Polisi Menduga Vaksin Booster yang Dijualbelikan di Surabaya Vaksin Bekas

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 Januari 2022 01:13 WIB

Vaksinator menunjukkan vaksin Moderna yang nantinya akan diberikan sebagai vaksin dosis ketiga atau booster di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan masih menunggu hasil penyelidikan Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya ihwal laporan dugaan sindikat jual beli vaksin booster. Dinas Kesehatan melaporkan kasus tersebut ke polisi pada Rabu kemarin, 5 Januari 2022, setelah ada salah seorang warga yang mengaku mendapat vaksin booster Sinovac dengan membayar Rp 250 ribu.

Menurut Nanik laporan itu sudah ditindaklanjuti oleh satuan reserse kriminal. “Kami masih menunggu hasil penelusuran dan penyidikan Polrestabes Surabaya,” kata Nanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 6 Januari 2022.

Nanik berujar Surabaya belum memulai vaksin booster karena masih menunggu surat edaran dari pemerintah pusat sebagai dasar petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana di lapangan. Sampai Kamis siang, kata dia, surat edaran itu belum turun.

Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan menuturkan penyidik satreskrim telah menindaklanjuti laporan dinas kesehatan. “Masih kami dalami (laporan itu) arahnya ke mana, termasuk akan memeriksa pelapornya,” kata Yusep saat dihubungi Tempo, Kamis siang.

Menurut Yusep sebenarnya ada dua hal yang sedang ditangani penyidik. Pertama laporan Dinas Kesehatan Surabaya berdasarkan pengakuan warga yang mengaku mendapatkan vaksin booster dengan cara membayar. Kedua, tindak lanjut atas pemberitaan sebuah stasiun televisi nasional ihwal temuan kasus jual beli vaksin booster tersebut. “Akan kami sinkronkan,” kata Yusep.

Terhadap pelaporan dinas kesehatan, Yusep berujar polisi masih melakukan pemeriksaan pada pelapor. Sedangkan pada tindak lanjut berita di stasiun televisi nasional itu, polisi telah mengecek tempat kejadian perkara vaksinasi booster ilegal, mengambil keterangan pemilik tempat maupun mengecek nama-nama yang tertera sebagai penerima vaksin booster berbayar.

Menurut kesimpulan awal penyidik, kata Yusep, tidak ditemukan keterlibatan aparat maupun tenaga kesehatan dalam vaksinasi itu. Ia menduga pelakunya adalah warga masyarakat biasa yang pernah terlibat dalam kegiatan vaksinasi massal dosis pertama dan kedua beberapa waktu lalu. “Dugaan sementara, pelaku menyisihkan sisa-sisa vaksin, dikumpulkan, lalu dijual seolah-olah vaksin booster,” kata Yusep.

Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta berujar telah membentuk tim untuk menyidik perkara tersebut. Nico Afinta memastikan semua pelaku yang terlibat dalam praktek jual beli vaksin booster bakal dihukum. Sebab, pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi demi menyelamatkan masyarakat, namun ada segelintir orang yang memanfaatkan situasi demi mencari keuntungan pibadi.

Menurut Nico, pelaku yang pernah terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi dua dosis itu, diduga dengan sengaja tidak melaporkan adanya vaksin sisa. Sedangkan dari data orang tervaksin, semua telah sesuai atau telah divaksin semua. Namun karena ada sisa-sisa di botol vaksin, pelaku memanfaatkan celah itu untuk berbuat nakal. “Padahal aturannya semua harus dilaporkan, termasuk penggunaan vaksin,” kata Nico tentang vaksin booster ilegal tersebut.

Baca Juga: Vaksin Booster Gratis untuk Peserta BPJS Kesehatan, Simak Cara Mendapatkannya

Berita terkait

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

11 jam lalu

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

Baru-baru ini Warga Stren Kali yang mendiami Rusunawa Gunungsari, Surabaya, mengalami penggusuran

Baca Selengkapnya

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

14 jam lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

19 jam lalu

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

Kisah Nimas Sabella sepuluh tahun diganggu pria viral di media sosial. Polda Jawa Timur pun bergerak

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

1 hari lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

1 hari lalu

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

Bank BRI membuka rekrutmen Brilian Banking Officer Program (BPOP) Batch 2 tahun 2024 periode 15-22 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

4 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

7 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih di ICU RSUI dan RS Bhayangkara Brimob

4 hari lalu

7 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih di ICU RSUI dan RS Bhayangkara Brimob

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengungkapkan 7 korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana masih menjalani perawatan intensif di ICU rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

10 hari lalu

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

10 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

10 hari lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya