Enam Tantangan Pembangunan Ekonomi Kelautan Berkelanjutan

Jumat, 7 Januari 2022 20:13 WIB

Indonesia Ocean Justice Initiative menggelar Diskusi Bersama Komunitas Pers bertajuk "Rekam Jejak Kebijakan Kelautan 2021 & Proyeksi 2022" disiarkan secara daring, Jumat (7/22)

INFO NASIONAL –Hasil penelitian Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) selama dua tahun terakhir mencatat enam temuan yang menjadi masalah dan tantangan pada pembangunan ekonomi kelautan dan berkelanjutan.

Pertama, status pengarusutamaan pembangunan ekonomi kelautan berkelanjutan. Kedua, pengelolaan ekosistem karbon biru. Ketiga, keamanan maritim yang menghadapi ancaman kedaulatan serta permasalahan sampah plastik. Keempat, perlindungan hak asasi (HAM) pekerja migran Indonesia di sektor kelautan dan perikanan. Kelima kebijakan pengelolaan penangkapan ikan terukur, dan terakhir yakni perlindungan dan pemberdayaan nelayan kecil.

Terkait tantangan pertama, CEO Indonesia Ocean Justice Initiative, Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., mengatakan masalah mendasarnya karena belum tersedianya data akurat mengenai kekayaan laut, kesehatan laut, distribusi manfaat sumber daya kelautan, pembiayaan transformasi pembangunan kelautan, serta literasi kelautan.

Padahal Pemerintah memiliki landasan hukum untuk menjalankan komitmen dalam pembangunan ekonomi laut berkelanjutan. Antara lain RPJMN 2002-2025, RPJMN 2020-2024, dan Peraturan Presiden Nomor 16/2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia. Presiden Joko Widodo juga telah membuat pernyataan terkait hal ini pada Deklarasi G20 di Romadan KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, tahun lalu.

“Karena itu, IOJI merekomendasikan agar ditindaklanjuti dengan menyusun Rencana Pembangunan Laut Berkelanjutan (RPLB) yang terintegrasi dengan RPJMN di bawah koordinasi Kemenko Marves bersama Bappenas, BRIN, dan Kementerian KP,” ujar Mas Achmad, atau biasa disapa Pak Ota, dalam diskusi virtual bertema “Rekam Jejak Kebijakan Kelautan 2021 & Proyeksi 2022” pada Jumat, 7 Januari 2021.

Advertising
Advertising

Untuk tantangan terkait pengelolaan ekosistem karbon biru, kata Pak Ota, koordinasi di seluruh kementerian terkait harus ditingkatkan, mengembangkan insentif ekonomi bagi masyarakat lokal, serta menindaklanjuti pelaksanaan Perpres 88/2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon.

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Indonesia (BRGM) berperan mewujudkan misi Indonesia terkait emisi karbon, karena hutan bakau dapat mereduksi emisi hingga 30 persen. Problemnya, laju deforestasi mangrove di Indonesia per tahun sebanyak 12.818 hektare atau setara dengan 40 kali luas Stadion Gelora Bung Karno di Senayan.

Deputi Perencanaan dan Evaluasi BRGM, Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S. Hut., M.Agr. Sc, mengatakan lembaganya telah melakukan sejumlah upaya konservasi di 13 provinsi melalui empat fase. Dimulai dari percepatan rehabilitasi selama 2021-2024, kemudian pengarusutamaan pengelolaan mangrove pada 2025-2027 dan fase pengelolaan mangrove lestari pada 2028-2030. Pada fase 4 setelah 2030, diharapkan mangrove sudah dapat meningkatkan daya dukung untuk ekonomi kelautan berkelanjutan.

Tantangan ketiga pada refleksi IOJI yakni ancaman keamanan terhadap kedaulatan laut Indonesia, turut menjadi sorotan Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia, Prof. Ir. La Sara, M.Si., Ph.D. Ancaman datang bukan hanya dari praktik pencurian ikan ilegal (illegal fishing), namun juga perang kedaulatan oleh Tiongkok yang menempatkan kapal induk di wilayah Natuna. Ada pula ancaman dari kelompok bersenjata di Filipina yang dipimpin oleh Abu Sayyaf terhadap nelayan-nelayan dari Sulawesi.

