Pengamat Sebut PBNU Tak Bisa Lepas dari Politik Praktis

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 13 Januari 2022 13:15 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri penutupan Muktamar NU ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat 24 Desember 2021. Pada Muktamar NU ke-34 itu terpilih Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU dan Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengumumkan
susunan kepengurusan organisasi periode 2022-2027, Rabu 13 Januari 2022. Kepengurusan baru PBNU ini lebih beragam, Yahya menggandeng sejumlah kader partai dan juga perempuan sebagai pengurus.

Yahya menyebut para politikus tersebut digandeng untuk menjadi pengawas aktivitas NU, memantau kader agar tidak cawe-cawe dalam politik praktis. "Kalau ada anggota yang mengeluarkan sesuatu yang miring-miring pada kepentingan politik masing-masing, maka akan langsung ketahuan," kata Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers, Rabu, 12 Januari 2022.

Beragam latar belakang politikus di kepengurusan, lanjut dia, juga diharapkan akan menjaga kehormatan Nahdlatul Ulama dari tindakan politisasi terhadap organisasi tersebut. Sebab, menurut Yahya, peniadaan politikus dalam kepengurusan akan membuat organisasi yang dipimpinnya itu semakin mudah untuk dipolitisir. "Intinya kami sama-sama menjaga Marwah PBNU ke depan," kata dia.

PBNU yang sebelumnya identik dengan PKB, kini diwarnai dengan kehadiran kader-kader partai lain seperti PDIP dan Golkar. Politikus PDIP Mardani Maming misalnya, masuk sebagai Bendahara Umum PBNU. Maming dikenal sebagai pengusaha yang menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Kemudian ada politikus PDIP Nasyirul Falah Amru. sebagai salah satu Ketua Tanfidzyah PBNU. Dari Golkar, ada Nusron Wahid yang ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum PBNU. Kemudian dari PPP, ada Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Putra dari almarhum Maimoen Zubair itu masuk dalam jajaran anggota A'wan PBNU.

Kader PPP lainnya yang masuk jajaran pengurus PBNU adalah Mustofa Aqil Siroj sebagai Rais Syuriah PBNU. Sementara politikus dari PKB, ada Dipo Nusantara Pua Upa. Kemudian, terdapat 11 orang perempuan masuk dalam kepengurusan baru Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), periode 2022-2027. Di antaranya, ada Alissa Wahid dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Keduanya sama-sama menjabat sebagai ketua bidang di PBNU.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menyebut, ada dua kemungkinan dibalik alasan Yahya menggandeng sejumlah politikus partai tersebut.

"Pertama, mereka punya andil atau jasa dalam memenangkan Yahya, sehingga diakomodir. Kedua, bisa saja Yahya ingin membangun gagasan, 'PBNU tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana'," ujar Ujang saat dihubungi Tempo pada Kamis, 13 Januari 2022.

Menurut Ujang, PBNU tidak akan bisa sepenuhnya jauh dari politik praktis seperti janji Yahya Staquf. "Sebab, jika PBNU jauh dari politik, mereka juga akan menimbang rugi ketinggalan gerbong kekuasaan," ujarnya.

Ia menengarai, Yahya akan memakai strategi dua kaki. "Skemanya, secara kelembagaan atau institusi PBNU tidak akan main politik praktis, tapi kader-kadernya secara individu diberi keleluasaan untuk main politik praktis. Kita lihat saja nanti, apa yang akan terjadi pada PBNU di 2024," ujar Ujang.

Adapun dari sisi kader perempuan, Alissa Wahid mengatakan, dilibatkannya perempuan dalam struktur kepengurusan PBNU merupakan suatu terobosan yang sangat penting dalam perjalanan NU sebagai suatu jami’iyah.

"Sejak awal, ruang untuk perempuan itu besar di NU. Kalau kita melihat acara NU, pasti banyak perempuan tampil di ruang publik. Nah, sama halnya nyai-nyai di NU itu tidak hanya mengurusi Pak Kiai, namun juga mengurusi santri dan pondok pesantren. Di sini sangat terlihat bahwa perempuan juga dapat berdedikasi di struktur PBNU," ujar Alissa dikutip dari laman resmi NU.

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu mengatakan bahwa dilibatkannya dirinya dalam struktur PBNU tidak hanya untuk dirinya secara pribadi, melainkan sebagai gerbang bagi perempuan lain untuk memperbesar khidmah mereka bagi Nahdlatul Ulama, umat Islam, bangsa, negara dan peradaban dunia.

DEWI NURITA

Baca: Gus Yahya Ingin Laporan Keuangan PBNU Transparan dan Bisa Diakses Publik

Berita terkait

Kata Pakar soal Relawan Ambil Formulir Cawalkot Bekasi di DPC PKB untuk Ketum PSI Kaesang

15 jam lalu

Kata Pakar soal Relawan Ambil Formulir Cawalkot Bekasi di DPC PKB untuk Ketum PSI Kaesang

Relawan mengambil formulir penjaringan bakal calon wali kota untuk Kaesang ke kantor DPC PKB Kota Bekasi pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kaesang Didaftarkan Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB, Direspons PSI dan Jokowi

16 jam lalu

Kaesang Didaftarkan Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB, Direspons PSI dan Jokowi

Relawan Pa-Gi mengambil formulir penjaringan bakal calon wali kota untuk Kaesang ke kantor DPC PKB Kota Bekasi. Begini respons PSI dan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pilkada Jawa Timur, Figur Khofifah Menguat di Internal PDIP

16 jam lalu

Pilkada Jawa Timur, Figur Khofifah Menguat di Internal PDIP

PDIP masih melakukan penjaringan calon yang akan diusung dalam Pemilihan Kepada Daerah atau Pilkada Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Kaitan Keputusan Ganjar Jadi Oposisi dengan Sikap PDIP

16 jam lalu

Kata Pakar Soal Kaitan Keputusan Ganjar Jadi Oposisi dengan Sikap PDIP

Pakar menilai sikap oposisi Ganjar akan bermakna bila PDIP juga mengambil jalan yang sama.

Baca Selengkapnya

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

17 jam lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

17 jam lalu

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

Jokowi menganggap bingkai foto presiden yang tidak terpasang cuma sekadar foto.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Bilang Ada Harapan Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

17 jam lalu

Alasan Pengamat Bilang Ada Harapan Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

Suara partai anggota Koalisi Perubahan pada Pileg 2024 menjadi modal pertama untuk menatap Pilkada Aceh.

Baca Selengkapnya

Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

18 jam lalu

Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Anies dan Ahok sulit bersanding di Pilkada DKI Jakarta 2024

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP soal Foto Jokowi Tidak Terpasang di Kantor DPD Sumut

19 jam lalu

Penjelasan PDIP soal Foto Jokowi Tidak Terpasang di Kantor DPD Sumut

Politikus PDIP membantah adanya instruksi dari DPP PDIP untuk menurunkan foto Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

20 jam lalu

Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

Nama Ahok dan Anies disandingkan untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Mungkinkah duet Ahok-Anies bakal terjadi di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya