yang turut ditangkap adalah seniman-aktivis Yayak Yatmaka.

Siapa Yayak Yatmaka dan bagaimana sepak terjangnya dalam dunia seni dan aktivisme? Dilansir dari Majalah Tempo edisi 15 Mei 2021, Yayak pertama kali membuat karya seni bermuatan isu sosial dan politik semasa menjadi mahasiswa baru di Institut Teknologi Bandung pada 1977. Saat itu, gairah gerakan mahasiswa memanas untuk menurunkan Soeharto.

Di luar kampus, Yayak aktif mengikuti pergerakan dan jaringan aktivis, termasuk mengawal konflik agraria. Salah satu poster kalendernya berjudul “Tanah untuk Rakyat” (1991) menjadikannya sebagai buronan rezim Orde Baru.

Sebab, di poster itu Yayak menggambar kumpulan sosok tokoh yang terkait dengan kasus konflik agraria di Indonesia. Salah satu tokohnya tak lain adalah Soeharto yang sedang bermain golf secara telanjang.

Advertising
Advertising

Dalam waktu singkat, poster tersebut menyebar ke berbagai daerah. Satu persatu, siapa pun yang terlibat dalam pembuatan poster mulai diburu oleh aparat. Yayak bersama anak dan istrinya berhasil melarikan diri ke Jerman.

Selama di Jerman, Yayak tetap bekerja sebagai seorang seniman. Bahkan, pada 1993, ia menggambar sebuah baliho berisikan narasi protes akan korban-korban yang berjatuhan semasa rezim Soeharto.

“Semasa di luar negeri, aku justru bisa mendapat informasi lebih banyak tentang apa yang terjadi di Indonesia. Dan kejadian apa pun yang berhubungan dengan Soeharto ataupun tentara langsung aku gambar,” kata Yayak.

Pada 2005, ia kembali ke Indonesia dan menetap di Yogyakarta. Semangat berkarya dengan mengangkat isu kritik kepada pemerintah tak padam. Yayak aktif melukis di media-media poster, buku, hingga menggelar pameran tunggal.

Sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, semenjak 2007 Yayak melakukan perubahan dalam teknik lukisnya. Yaitu menggambar secara manual di komputer. Selain itu, ia sering mempublikasikan karyanya ke media sosial Facebook.

Berdasarkan pengamatan Tempo di lapangan, Yayak turut mendukung aksi penolakan warga Wadas terhadap wacana penambangan kuari. Salah satu lukisannya yang terpampang di Desa Wadas yakni berupa baliho bertulisan “Tolak Tambang Andesit di Desa Wadas”.

Di baliho itu, Yayak menggambar kepala manusia dengan raut wajah memelas. Rambut keriting berwarna hijau, seakan mengindikasikan bahwa kepala itu adalah sebuah pohon. Tepat di dahinya, terdapat sebuah sebuah alat berat yang sedang mengeruk isi kepala.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Kronologis Perlawanan Warga Wadas Tak Berhenti Sejak 2013

Berita terkait

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

1 hari lalu

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

Pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan, menjadi tanda mulainya era reformasi.

Baca Selengkapnya

5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

2 hari lalu

5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

Sydney Sweeney aktris pemeran Madame Web kerap menuai kontroversi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

2 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Longsor Padang Tewaskan 1 Warga dan Seret 2 Mobil, BPBD Kerahkan Alat Berat Buka Akses Jalan

4 hari lalu

Longsor Padang Tewaskan 1 Warga dan Seret 2 Mobil, BPBD Kerahkan Alat Berat Buka Akses Jalan

Pengerahan alat berat juga bertujuan untuk memudahkan petugas dalam evakuasi korban terdampak tanah longsor tersebut.

Baca Selengkapnya

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

4 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

4 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

4 hari lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

4 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

8 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

17 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya