3 Usulan Eks Direktur WHO soal Layanan Telemedicine
Reporter
Arrijal Rachman
Editor
Eko Ari Wibowo
Selasa, 1 Februari 2022 09:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar ilmu kesehatan yang juga merupakan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan pentingnya layanan Telemedicine di tengah melonjaknya sebaran Covid-19 akibat varian Omicron.
Dia menekankan, pelayanan telemedicine merupakan bagian yang sangat penting bagi masyarakat yang terjangkit virus corona tersebut dan tengah melakukan isolasi mandiri. Apalagi, menurutnya, diperkirakan kasus akibat Omicron masih akan terus meningkat.
"Sebaiknya konsultasi dengan dokter telemedicine tidak hanya di hari pertama saja, tetapi setiap hari selama masa isoman," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Februari 2022.
Konsultasi dokter melalui Telemedicine ini katanya penting untuk memonitor perkembangan keluhan pasien dari hari ke hari. Selain itu, juga untuk memantau kemungkinan adanya keluhan dan atau efek samping waktu mengkonsumsi obat yang diberikan.
"Untuk kemungkinan menyesuaikan dosis dan atau memberi obat tambahan kalau diperlukan dalam hari-hari menjalani isoman," tegas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Jika layanan telemedisin tidak bisa gratis setiap hari, maka dia mengusulkan supaya pasien tersebut mendapatkan konsultasi harian melalui telepon dengan dokter atau tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat.
"Atau ya ke dokter atau nakes yang kebetulan kenal atau keluarga, bagaimanapun konsul atau pengawasan harian memang penting, walaupun hanya dengan telepon atau WA," tuturnya.
Pada saat konsultasi pertama, menurut dia, pasien yang tertular Covid-19 harus melibatkan keluarga yang sehari-hari menanganinya saat isolasi mandiri. Pelibatan ini juga penting supaya penanganan pasien lebih efektif dan cepat memulihkan.
"Kepada keluarga perlu dijelaskan apa yang harus mereka lakukan dalam merawat pasien di rumah ini, yang seringkali bukan masalah mudah," tegas profesor bidang pulmonologi itu.
Kemudian, pemberian obat harus dipikirkan juga bagaimana ketersediaan alat kesehatan untuk memantau keadaan kesehatan saat isolasi mandiri. Kata dia minimal ada tiga alat, yaitu thermometer, tensimeter, dan oximeter.
"Oximetri nampaknya praktis tidak ada keluarga yang punya, padahal selalu disebutkan bahwa penurunan saturasi oksigen yang diukur dengan oximetri merupakan parameter penting untuk pertimbangan pasiennya harus masuk RS," tegas dia.
Khusus untuk Oximeter bagi pasien isoman yang belum memiliki, Tjandra mengusulkan supaya bisa segera meminjam dari Puskesmas, atau Satgas Covid-19 di tingkat kabupaten atau kota, khususnya yang terdekat.
Baca: Varian Omicron Kian Merebak, Ini Aturan Isolasi Mandiri Baru Pemerintah