Empat KEK Berdaya Ungkit Pembangunan Nasional

Jumat, 3 Desember 2021 20:35 WIB

Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Pariwisata Mandalika. Dok. Istimewa

INFO NASIONAL – Pemerintah berupaya mengembangkan industri melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan ini bertujuan meningkatkan investasi, ekspor, substitusi impor, menciptakan lapangan pekerjaan, serta membuat model terobosan pengembangan kawasan melalui pengembangan industri dan jasa.

Dalam pengembangan KEK, yang disasar adalah industri berdaya saing global, jasa pariwisata bertaraf internasional, jasa pendidikan dan kesehatan, serta ekonomi digital. Sejumlah regulasi telah diterbitkan terkait pengembangan KEK.

Regulasi tentang KEK diterbitkan oleh Presiden dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), misalnya PP Nomor 85 Tahun 2019 yang menetapkan KEK Kendal, Jawa Tengah; PP Nomor 42 Tahun 2017 tentang KEK Galang Batang, Kepulauan Riau; PP Nomor 52 Tahun 2014 mengenai KEK Mandalika; dan PP Nomor 29 Tahun 2012 tentang KEK Sei Mangkei.

Pengembangan KEK semakin dipermudah ketika Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 atau kerap disebut UU Cipta Kerja lahir. Misalnya regulasi turunan dari beleid tersebut, PP Nomor 40 Tahun 2021 khusus membahas tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Hal ini membuat gairah dunia usaha melakukan kegiatannya untuk pengembangan ekonomi kawasan.

Hasilnya terlihat pada KEK Galang Batang yang telah melakukan ekspor perdana alumina pada Juli silam, sebanyak 70 ribu ton dengan nilai US$21 juta. KEK di Kepulauan Riau ini akan berfokus pada industri manufaktur modern, seperti industri hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan. Realisasi modal usaha pengolahan bauksit di KEK Galang Batang sudah mencapai Rp 14,4 triliun.

Advertising
Advertising

Sedangkan KEK Mandalika paling menarik minat pelaku usaha. Pengembangan kawasan pariwisata yang diproyeksikan menarik modal usaha senilai Rp 40 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 587.000 hingga tahun 2025. Mandalika kian populer setelah menghelat balap motor kelas dunia, World Superbike bulan lalu.

KEK Kendal boleh disebut paling ramah terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kawasan ini memang mencanangkan kemitraan pada pelaku UMKM. KEK Kendal memberi kepastian investor mendirikan usaha dalam waktu singkat. Pasalnya, semua perizinan usaha di-handle melalui kantor administrator KEK, dan investor bisa langsung fokus memikirkan bisnis mereka.

KEK Kendal telah mencetak nilai modal berusaha sebesar Rp 6,6 triliun. Kawasan ini menampung usaha tekstil, mainan anak, elektronik, makanan dan minuman, serta otomotf. Nilai ekspor KEK Kendal sedang digenjot agar mencapai US$ 17,2 juta pada tahun ini.

Sementara itu, KEK Sei Mangkei yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sedang diupayakan pengembangannya lebih lanjut. KEK Sei Mangkei berada di luas lahan 1.933,8 hektare. Di dalamnya terdapat industri hilir kepala sawit, karet, dan lainnya. Nilai modal berusaha di kawasan ini telah mencapai Rp 5,4 triliun.

Selain industri karet dan sawit, KEK Sei Mangkei juga akan dijadikan pusat industri elektronika, kimia, pangan, dan bangunan. Di dalamnya akan dibangun kompleks lainnya, seperti zona logistik dan pariwisata. KEK Sei Mangkei diproyeksikan dapat menarik nilai usaha sebesar Rp 129 triliun dan menyerap tenaga kerja 83,3 ribu orang pada 2031. Pembangunan kawasan ini membutuhkan biaya sekitar Rp 5,1 triliun. (*)

Berita terkait

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

16 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

17 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

17 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

19 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

50 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

51 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

16 Maret 2024

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Pembahasan RPP Mangrove, Walhi: Acuannya Bukan UU LH, tapi Cipta Kerja

20 Februari 2024

Pembahasan RPP Mangrove, Walhi: Acuannya Bukan UU LH, tapi Cipta Kerja

Berikut ini 6 catatan miring Walhi atas RPP Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang telah disusun KLHK.

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

13 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

Tanggapan Ketua BEM UGM terhadap aksi Gejayan Memanggil bersama masyarakat ajak nyalakan alarm untuk demokrasi.

Baca Selengkapnya

"Surat Cinta" Dosen dan Mahasiswa Fisipol UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Ini Isinya

12 Februari 2024

"Surat Cinta" Dosen dan Mahasiswa Fisipol UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Ini Isinya

Dosen dan mahasiswa Fisipol UGM kritisi peran Mensesneg Pratikno dan Koordinator Stafsus Ari Dwipayana yang menjadi bagian masalah demokrasi saat ini.

Baca Selengkapnya