Kasus Covid-19 Terus Naik, Kemenkes Nilai Belum Masuk Gelombang Ketiga
Reporter
Arrijal Rachman
Editor
Aditya Budiman
Selasa, 1 Februari 2022 12:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengakui kasus Covid-19 terus naik dalam beberapa hari ini. Menanjaknya data konfirmasi kasus positif Covid-19 disebabkan oleh kasus Omicron.
Meski demikian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan naiknya penyebaran kasus ini belum bisa langsung dikatakan Indonesia tengah menghadapi gelombang ketiga Covid-19.
Sebab, dia menilai, peningkatan data pasien Covid-19 baru mulai terjadi pada akhir Januari 2022. Sehingga, Kementerian Kesehatan masih terus memonitor laju penyebaran akibat Omicron ini.
"Tapi apakah artinya mulai masuk gelombang ketiga masih dimonitor perkembangannya karena peningkatan kasus terjadi baru dalam satu minggu ini," kata Nadia saat dihubungi, Selasa, 1 Februari 2022.
Di sisi lain, Nadia menekankan, saat merebaknya varian delta di Indonesia puncak kasus Covid-19 harian tertinggi ada pada kisaran 54.000. Puncak kasus tersebut kemudian menimbulkan gelombang kedua Covid-19.
Meski demikian, ia menyatakan belum adanya sinyal menuju gelombang ketiga Covid-19 tidak berarti pemerintah akan membiarkan hal itu terjadi lagi. "Kita sedang monitor. Sudah mulai ada peningkatan kasus," ungkap juru bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi Covid-19.
Sebagai informasi, kasus Covid-19 secara nasional hingga 31 Januari 2022 sebanyak 10.185, sehingga total kasus positif di Indonesia mencapai 4.353.370 penderita. Kenaikan tertinggi selama sepekan terakhir terjadi pada 30 Januari sebanyak 12.422 kasus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut puncak kasus Covid-19 varian Omicron berpotensi menyebabkan penularan kasus yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta.
Ia mengatakan sejauh ini mayoritas pasien Omicron memiliki gejala ringan hingga tanpa gejala sehingga sebagian pasien masih bisa isolasi mandiri dan tidak begitu membebani fasilitas kesehatan. Kendati demikian, ujar Budi, pemerintah tetap waspada dan menyiapkan langkah antisipasi.
"Kami belum tahu berapa puncak kasus yang akan terjadi di Indonesia. Puncaknya kami prediksi akhir Februari ini," ujar Budi.
Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia dapat lebih tinggi dari varian Delta apabila kasus Covid-19 harian meningkat lebih dari tiga kali lipat atau setara 150 ribu kasus per hari. "Hingga saat ini kami masih memperkirakan angka tersebut kecil kemungkinan terjadi. Meski demikian kami tetap waspada," tutur Luhut.
Baca: Penjelasan Luhut Ihwal Perubahan Strategi Penanganan Varian Omicron