“Dalam catatan saya, Indonesia rentan dengan potensi ancaman. Kita akan terus berhadapan dengan ancaman keamanan laut,” katanya.La Sara sepakat dengan rekomendasi IOJI, bahwa Pemerintah haus berani tegas dan terus berdiplomasi untuk mempertahankan kedaulatan wilayah laut Indonesia.

Peneliti Senior Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Dedi Supriadi Adhuri, Ph.D., menyoroti tantangan terakhir yang dipaparkan IOJI, yakni perlindungan dan pemberdayaan nelayan kecil. Menurutnya, konsep ekonomi biru patut dipandang secara bijaksana dan komprehensif. Karena dari hasil riset justru dijumpai keberpihakan terhadap pengusaha besar atau investor. Alhasil masyarakat cilik semakin termarginalkan.

Dia mencontohkan perairan laut di Sulawesi Selatan, yang biasa dipakai nelayan untuk menangkap ikan (fishing ground) malah dipakai oleh perusahaan pertambangan pasir. Praktik semacam ini justru menjadi ancaman terhadap komiten membangun ekonomi kelautan berkelanjutan.

Jumlah nelayan kecil atau yang mengoperasikan kapal kurang dari10 GT mencapai 96 persen di Indonesia. Sudah sepatutnya Pemerintah memberi perhatian lebih, karena masyarakat pesisir yang berperan mensukseskan pembangunan. “Kalau kita bekerja sama dengan benar bersama masyarakat nelayan dan pesisir, bisa lebih cepat melaksanakan sustainable ocean economy,” kata Dedi. (*)

Berita terkait

Kunjungi Expo Dekranasda, Iriana Joko Widodo Belanja di UMKM Mitra Binaan Pertamina

10 jam lalu

Kunjungi Expo Dekranasda, Iriana Joko Widodo Belanja di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Iriana tampak singgah ke stan UMKM mitra binaan Pertamina lalu membeli batik dan gelang.

Baca Selengkapnya

Pertamina Siap Layani Avtur Penerbangan Haji 2024

11 jam lalu

Pertamina Siap Layani Avtur Penerbangan Haji 2024

PT Pertamina Patra Niaga menjamin ketersediaan Avtur untuk melayani kebutuhan penerbangan haji.

Baca Selengkapnya

Livin' by Mandiri Kini Layani Pembelian Nomor Spesial Telkomsel

12 jam lalu

Livin' by Mandiri Kini Layani Pembelian Nomor Spesial Telkomsel

Bank Mandiri berkolaborasi dengan Telkomsel menghadirkan promo diskon menarik hingga Rp290 ribu dan bonus kuota 20GB, untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun Telkomsel ke-29.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma Optimalkan RAPI untuk Penanganan Bencana

12 jam lalu

Mensos Risma Optimalkan RAPI untuk Penanganan Bencana

Langkah terbaru Mensos Risma, dengan memanfaatkan jaringan Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) sebagai sarana vital untuk komunikasi darurat di wilayah terdampak bencana.

Baca Selengkapnya

Airin Rachmi Keliling Banten untuk Serap Aspirasi Masyarakat

13 jam lalu

Airin Rachmi Keliling Banten untuk Serap Aspirasi Masyarakat

Kata Airin Rachmi, aspirasi masyarakat akan menjadi catatan penting dalam memproyeksikan visi misi maupun program yang akan dilakukan ketika diberi amanah menjadi Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

13 jam lalu

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Penambahan Kuota Haji 2024 dari Saudi

13 jam lalu

Bamsoet Apresiasi Penambahan Kuota Haji 2024 dari Saudi

Bamsoet mengapresiasi penambahan kuota haji sebesar 20 ribu orang pada tahun 2024, sehingga total kuota Jemaah Haji Indonesia menjadi 241.000 orang.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

14 jam lalu

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

Program ini menjadi bukti komitmen PT Pegadaian dalam upaya penerapan TPB/SDGs empat tentang Pendidikan Berkualitas melalui pengembangan kapasitas guru dan manajemen Sekolah.

Baca Selengkapnya

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

14 jam lalu

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, mendukung penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh pekerja di wilayah Pemerintah Aceh, dengan menerbitkan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2024 tentang Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Salurkan Bantuan Bencana Bagi Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

14 jam lalu

BRI Peduli Salurkan Bantuan Bencana Bagi Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Bencana banjir lahar dingin yang melanda enam kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya menimbulkan kerugian material yang signifikan, tetapi juga membawa duka mendalam dengan adanya korban jiwa.

Baca Selengkapnya